Judul Buku : Hujan
Penulis : Tere Liye
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Umum
Tahun Terbit : 2016
Tebal Buku : 320 halaman (20 cm)
ISBN : 978-602-03-2478-4
Milenianews.com, Ngobrolin Buku- Sastra adalah ekspresi kecemasan manusia, individu dan pengarang yang mengungkapkan kehidupan orang-orang di sekitarnya. Melukis potret waktu mereka dan menegaskan harapan, visi, atau bahkan kecemasan tentang masa depan kehidupan masyarakatnya dan sastra adalah ekspresi dari semua ini. Bahasa dan sastra merupakan fenomena sosial dan budaya yang melibatkan kreativitas manusia.
Jika kita melihat cara hidup masyarakat di Indonesia saat ini, banyak hal yang bisa membuat kita sedih. Kegagalan pembentukan jiwa manusia, yang mengakibatkan perilaku menyimpang, menjadi penyebab banyak kasus. Karena pengaruh lingkungan, pergaulan, dan faktor ekonomi yang menyebabkan merosotnya jiwa manusia, maka semuanya kembali lagi pada kepribadian manusia itu sendiri.
Psikologi sastra adalah kajian yang memandang karya sebagai kreativitas kejiwaan. Pengarang akan menggunakan pencipta, rasa, dan karya dalam berkarya. Begitu pula pembaca dalam menanggapi karya juga tidak akan lepas dari kejiwaan masing-masing. Bahkan, sebagaimana psikologi sastra pun mengenal karya sebagai pantulan kejiwaan. Pengarang akan menangkap gejala jiwa kemudian diolah kedalam teks dan dilengkapi dengan kejiwaannya. Proyeksi pengalaman sendiri dan pengalaman hidup di sekitar pengarang, akan terproyeksi secara imajiner ke dalam karya sastra.
Dalam novel Hujan karya Tere Liye yang dipilih oleh penulis karena sosok Lail dan Esok yang digambarkan di dalam novel sesuai dengan apa yang dialami dalam kehidupan nyata. Yang membuat novel ini menarik untuk dianalisis adalah pengarang yang menyampaikan ekspresi psikologi seperti kecemasan dan mekanisme pertahanan ego dengan sangat jelas.
“Bagian terbaik dari jatuh cinta adalah perasaan itu sendiri, Kamu pernah merasakan rasa sukanya, sesuatu yang sulit dilukiskan kuas sang pelukis, sulit disulam menjadi puisi oleh pujangga, tidak bisa dijelaskan oleh mesin paling canggih sekalipun. Bagian terbaik dari jatuh cinta bukan tentang memiliki. Jadi, kenapa kamu sakit hati setelahnya? Kecewa? Marah? Benci? Cemburu? Jangan-jangan karena kamu tidak pernah paham betapa indahnya jatuh cinta.”― Tere Liye, Hujan
Sinopsis
Membahas sinpsis dari novel Hujan ini bercerita tentang di mana Lail di bumi masa depan yang serba canggih. Cerita diawali oleh Lail yang berusaha menghapus seluruh kenangan menyakitkan selama hidupnya dengan menggunakan sebuah alat canggih di zaman itu. Salah satu syarat agar alat tersebut dapat bekerja dengan baik adalah sipasien harus menceritakan kenangan-kenangan selama hidupnya tanpa satupun yang ditutup-tutupi. Lail bercerita mulai masa kecilnya. Ketika itu ia sedang terburu-buru untuk masuk kesekolah pertama kalinya. Bersama ibunya yang tak henti-hentinya menyuruhnya bergegas agar tak ketinggalan kereta. Namun di perjalanan kereta, gempa bumi dahsyat mengguncang kota mereka.
Semua hancur berantakan, dan banyak sekali korban jiwa berjatuhan. Ibu Lail adalah salah satunya .Lail pun selamat karena seorang bocah laki-laki memegang tangannya ketika Ia akan jatuh ke lorong kereta. Anak laki-laki tersebut bernama Esok. Lail menderita. Esok dan Lail ternyata memiliki perasaan suka satu sama lain. Konflik yang terjadi pada tokoh utama tidak terlepas dari hubungannya dengan tokoh lain atau tokoh tambahan.
