Puisi  

Titik Nadir

Yuli Oktania. (Foto: Istimewa)

Oleh Yuli Oktania

 

Angin semilir…

Menepis wajah wajah penuh lelah. Datar…dan hambar…

Tanpa garis senyum terukir di wajah.

 

Ketika letih telah berada di titik nadir

Hanya detak jantung yang terdengar

Tanpa suara ataupun kata

Untuk sekedar bertukar rasa

 

Sesekali helaan nafas terdengar begitu berat

Dari kumpulan orang orang hebat

Yang mencoba untuk terus kuat

Walau ujian terus menghebat

 

Karena dalam diri telah terpatri

Untuk terus mengabdi dan mewakafkan diri

Demi kelangsungan pendidikan anak negeri

Pewaris dan kebanggaan Ibu Pertiwi

 

Pantang mengajar jika kami berhenti belajar

Karena kami tidak sedang merasa pintar

Tak perlu kalut dengan segala hingar bingar

Karena kita sedang berada di jalan ikhtiar

 

Teruslah langit kan doa

Menyapa mesra sang pencipta

Yang selalu hadir

Sebagai pelabuhan terakhir.

 

Yuli Oktania  lahir di Ciamis,  31 Oktober 1979.  Mengabdi di unit TK Bosowa Bina Insani sejak 23 tahun lalu. Sedikit introvert membuatku leluasa menuangkan ide dalam bentuk tulisan. Hanya sekedar renung bertafakur untuk dapat mengukur diri. Mengafirmasi segala gundah dan mengubahnya menjadi semangat baru.

Exit mobile version