Milenianews.com, Bogor- Keberhasilan dalam pendidikan tidak melulu diukur dari nilai akademik. Banyak orang yang memiliki nilai akademik tinggi tapi gagal dalam mengarungi kehidupan karena rendahnya adab. Maka tak heran jika para ulama mengatakan adab lebih dulu daripada ilmu. Artinya, siswa harus lebih dulu dididik bagaimana cara berperilaku yang baik sebelum diajarkan berbagai ilmu pengetahuan.
Sekolah Islam Al-Iman menyadari betul pentingnya pendidikan adab bagi siswa. Lembaga pendidikan Islam dengan motto Sekolah Untuk Kehidupan ini sejak lama telah mengintegrasikan pendidikan adab dengan mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. Seluruh guru Al-Iman dilatih agar mampu menyisipkan pendidikan adab pada setiap mata pelajaran yang mereka ajarkan di kelas.
Untuk memperkuat pendidikan adab, Sabtu (24/12/2022), Al-Iman menggelar sharing dan diskusi tentang pentingnya sinergi sekolah dan orang tua dalam pendidikan adab. Kegiatan berlangsung di lapangan serba guna Sekolah Islam Al-Iman Bojonggede, Bogor itu dihadiri oleh para guru dan orang tua sebagai peserta.
Tanggung Jawab Orang Tua
Diskusi dalam rangka terima raport akhir semester ini menghadirkan Handri Rahmat Ilahi, M.Pd sebagai narasumber. Lelaki yang sehari-hari menjabat sebagai kepala Cabang BJB Syariah Depok ini memang dikenal sebagai sosok yang sangat konsen dengan pendidikan adab. Dia mengambil keputusan besar dalam hidupnya dengan memindahkan anaknya dari sekolah formal ke sekolah informal demi pendidikan adab.
”Saat ini kita tidak bisa menyerahkan pendidikan adab sepenuhnya kepada sekolah. Orang tua harus bertanggung jawab dalam mendidik adab anaknya. Rasulullah Saw telah menyatakan, semua anak itu terlahir suci atau fitrah, orang tuanya lah yang membuat dia menjadi nasrani atau majusi,” ujarnya.
Handri menyampaikan, seberapapun tingginya nilai yang didapat anak di sekolah dan sehebat apapun prestasi yang didapatkan seorang mahasiswa di kampus tapi kalau tidak memiliki adab maka semua itu tidak akan ada artinya. Dia mengisahkan pengalamannya berkarir di dunia perbankan, di mana latar belakang pendidikannya dari SD hingga perguruan tinggi adalah pendidikan agama. Namun dia bisa bersaing dengan lulusan perguruan tinggi terkemuka yang memang sejak awal dipersiapkan menjadi bankir.
Modal utama Handri hingga mencapai posisi seperti saat ini adalah berupaya menjadi orang yang baik. ”Karakter yang baik merupakan modal utama dalam bekerja,” ujarnya.
Sedangkan contoh pendidikan karakter yang baik adalah sebagaimana yang telah dilakukan oleh Rasulullah SAW kepada para sahabat. Handri menceritakan beberapa riwayat yang mengkisahkan bagaimana Rasulullah SAW mengajarkan seperti apa adab dan akhlak yang baik. ”Contoh adab dan akhlak yang baik itu sudah ada pada diri Rasulullah Saw. Kita sebagai umatnya tinggal mengikuti sesuai contoh yang telah diberikan,” tukasnya.