“Where We Are in Place and Time”, Menjelajah Dunia dari Ruang Kelas BM 400 Cibubur

Sekolah Bakti Mulya (BM) 400 Cibubur menggelar kegiatan UOI Project Expo dalam eksplorasi tema “Where We Are in Place and Time”, Selasa (21/10/2025). (Foto: Dok BM 400)

Milenianews.com, Cibubur– Di tengah hiruk-pikuk perkembangan pendidikan modern, Sekolah Bakti Mulya (BM) 400 Cibubur kembali menegaskan komitmennya terhadap pembelajaran yang bermakna dan berorientasi global melalui kegiatan UOI Project Expo dalam eksplorasi tema “Where We Are in Place and Time”.

Dalam kegiatan ini, siswa menunjukkan hasil belajar dan pemahaman mereka melalui pertunjukan, presentasi, serta pameran hasil karya mereka dengan tajuk “ UOI Project Expo and Dance Around the World”. Acara ini digelar pada hari Selasa, 21 Oktober 2025, bertempat di Infinity Hall, lantai dua, dan diikuti oleh para siswa Grade 1 hingga Grade 5 didampingi para guru dan hadir pula orang tua siswa.

Sejak pagi, aula sekolah sudah dipenuhi semangat. Para siswa mengenakan kostum khas dari berbagai negara—ada yang berbalut kimono Jepang, mengenakan sarung Bali, hingga meniru gaya penjelajah luar angkasa. Mereka bukan sekadar tampil, tetapi mengisahkan perjalanan manusia dalam memahami ruang dan waktu—dari peradaban klasik hingga era digital, dari langkah global hingga mimpi galaksi.

Belajar Melalui Rasa Ingin Tahu

Menurut Slamet Suwanto, koordinator PYP Bakti Mulya 400 Cibubur, kegiatan ini merupakan bagian dari pendekatan International Baccalaureate Primary Years Programme (IB PYP) yang diadopsi oleh sekolah. “UOI Project Expo bukan hanya pameran hasil karya. Ini adalah puncak dari proses panjang inquiry, di mana anak-anak belajar menemukan, meneliti, dan mempresentasikan pemahaman mereka sendiri tentang konsep besar,” ujarnya.

UOI atau Unit of Inquiry merupakan metode pembelajaran tematik yang menekankan pada pemahaman konsep lintas disiplin. Melalui tema Where We Are in Place and Time, siswa diajak menelusuri perjalanan manusia, mengenal akar budaya, perubahan peradaban, serta peran identitas diri di tengah arus globalisasi.

“Tujuannya agar siswa tak sekadar tahu tentang dunia, tetapi memahami di mana mereka berada dan bagaimana kontribusinya terhadap dunia,” tambah Slamet Suwanto.

Dari Pengetahuan Menjadi Tindakan

Kegiatan UOI Project Expo dirancang untuk membuat proses belajar menjadi tampak (make learning visible). Siswa tidak hanya menunjukkan hasil akhir berupa poster, model, atau video, tetapi juga menampilkan proses berpikirnya—dari tahap eksplorasi, riset, refleksi, hingga aksi nyata.

“Di sinilah pembelajaran benar-benar hidup,” kata Yulia Pratiwi, koordinator Kesiswaan dan Kehumasan PYP Bakti Mulya 400 Cibubur. “Anak-anak belajar menyampaikan ide, bekerja sama, dan melihat dampak dari pembelajaran mereka terhadap lingkungan sekitar. Mereka belajar bahwa ilmu bukan sekadar hafalan, tapi langkah menuju aksi dan perubahan,” kata Yulia.

Baca Juga : Siswa Kelas 5 BM 400 Cibubur Gabungkan Aksi Beramal dan Kreativitas

Menurut Yulia, kegiatan ini juga menjadi bentuk penilaian holistik. Guru dapat mengamati pemahaman konseptual, proses riset dan inkuiri, kemampuan komunikasi dan presentasi, serta profil pelajar dan sikap yang muncul selama proses. “Ini berfungsi ganda—sebagai asesmen formatif dan sumatif. Jadi kita bisa melihat sejauh mana pemahaman mereka berkembang,” jelasnya.

Panggung Dunia di Infinity Hall

Pukul 08.30 pagi, acara dibuka dengan alunan musik etnik yang berpadu dengan ritme modern. Setiap kelas menampilkan dance performance bertema budaya dunia. Orang tua dan guru menyaksikan dengan kagum, sementara anak-anak menari dengan percaya diri dan kebanggaan.

Namun bukan hanya pertunjukan tari yang menarik perhatian. Di sisi aula, berdiri deretan booth hasil proyek inkuiri siswa. Ada diorama kapal layar zaman penjelajahan, hingga simulasi planet dalam tata surya. Di setiap meja, anak-anak menjelaskan temuan mereka dengan percaya diri menggunakan bahasa Inggris dan Indonesia.

“Ini bagian dari student agency,” tutur Slamet Suwanto. “Mereka yang menentukan bagaimana cara belajar, apa yang ingin diteliti, dan bagaimana ingin mempresentasikannya. Kami hanya menjadi fasilitator,” imbuhnya.

Tema besar From Global Steps to Galactic Dreams yang terpampang di flayer acara mencerminkan visi besar Sekolah Bakti Mulya 400 Cibubur: membentuk pelajar yang berpikir global namun berakar kuat pada nilai lokal dan spiritual. Dalam setiap proyek, siswa diajak melihat keterhubungan antara masa lalu, masa kini, dan masa depan—antara budaya dunia dan identitas Indonesia.

Kolaborasi Orang Tua dan Sekolah

Salah satu ciri khas kegiatan ini adalah keterlibatan komunitas sekolah secara menyeluruh. Para orang tua bukan hanya hadir sebagai penonton, tetapi turut mendukung proses belajar anak sejak awal. Mereka membantu anak menelusuri sumber informasi, membuat karya, hingga mempersiapkan presentasi.

“Expo ini adalah perayaan bersama—hasil kerja kolaboratif antara siswa, guru, dan orang tua,” kata Yulia. “Dengan begini, pendidikan menjadi ekosistem, bukan aktivitas satu arah,” tuturnya.

Baca Juga : BM 400 Cibubur: Merajut Pemahaman Orang Tua Lewat Inquiry

Suasana akrab dan hangat terasa di seluruh ruangan. Sesi tanya jawab antara orang tua dan siswa berlangsung seru. Beberapa siswa dengan percaya diri menjelaskan konsep geografi dan sejarah, sementara lainnya bercerita tentang tokoh dunia yang menginspirasi mereka.

Refleksi dari Ruang Belajar Modern

Lebih dari sekadar acara tahunan, UOI Project Expo mencerminkan transformasi cara belajar di era abad ke-21. Sekolah tidak lagi menjadi tempat menyerap informasi, melainkan ruang dialog, eksplorasi, dan kreasi.

Slamet Suwanto menegaskan, pembelajaran PYP di Bakti Mulya 400 Cibubur selalu menempatkan siswa sebagai subjek utama pembelajaran. “Mereka bukan hanya learners, tapi juga thinkers dan actors—pemikir dan pelaku. Kita ingin membentuk generasi yang tahu arah, sadar tempat, dan siap menghadapi masa depan,”  ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *