Membuktikan Keberkahan Hidup Dekat dengan Al-Qur’an

Judul buku: Meraih Keberkahan Dekat dengan Al-Qur’an: Inspirasi Lahirnya Taman Qur’an KELOPAQ

Penulis: Agus Sudjatmiko S.Pd.I

Penerbit: CV. Madsarah Digital Group

Cetakan: I, Maret 2025

Tebal: xvi+120 hlm

 

Milenianews.com, Ngobrolin Buku– Al-Qur’an sebagai pedoman dan lentera hidup umat Islam merupakan sumber inspirasi yang tak pernah kering. Sebagai pedoman dan lentera hidup, isi dari Al-Qur’an adalah rambu-rambu bagi umat Islam selama hidup sekaligus pembimbing.

Orang yang dekat dengan Al-Qur’an hidupnya pasti berkah. Bahkan tidak hanya untuk dirinya sendiri, melainkan juga komunitas atau masyarakatnya. Hal itu telah dibuktikan oleh penulis buku ini, Agus Sudjatmiko S.Pd.I. Sejak awal, ia bersama istrinya, Ika Abri Astuti S.Pd.I, berkomitmen untuk membina keluarga yang dekat dengan Al-Qur’an. Keduanya berikhtiar keras mendidik anak-anak mereka – yang berjumlah delapan orang – agar menjadi para penghafal Al-Qur’an.

Hasilnya, mereka bukan hanya  menjadi hafidz Qur’an, tapi juga sekaligus menjadi anak-anak yang sukses dalam bidang pendidikan, yang antara lain ditandai dengan keberhasilan kuliah di berbagai perguruan tinggi terkemuka dengan fasilitas beasiswa. Mereka sukses bukan hanya dalam bidang akademik, tapi juga non-akademik. Dan di atas semua itu, mereka menjadi anak-anak yang saleh dan salehah yang selalu berbakti kepada kedua orang tuanya.

Tak berhenti hanya sampai di level keluarga, Agus dan istrinya ingin menyebarkan keberkahan yang diraih oleh keluarganya dengan mengajak masyarakat untuk bersama-sama  meraih keberkahan dekat dengan Al-Qur’an. Caranya dengan mendirikan Taman Qur’an KELOPAQ, yang merupakan singkatan dari Keluarga Pencinta Al-Qur’an.

Tentunya ini tidak semudah membalikkan telapak tangan. Karena, sebuah cita-cita yang besar, apalagi mencetak generasi penghafal Qur’an,  tentunya memerlukan perjuangan (effort) yang besar pula. Ini merupakan Sunnatullah.  Hal itu ditempuh oleh Agus. Ia belajar kepada tokoh-tokoh yang telah terlebih dahulu berhasil mencetak keluarga dan komunitas pencinta dan penghafal Al-Qur’an. Tidak hanya di Indonesia, bahkan sampai ke Mesir. Barulah setelah itu, ia mendirikan Taman Qur’an KELOPAQ yang mengusung motto “Balitaku bisa baca Al-Qur’an dan hafal juz 30”.

Dalam perjalanan mengembangkan Taman Qur’an KELOPAQ, Agus menemukan beberapa kasus terkait pembelajaran tahfidz Qur’an maupun pesantren pada umumnya. Baik di sekolahnya maupun dari cerita pengalaman orang tua murid.

Ia pun terus berupaya mencari jalan untuk memecahkan kendala tersebut. Sampai suatu hari ia dipertemukan dengan pengelola sekolah yang menerapkan konsep pembentukan karakter BCCT (Beyond Centre and Circle Time) dari Amerika Serikat – di Indonesia sering disebut  dengan Metode Sentra. Agus kemudian memadukan pendidikan tahfidz di Taman Qur’an KELOPAQ  dengan BCCT. Boleh dibilang, Taman Qur’an KELOPAQ mungkin sekolah pertama di Indonesia yang memadukan pendidikan tahfidz Al-Qur’an dengan BCCT.

Pengalaman itulah, mulai dari berkomitmen untuk membina keluarga yang dekat dengan Al-Qur’an hingga mendirikan Taman Qur’an KELOPAQ yang memadukan pendidikan tahfidz Qur’an dengan BCCT, yang dituangkan oleh Agus dalam buku ini. “Saya menulis buku ini agar pengalaman hidup saya nendidik anak-anak menjadi penghafal Al-Qur’an terwarisi kepada ibu bapak muda yang masih punya anak balita sehingga terlahir   Kelopaq ( keluarga Pencinta Al qur’an)  minimal 1 rumah satu penghafal Al-Qur’an,” kata Agus Sudjatmiko terkait alasannya menulis buku tersebut, seperti dituturkannya dalam Kata Pengantar Penulis.

Ia mengutip  Syaikh Abdul Kawi Al Arjali Al-Yamani memberi nasehat seperti dikutip dalam salah satu dalam video “Keutamaan Al-Qur’an Ahlul Qur’an”  yang disiarkan   MadaniTeve.net. bahwa siapa yang menginginkan keberkahan pada rezeqi, umur, dan kesehatan , maka dekatlah dengan Al-Qur’an.

Untuk menggapai keberkahan dari Allah SWT, maka kita harus memahami firman Allah  SWT dalam surat Al Maidah ayat 35 yang artinya “ Hai orang orang yang beriman,  bertaqwalah kepada Allah  SWT dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah di jalan-Nya, supaya kamu mendapatkan keberuntungan.”

