Judul buku: Antologi Buku Guru: Ragam Cerita Menarik dari Berbagai Sudut dan Pengalaman Guru
Penulis: Adang Rusman S.Pd.I, M.Pd. dkk
Penerbit: SD Bina Insani
Cetakan: I, 2025
Tebal: 162 hlm
Milenianews.com, Ngobrolin Buku– Guru adalah profesi yang luar biasa. Dan pekerjaan menjadi seorang guru bukan hanya pekerjaan fisik, tapi juga hati.
Apalagi menjadi guru SD. Pasti banyak dinamika dan suka duka yang mesti dihadapi dan dilewati.
Membaca kesaksian atau pengalaman para guru SD selalu menarik. Tak terkecuali para guru SD Bina Insani, Bogor.
Buku ini memuat kesaksian 56 guru SD Bina Insani. Kesaksian tersebut ditulis dalam beragam bentuk tulisan: puisi, cerpen, artikel hingga cerita (penuturan).
Tepat sekali penggambaran yang dipaparkan oleh Drs. Edi Mawardi MA, dalam buku ini. Ia menyebut pekerjaan guru sebagai “Langit yang tak Berbatas”.
“Aku percaya, pendidikan adalah perjalanan yang tak pernah berhenti. Seperti langit, ia selalu ada, selalu meluas, dan selalu memberi kesempatan baru. Tantangan mungkin datang, tetapi langit itu tetap tak terbatas, memberi ruang untuk terbang tinggi. Dan aku sebagai guru, akan terus terbang bersama mereka. Bersama siswa-siswi ini, untuk mencapai langit yang lebih tinggi, lebih terang, dan lebih penuh makna mewarnai di kehidupan mereka di masa datang.” (hlm 25)
Ia menambahkan, “Meskipun tantangan tak selalu mudah, mereka (para guru, Red) membuktikan bahwa langit mereka tidak terbatas. Guru bukan hanya mengajar, mereka membentuk masa depan. Melalui ketulusan, ketekunan, dan keberanian, mereka menerangi jalan bagi generasi yang akan datang. ‘Langit yang Tak Terbatas’ adalah pengingat bagi kita semua bahwa pendidikan adalah sebuah perjalanan Panjang yang tak pernah selesai, di mana setiap guru , setiap siswa, dan setiap tantangan adalah bagian dari cerita besar yang terus berkembang.” (hlm 28)
Hal senada diungkapkan oleh Dhini Trisna Diana, S.Pd.dalam tulisannya yang berjudul “Lembaran Harapan untuk Generas Emas”:
“Dalam mengajar, guru menghadapi berbagai problema yang berhubungan dengan siswanya, sekolahnya, lingkungannya, bahkan latar belakang siswanya. Dengan segala problema yang dihadapi, terselip harapan, impian dan cita-cita untuk dapat mewarnai anak didiknya dengan warna-warna yang membanggakan yang dapat membuat mereka menjadi bagian dari generasi emas, generasi yang lebih baik.” (hlm 21)
Lalu, seperti apakah sosok guru hebat itu? Menarik sekali tulisan Fahmi Awaludin berjudul “Guru Hebat di Mata Murid”:
“Guru hebat tidak hanya mengajarkan ilmu, tetapi juga kehidupan.” “Sebagai guru, tugas saya bukan hanya mengajarkan pelajaran, tetapi juga membantu kalian menemukan kekuatan dalam diri sendiri. Percayalah, tidak ada Impian yang terlalu besar untuk dicapai. Kerja keras dan keyakinan akan membuka jalan menuju kesuksesan. Teruslah belajar, tumbuh dan berani menghadapi tantangan, karena masa depan kalian dimulai hari ini.” (hlm 39)
Sementara itu Jelly Paramweswari S.Sos.I, dalam tulisannya yang berjudul “Cerita Kita” meningatkan pentingnya membangun hubungan emosional antara guru dan murid dalam proses pembelajaran, terutama di era teknologi yang kini terus berkembang.
“Guru yang memiliki koneksi emosional yang kuat dengan murid dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan mereka secara lebih mendalam, serta memberikan pendampingan dan arahan yang tepat sesuai dengan kebutuhan individu mereka. Hal ini dapat meningkatkan motivasi belajar, pengembangan keterampilan sosial, dan perkembangan pribadi secara keseruhan.”
Luthfiyah Masrukhan, M.Pd. menekankan pentingnya jiwa guru sebagai fondasi utama pendidikan: “Pendidikan tidak sekadar tenatng apa yang diajarkan atau bagaimana mengajarkannya, melainkan siapa yang mengajarkan, dan dengan jiwa seperti apa seorang guru melakukannya.” (hlm 65)
Kehadiran buku ini diharapkan bisa mewakili sebagian kesaksian guru-guru di Tanah Air. Tapi tentunya masih banyak kesaksian lainnya yang belum dituliskan. Semoga guru ini segera diikuti oleh buku-buku lainnya yang ditulis oleh para guru.
Buku-buku semacam ini niscaya menjadi inspirasi berharga bagi para calon guru maupun mereka yang saat ini sudah menekuni pekerjaan sebagai guru. Juga, membuka mata para siswa dan orang tua siswa betapa mulianya jejak perjuangan para guru dalam upaya melahirkan generasi baru yang lebih bermutu.
Seperti ditegaskan oleh Agung Sutalaksana S.Sos.I., M.Pd., dalam tulisannya yang berjudul “Guruku Tersayang”: “Guru, dalam kesehariannya tidak hanya menjadi pentransfer ilmu pengetahuan. Guru itu harus bisa menjadi teladan dan contoh bagi muridnya. Guru juga haruslah mampu mengenalkan dan mengajak siapapun pembelajar untuk mengenal Tuhannya, mencintai-Nya, dan taat serta patuh kepada-Nya. Guru menjadi contoh dalam segala aktivitas kehidupannya, tindak tanduknya, prestasinya, sampai gaya kepemimpinannya.” (hlm 7)