Banyak bentuk mekanisme pertahanan ego dan bentuk kecemasan neurotik yang muncul pada setiap konflik yang terjadi pada tokoh dalam novel Hujan karya Tere Liye. Oleh sebab itu peneliti mencoba mengkaji karya ini menggunakan teori psikoanalisis Sigmund Freud yaitu mekanisme pertahanan ego dan kecemasan neurotik. Ada 15 bentuk mekanisme pertahanan ego yaitu penolakan, represi, askatisme, isolasi, penggantian, melawan diri sendiri, proyeksi, tawanan altruistik, pembentukan reaksi, penghapusan, introjeksi, identifikasi, regresi, rasionalisasi, dan sublimasi. Sedangkan bentuk kecemasan ada tiga yaitu kecemasan realistik, kecemasan neurotik, dan kecemasan moral.
Tema
Di dalam novel ini terdapat berbagai tema yaitu: tentang persahabatan, tentang cinta, tentang perpisahan, tentang melupakan, dan tentang hujan.
Tokoh
- Lail, seorang gadis yang pemberani dan memiliki jiwa sosial dan dia juga seorang gadis yang pintar dan berbakat.
- Elijah, seorang fasilitator yang menjalani tugasnya dengan jujur dan profesional.
- Esok/Soke Bahtera, seorang ilmuwan muda yang paling terkemuka bahkan saat usianya baru tujuh belas tahun.
- Marya, seorang gadis yang memiliki selera humor dan memiliki jiwa sosial.
- Ibu Lail, seorang ibu yang sangat menyayangi anaknya. Bahkan hingga akhir hidupnya, ia masih memberikan dukungan kepada Lail.
- Ayah Lail, seorang ayah yang sangat perhatian kepada anaknya.
- Wali Kota, seorang public figur dalam keluarganya.
- Istri Wali Kota, seorang ibu yang menganggap Lail sudah seperti anaknya sendiri.
- Claudia, mudah bergaul dengan orang lain dan tidak membeda-bedakan teman.
- Ibu Suri, seseorang yang memiliki watak tegas kepada anak-anak panti.
- Penumpang Kapsul Kereta: Tidak mau menuruti instruksi dari petugas atau memiliki sikap keras kepala.
- Ibu Esok, sosok ibu yang selalu mengajarkan yang terbaik untuk anaknya.
Alur
Alur novel ini yaitu alur maju mundur. Karena dimulai dengan keinginan Lail untuk menghapus memorinya tentang seseorang. Kemudian kembali kepada kisah Lail saat berusia 13 tahun.
Sudut Pandang
Sudut pandang yang digunakan dalam novel ini yaitu sudut pandang orang ketiga. Contohnya; dia, ia, dan nama orang
Amanat
Janganlah mudah putus asa, tetap percaya diri dengan usaha yang telah dilakukan pun disertai komitmen rasa tanggung jawab, jangan jadi orang yang rakus, pandai-pandailah dalam menjalani setiap permasalahan.
Kelebihan
Meski memiliki halaman buku yang tebal, novel ini memiliki kelebihan karena sangat menarik dan mudah untuk dipahami. Alur dalam ceritanya yang tidak dapat diprediksi, menjadikan pembaca sangat penasaran dengan apa yang akan terjadi selanjutnya. Kisah persahabatan dan cinta yang dikemas dengan menawan dan menarik. Ketika kita membaca buku ini, kita mulai membayangkan masa depan yang tergambar dalam cerita, yang mencakup teknologi canggih seperti anting-anting yang dapat digunakan sebagai panduan online, mobil self-driving, alat komunikasi yang menempel di tangan kita, dan sebagainya.
Kekurangan
Kelemahan dalam suatu karya tulis bukanlah menjadi hal yang baru. Pasalnya, hal tersebut dapat terjadi pada hasil karya tulis siapapun, entah itu dari karya seorang penulis yang terkenal sekalipun. Demikian pula pada karya dari seorang penulis kenamaan yang satu ini, Tere Liye. Pada karya tulisnya yang bertajuk Hujan ini, terdapat beberapa kelemahan yang memuat di dalamnya.
Penulis mengilustrasikan karakter dari sosok Lail dengan kurang kuat. Dalam hal ini, Lail hanyalah seorang gadis lemah, mudah menangis, dan tidak mempunyai sikap inisiatif. Mungkin dapat dikatakan apabila tidak adanya sosok Maryam, Lail bisa saja tidak dapat mencapai titik keberhasilan. Lail selaku tokoh utama, alangkah baiknya divisualisasikan sebagai sosok inisiator, bukanlah sebagai pengikut. Walaupun dalam cerita di novel ini, hasil akhir dari ajakan temannya itu baik pula. Selain itu, segala aspek yang memuat di dalamnya murni hanya membahas mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa menyinggung persoalan agama sedikitpun.