“Jadi ada tiga   syarat jika kita ingin mendapat keberutungan atau keberkahan dari Allah  SWT. Yaitu: bertaqwa kepada Allah  SWT, beramal saleh  dan berjihad di jalan-Nya,  maka kita akan mendapatkannya.” (hlm 25-26)

Secara keseluruhan, buku ini dibagi menjadi 5 bagian dan 13 bab. Bagian 1 menceritakan komitmen dan upaya penulis dan istrinya dalam mencetak anak-anak penghafal Al-Qur’an, utamanya memasukkan anak-anak ke pondok pesantren.

Bagian II menceritakan  anak-anaknya diterima di perguruan tinggi terkemuka dengan fasilitas beasiswa yang merupakan berkah dekat dengan Al-Qur’an. Berkah dekat Al-Qur’an itu sekaligus juga mengantarkan penulis, istri dan anak-anaknya menunaikan ibadah umrah atas hadiah dari Ustad Yusuf Mansur (pimpinan Darul Qur’an) dan penulis menunaikan ibadah haji atas undangan dari Gubernur Jawa Barat.

Salah satu momentum paling mengharukan ketika dua anak penulis —  yang merupakan anak kembar: Muhammad Ismail dan Muhammad Ishaq) –  ditest hafalan Al-Qur’an-nya oleh Ustadz Yusuf Mansur.  “Di bawah pohon jamblang yang rindang,  Kembar disuruh memperdengarkan ayat-ayat Al-Qur’an yang mereka hafal. Kembar membaca Surat Thoha yang biasa dilantunkan secara bersamaan kalau sedang ada acara di Malaysia dan terlihat Ustadz  Yusuf Mansur sangat menikmati bacaan Al-Qur’an Kembar seraya berkata, “Mulai besok kamu sekolah di sini.”

Mendengar hal tersebut saya terkejut dan menatap Ustadz Yusuf Mansur dengan wajah yang bingung karena kami tidak memiliki dana  sebesar itu. Dengan senyum yang khas beliau menatap saya sambil  berkata, “ Kenapa?  Gak  punya duit yaa buat masukin anak ke sini?”

Saya terdiam,  tidak bisa menjawab apa-apa kecuali hanya menganggukan kepala. Lalu Ustadz  Yusuf Mansur mengatakan, “Kembar akan sekolah di pesantren ini secara gratis.”   Bak disambar petir,  terasa tak percaya mendengar ucapan Ustadz  Yusuf Mansur.” (hlm 29-30)

Bagian III menceritakan kiprah dan perjuangan penulis dan sejumlah santri Darul Qur’an Internasional di Jalur Gaza, Palestina.

Bagian IV mengupas upaya penulis merintis dan mengembangkan Taman Qur’an KELOPAQ dari awal sampai saat ini.

Salah satu di antaranya, saat penulis melakukan studi banding kepada Dr. Kamil Laboudy di Mesir.  “Bersama utusan dari NGO One Day One Juz kami memanfaatkan waktu untuk melakukan studi banding ke  Markaz Tabarrak asuhan Dr.  Kamil Laboudy yang memiliki tiga anak yang hafizh Al-Qur’an sejak usia balita.” (hlm 55)

Penulis juga menceritakan perubahan konsep pembelajaran di KELOPAQ: “Seiring dengan berjalannya waktu membuat Kelopaq terus memperbaiki sistem pendidikan Al-Qur’annya. Di awal, kami punya program anak balita bisa baca Al-Qur’an dan hafal juz 30 yang ditempuh dalam waktu enam bulan. Lalu kami mengubah jangka waktunya menjadi 1 tahun dan terakhir kami buat menjadi 3 tahun .

Kami lakukan ini  karena banyak pertimbangan masalah perkembangan anak usia dini yang harusnya setiap kegiatan dilakukan dengan bermain. Dunia anak sesunguhnya adalah bermain. Belajar Al-Qur’an sejak dini boleh tapi harus dikemas dalam bentuk yang menyenangkan.” (Hlm 73)

Bagian V menyajikan artikel yang ditulis oleh Pakar Pendidikan BCCT Tjutju Herawati M.Pd. Ia secara khusus membahas urgensi  upaya Taman Qur’an KELOPAQ memadukan pendidikan tahfidz Al-Qur’an dengan BCCT. Tjutju Herawati menegaskan: “Implementasi dalam pembelajaran yang memadukan konsep Tahfidz dan Model pembelajaran BCCT/ Sentra adalah sebuah tantangan terutama di era digitalisasi ini. Tim guru perlu terus belajar dan meningkatkan kualitas diri sehingga tujuan dapat dicapai sesuai harapan. Membangun karakter Al-Qur’an terutama dimulai dari diri guru itu sendiri. Sebagaimana kita ketahui, ada tiga guru bagi anak-anak yaitu: guru di sekolah, guru di rumah (orang tua), dan guru di lingkungan masyarakat tempat mereka berada. Orang tua adalah koordinator dari ketiga guru tersebut yang perlu terus menjadi teladan terutama di dalam keluarga.” (hlm 86-87)

Buku ini  merupakan bacaan yang sangat menginspirasi  bagi siapapun yang bermimpi mempunyai anak-anak yang hafal Al-Qur’an.

Sebagai Buku Ke-1 Serial Buku KELOPAQ, buku ini insya Allah akan diikuti dengan buku-buku berikutnya karya penulis, istrinya, dan anak-anaknya. Tentunya buku-buku tersebut layak ditunggu.

Penulis: Irwan Kelana

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *