Wisuda BM 400 Tahun 2025: “From Dream To Destiny, Powered by Passion, Guied by Purpose”

Sekolah Bakti Mulya (BM) 400 menggelar wisuda SD, SMP dan SMA, di The Krakatau Grand Ballroom TMII Jakarta, Sabtu, 14 Juni 2025. (Foto: Dok BM 400)

Milenianews, Jakarta— Di tengah gemerlap suasana The Krakatau Grand Ballroom TMII Jakarta, Sabtu, 14 Juni 2025, sebanyak 283 siswa dari jenjang SD, SMP, dan SMA Bakti Mulya 400 resmi diwisuda dalam sebuah acara yang sarat makna dan penuh haru. Dengan mengusung tema “From Dream to Destiny, Powered by Passion, Guided by Purpose”, acara ini menjadi penanda akhir dari satu fase penting dalam kehidupan para siswa sekaligus gerbang pembuka menuju babak kehidupan berikutnya.

Sebanyak 98 siswa dari SD (angkatan ke-35), 68 siswa dari SMP (angkatan ke-38), dan 117 siswa dari SMA (angkatan ke-24) tampil anggun dengan toga dan semangat yang terpancar di wajah mereka. Acara ini bukan sekadar prosesi seremonial, melainkan bentuk penghargaan atas kerja keras, dedikasi, dan perjalanan panjang para siswa dalam meraih prestasi akademik dan non-akademik.

Deputy Ketua Pelaksa Harian (KPH), Euis Tresna, M.Si. melaporkan bahwa  tahun pelajaran 2024/2025 menunjukkan peningkatan signifikan pada capaian hasil ujian akhir sekolah. Untuk SD, rata-rata nilai akhir adalah 87,43; untuk SMP juga sebesar 87,43; sementara SMA mencapai 89,25. Peningkatan ini bukanlah hasil kebetulan semata.

“Tren nilai menunjukkan grafik naik secara konsisten. Ini menjadi cerminan dari sistem pendidikan yang terus berkembang, ditopang oleh dedikasi guru, keterlibatan aktif orang tua, serta semangat belajar yang tinggi dari para siswa,” tandas Euis Tresna.

Dalam sesi sambutan yang penuh kehangatan, Wakil Ketua Dewan Pengurus Yayasan Bakti Mulya 400, Baskara Sukarya, menyampaikan pesan mendalam yang berisi lima bekal utama untuk para wisudawan.

“Pertama, jadilah pribadi yang berakhlak mulia. Ini adalah fondasi dari semua bentuk keberhasilan. Kedua, jadilah pembelajar sepanjang hayat. Dunia terus berubah, dan hanya mereka yang terus belajar yang akan tetap relevan,” ujar Baskara.

Baca Juga : Membingkai Optimisme Sekolah Masa Depan: Catatan dari Kunjungan Studi Tiru Sekolah Dian Didaktika ke BM 400 Cibubur

Ia melanjutkan, “Ketiga, cintailah Indonesia sepenuh hati. Negeri ini membutuhkan generasi muda yang mencintainya secara aktif. Keempat, beragamalah dengan kesadaran, bukan sekadar kebiasaan. Dan terakhir, jadilah warga dunia yang bermartabat. Globalisasi menuntut kita untuk bersaing dan bekerja sama lintas budaya, tanpa kehilangan jati diri.”

Pidato tersebut mendapat apresiasi dari para hadirin, terutama para orang tua dan guru yang merasa bahwa nilai-nilai tersebut telah tertanam dan kini diteruskan kepada generasi berikutnya.

Ketua Pelaksana Harian (KPH) Bakti Mulya 400, Dr. Sutrisno Muslimin.

Pesan KPH

Tak kalah menyentuh, Ketua Pelaksana Harian (KPH), Dr. Sutrisno Muslimin, turut memberikan wejangan kepada para siswa yang diwisuda. Dengan suara penuh ketegasan, ia menyampaikan empat pesan penting.

“Pertama, jangan pernah tinggalkan salat lima waktu. Ini bukan hanya kewajiban, tetapi sumber kekuatan batin,” ujarnya.

“Kedua, berbaktilah kepada orang tua. Hormatilah mereka karena mereka adalah wakil Tuhan di dunia. Ketiga, hormati gurumu, karena mereka adalah cahaya dalam perjalanan ilmumu. Dan keempat, berprestasilah untuk bangsa dengan memiliki cta-cita tinggi yang menggetarkan. Bawalah nama baik Indonesia ke mana pun kalian melangkah,” tambah Sutrisno Muslimin.

Baca Juga : Lima Pilar Kesiapan Sekolah BM 400 Cibubur

Acara wisuda ini bukan hanya momentum akademik, tetapi juga menjadi ajang pembuktian bahwa nilai-nilai religius dan nasionalisme dapat berjalan beriringan. Pembacaan Al Quran dan doa penutup dibacakan dengan khusyuk, menciptakan suasana yang menenangkan dan menyatukan semua yang hadir dalam semangat keberkahan.

Lagu-lagu nasional dan paduan suara siswa yang mengusung tema cinta tanah air menggema di ruangan. Bahkan dalam penampilan seni yang ditampilkan para siswa, terlihat upaya merangkai keberagaman budaya Indonesia dalam satu narasi tunggal tentang persatuan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *