SD Bosowa School Gelar Parents Teachers Learning Programme (PTLP) di Tiga Kota

Bosowa School menggelar kegiatan  PTLP (Parents Teachers Learning Programme)  untuk orang tua dan guru di lingkungan Bosowa School, yakni  Sekolah Alam Bosowa Makassar, SD Bina Insani Bogor, dan SD Bosowa Al Azhar Cilegon yang diselenggarakan secara online, tanggal 8 dan 10 September 2025.(Foto: Dok Bosowa School)

Milenianews.com, Bogor—Bosowa School menggelar kegiatan  PTLP (Parents Teachers Learning Programme). “PTLP (Parents Teachers Learning Programme)  adalah program pendidikan untuk orang tua dan guru di lingkungan Bosowa School. PTLP tersebut  dilaksanakan secara online  di unit SD Sekolah Alam Bosowa Makassar, SD Bina Insani Bogor, dan SD Bosowa Al Azhar Cilegon, tanggal 8 dan 10 September 2025,”  kata Head of Kurikulum Bosowa School, Lies Rachmawati M.Pd. dalam rilis yang diterima Milenianews.com, Kamis (11/9/2025).

Ia menambahkan, PTLP bertujuan untuk penyamaan persepsi antara guru dan orang tua terkait program “A Dynamic Integrated School” agar terjalin sinergitas dalam pendampingan peserta didik sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

“Yang diundang dalam acara PTLP ini adalah orang tua siswa baru Kelas 1 SD Sekolah Alam Bosowa Makassar, SD Bina Insani Bogor, dan SD Bosowa Al Azhar Cilegon serta orang tua siswa pindahan,” ujarnya.

Materi yang diberikan dalam acara PTLP adalah:

  • Beyond Center and Circle Time (BCCT)
  • Curricular Domains
  • Multiple Intelligences
  • Seven Essential Life Skills
  • Tahapan Perkembangan 7-12 Tahun
  • Sentra, Project Based Learning, Problem Based Learning
  • Pijakan/ Scaffolding
  • Profil Pembelajar Bosowa
  • 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat

Pemberi materi PTLP adalah para pakar pendidikan di Bosowa School, yakni Tjutju Herawati, M.Pd.,  Drs. Edi Mawardi, M.A., dan  Tuesty Septianty, M.Pd.,” kata Lies.

Materi PTLP

Narasumber pertama, Tjutju Herawati, M.Pd.,   membawakan makalah berjudul “Beyond Centre and Circle Time Curricular Domains Multiple Intelligences Seven Essential Skills: Sinergi Program Pendidikan di Sekolah dan di Rumah”.

Hera, panggilan akrabnya, mengawali materinya dengan membahas 4 pilar Bosowa School, yaitu: Kurikulum Nasional, Kurikulum Cambrige, Islamic Studies, dan Literasi. Kemudian membahas BCCT (Beyond Center and Circle Time),  merupakan  metode pembelajaran di Bosowa School yang memberikan kesempatan belajar kepada peserta didik melalui pengalaman-pengalaman yang positif dalam sebuah tempat berkegiatan yang disebut Sentra.

Adapun waktu lingkaran bertujuan untuk memberikan pijakan kepada peserta didik ketika akan berkegiatan dan setelah berkegiatan (Recalling), agar guru dapat memberikan perhatian dan bimbingan kepada semua peserta didik sesuia kebutuhannya.

“Empat pijakan di dalam metode sentra ini adalah: Pijakan Lingkungan Main, Pijakan Sebelum Main, Pijakan Selama Main dan Pijakan Setelah Main. Semua itu diberikan sesuai dengan tahapan perkembangan anak. Dalam pelaksanaanya, sentra di SD meliputi Sentra: Sains, Drama, Seni/ Art, Matematika/ Math, Bahasa/ Language, dan Imtaq,” papar Hera yang pernah belajar BCCT langsung dari penemu konsep pembelajaran BCCT, Dr. Pamela Phelps di Creative Center for Childhood Research and Training (CCCRT) di Florida, Amerika Serikat.

Berikutnya: Curricular Domains meliputi : Aesthetic, Afeksi, Kognisi, Bahasa, Psikomotor, dan Sosial.

Kemudian: Multiple Intelligences terdiri dari : LinguisticIntelligence, Logical Intelligence, Musical Intelligence, Bodily Kinesthetis Intelligence, Spatial Intelligence, Interpersonal Intelligence, dan Intrapersonal Intelligence.

Selanjutnya: Seven Essential Life Skills : Fokus dan Pengendalian Diri, Pengambilan Perspektif, Berkomunikasi, Membuat Hubungan,  Berpikir Kritis, Menghadapi Tantangan, Arahan Diri dan Terlihat.

“Keterampilan hidup didasarkan kepada fungsi eksekutif, keterampilan ini menyatukan keterampilan sosial, emposional, dan kognitif  untuk memecahkan masalah serta mencapai tujuan. Berbagai penelitian telah menemukan bahwa keterampilan-keterampilan ini sangat penting untuk keberhasilan di sekolah dan kehidupan selanjutnya,” ujar Tjutju Herawati mengutip Ellen Galinsky dalam bukunya yang berjudul Mind in The Making.

 

Pemateri kedua, Drs. Edi Mawardi, M.A., membawakan makalah berjudul “Tahap Perkembangan Usia 7-12 Tahun”. Ia menegaskan bahwa pendidikan itu holistik dan berkesinambungan, dan  menjadi tanggung jawab bersama antara guru dan orang tua. Pendidikan juga harus selaras antara di sekolah dan di rumah oleh karena perlu persamaan persepsi, kata, dan pola interaksi dengan anak di sekolah.

“Dalam hal ini saya membahas tahapan perkembangan anak usia 7-12 tahun. Agar anak mendapatkan perlakuan yang sesuai dengan tahapan perkembangan nya di rumah oleh orang tua dan guru di sekolah,” kata Edi Mawardi.

Ia mengutip hasil penelitian secara konsisten yang menyatakan: Perawatan dan pendidikandini yangbermututinggidapatmendorong kesempatan anakberhasil di sekolah nantinya dengan cara menyeimbangkan perkembangan usia biologis dengan usia kronologis

Ia menegaskan, guru (orang tua dan guru) perlu mempelajari perkembangan otak sejak lahir karena: tidak semua anak berkembang sesuai dengan usia kronologisnya tahap perkembangan bayi mempengaruhi tahap perkembangan selanjutnya. “Sehingga,  guru dapat melihat perilaku anak yang tidak sesuai merupakan perilaku dari keterlambatan perkembangan yang memerlukan pijakan, maka mutu program anak dapat ditingkatkan,” ujarnya.

 

Pemateri ketiga, Tuesty Septianty, M.Pd., membawakan makalah berjudul “Centre, Project and Scaffolding”. Poin utamanya adalah:

  • Menyelaraskan pola asuh di rumah dan pola didik di sekolahpendekatan dan model pembelajaran yang diterapkan di SD Bina Insani, mengadopsi dari berbagai teori dan perkembangan pendidikan, mengutip quote dari Pamela Phelps, pendfiri BCCT “Teoritecally-based is one of the criteria of The Excellent Schools”.
  • “SD Bina Insani dalam strategi pembelajaran menerapkan berbagai model dan pendekatan, di antaranya berdasar tahapan perkembangan, curricular domain, 7 essential life skill, multiple intellegences, menerapkan model pembelajaran Sentra,” kata Tuesty.
  • Sentra adalah sebagai wadah abstrak, melalui rangkaian bermain dan projek, guru mengalirkan materi pembelajaran dalam bentuk lesson plan berisikan pijakan – pijakan yang dibingkai dalam sebuah tema.

“Tema- tema tersebut tersusun dalam sebuah webbing tema yang berbentuk lingkaran, sesuai dengan makna filosofisnya berkesinambungan dan satu kesatuan, dengan dasar curricular domain berbentuk lingkaran juga, sebagai aset peserta didik yang dikembangkan dan dioptimalkan,” ujarnya.

  • Beragam sentra yang diterapkan untuk level SD, sentra Bahasa, Matematika, Science, Drama, Senin dan Iman Taqwa/Imtaq.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *