Milenianews.com – Layanan internet satelit Starlink milik Elon Musk sudah genap satu tahun beroperasi secara komersial di Indonesia. Namun, laporan terbaru dari OpenSignal justru menyoroti penurunan performa jaringan tersebut khususnya dalam hal kecepatan unduh dan unggah.
Menurut data yang dirilis OpenSignal, kecepatan unduh Starlink saat awal hadir di Indonesia pada 2024 sempat menyentuh 42 Mbps. Tapi setahun kemudian, angka itu terjun bebas ke 15,8 Mbps. Sementara kecepatan unggah juga turun dari 10,5 Mbps menjadi 5,4 Mbps pada 2025.
Baca juga: Elon Musk Mau Bikin Jaringan Seluler Tanpa BTS, Starlink Langsung Nyambung ke HP
Kepadatan Pengguna Diduga Jadi Biang Turunnya Performa
Dalam laporannya, OpenSignal menyebut penyebab utama penurunan performa ini adalah kemacetan jaringan akibat padatnya jumlah pelanggan. Bahkan pada Juli 2025, Starlink sempat menghentikan sementara pendaftaran pelanggan baru untuk menanggulangi hal tersebut.
“Dalam 12 bulan sejak peluncuran, kecepatan unduh Starlink terpangkas hampir dua pertiga dan unggah hampir setengahnya,” tulis OpenSignal, dikutip Selasa (13/10/2025).
Selain itu, biaya langganan Starlink di Indonesia terbilang mahal, berkisar Rp8 juta hingga Rp9,4 juta tergantung dari jenis gateway yang digunakan. Jika dibandingkan dengan rata-rata upah bulanan masyarakat Indonesia yang sekitar Rp3 juta, jelas Starlink masih menjadi layanan premium yang belum terjangkau untuk semua kalangan.
Stabilitas Meningkat, Tapi Saingan Lokal Tak Bisa Dianggap Remeh
Meski kecepatan internetnya turun, laporan OpenSignal juga mencatat peningkatan kualitas konsistensi layanan Starlink. Angka konsistensi naik dari 24,2% menjadi 30,9%, artinya koneksi lebih stabil untuk keperluan seperti video call, streaming, dan meeting online.
Namun, ujian sejatinya datang dari kompetitor dalam negeri seperti Fixed Wireless Access (FWA), yang selama ini menjadi ujung tombak konektivitas digital di berbagai wilayah Indonesia.
“Starlink memang memberi harapan baru untuk wilayah pedesaan dan terpencil yang selama ini kesulitan sinyal, tapi ekspansi mereka juga menghadapi tantangan berat,” jelas OpenSignal.
Baca juga: Astronom Temukan Planet Y, Calon Planet Kesembilan di Tata Surya
Beberapa tantangan yang disebut antara lain:
Kemacetan jaringan karena tingginya jumlah pengguna
Harga langganan yang mahal
Regulasi ketat dari pemerintah untuk menjaga kesetaraan pasar
Starlink memang hadir membawa harapan untuk konektivitas daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar), tapi performanya dalam setahun terakhir membuktikan bahwa membangun koneksi cepat dan stabil dari langit pun tetap punya tantangan di bumi.
Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube Milenianews.