Milenianews.com, Jakarta– Di tengah riuh haru ribuan wisudawan yang resmi dilepas di acara Wisuda ke-61 Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) sebagai Kampus Digital Kreatif, yang digelar di BSI Convention Center Kaliabang, Bekasi, ada satu hal yang mencuri perhatian, yakni prestasi kampus ini nggak kaleng-kaleng lagi. Dari digitalisasi kampus, kolaborasi dengan industri top, sampai jebol ke peringkat nasional lewat berbagai lomba dan ajang bergengsi, UBSI menunjukkan kalau mereka serius melaju jadi kampus digital yang bukan cuma kreatif, tapi juga kompetitif.
Bukan hanya soal gedung keren atau tagline kampus digital kreatif yang catchy, tapi soal pembuktian konkret. Lewat sambutannya, Rektor UBSI Prof. Dr. Ir. Mochamad Wahyudi menyampaikan sederet pencapaian UBSI, mulai dari keberhasilan Prodi Sistem Informasi dan Teknologi Informasi yang masuk 50 besar nasional dalam LAM-INFOKOM, hingga keterlibatan aktif UBSI dalam berbagai ajang prestisius seperti PON XXI, National Startup Expo 2024, dan Program Praktisi Mengajar dari Kemendikbudristek.
“Ini bukan hanya tentang UBSI yang berkembang, tapi tentang mahasiswa kita yang terus membuktikan bahwa mereka bisa bersaing, bahkan unggul di tingkat nasional,” ujar Prof. Wahyudi, Senin (14/4/2025).
Ia menekankan bahwa UBSI ingin terus menjadi kampus yang relevan dengan kebutuhan industri dan perkembangan zaman—bukan sekadar tempat kuliah, tapi kawah candradimuka bagi para digital talent masa depan.
Salah satu yang bikin bangga? Prestasi mahasiswa UBSI yang berhasil menyabet Juara II PON XXI Cabang Hockey Indoor Putra dan Finalis National Startup Expo 2024. Belum lagi kiprah para dosen dalam penelitian, jurnal ilmiah, dan pengabdian masyarakat yang terus mendapat pengakuan nasional. Semua ini menjadi bukti bahwa UBSI bukan hanya mencetak sarjana, tapi juga pejuang masa depan yang siap tempur di berbagai sektor.
Dengan semangat ini, UBSI juga meluncurkan dua fakultas baru, Fakultas Hukum serta Fakultas Kesehatan dan Ilmu Terapan. Keduanya diharapkan bisa jadi jawaban atas kebutuhan talenta masa depan yang tidak hanya paham teknologi, tapi juga punya sensitivitas terhadap isu sosial, hukum, dan kesehatan. Karena masa depan, seperti kata Rektor Wahyudi, “bukan cuma soal gelar, tapi juga soal kontribusi nyata.”
