Rektor IPB University: Karantina adalah Garda Terdepan Pertahanan Biologis Negara

IPB University bekerja sama dengan Badan Karantina Indonesia (Barantin) menggelar acara Barantin Inspiring Day  di Auditorium Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM), Kampus Dramaga, Bogor, Sabtu  (27/9/2025). (Foto: Dok IPB University)

Milenianews.com, Bogor– Rektor IPB University, Prof. Arif Satria, menegaskan bahwa isu karantina merupakan isu strategis yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Menurutnya, karantina adalah garda terdepan dalam menjaga keanekaragaman hayati, kedaulatan pangan, serta daya saing produk Indonesia di pasar global.

Hal itu disampaikannya dalam acara Barantin Inspiring Day yang digelar IPB University bekerja sama dengan Badan Karantina Indonesia (Barantin) di Auditorium Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM), Kampus Dramaga, Bogor, Sabtu  (27/9/2025). Agenda ini dirangkai dengan kuliah umum, mini expo #GoEkspor, serta penandatanganan nota kesepahaman antara IPB University dan Barantin.

“Isu karantina berkaitan langsung dengan perlindungan sumber daya hayati dari ancaman biologis. Banyak negara seperti Australia sangat ketat dalam menjaga biosekuritinya, bahkan menggunakan anjing pelacak untuk memastikan tidak ada organisme berisiko masuk ke wilayahnya,” ungkap Prof. Arif.

Ia menambahkan bahwa deteksi dini menjadi kunci dalam perlindungan hayati nasional. “Kita tidak hanya perlu mendeteksi produk yang akan diekspor, tetapi juga produk yang masuk ke Indonesia. Inilah yang akan menentukan ketahanan hayati kita ke depan,” jelasnya.

Prof.  Arif juga mendorong generasi muda IPB University untuk terjun langsung dalam bidang karantina, baik melalui riset, teknologi, maupun kiprah profesional. “Saya berharap banyak mahasiswa yang tertarik mendalami bidang ini. Karantina tidak hanya penting bagi negara, tetapi juga strategis untuk ketahanan pangan dan kelestarian lingkungan,” katanya.

Kepala Barantin, Dr.  Sahat M Panggabean, menegaskan peran vital karantina dalam dua aspek besar: menjaga pertahanan biologis negara serta memastikan kualitas produk ekspor. “Lebih dari 400 alumni IPB kini berkarier di Barantin, banyak di antaranya memegang posisi strategis. Ini bukti nyata kontribusi IPB dalam memperkuat ketahanan hayati,” ujarnya.

Baca Juga : Rektor: Mayoritas Mahasiswa IPB University adalah Goal-Getter, Dikasih Target 100, Bisa Mencapai 150

Menurut Dr.  Sahat, tantangan biosekuritas semakin kompleks seiring meningkatnya perdagangan global. Ia menyoroti ancaman emerging disease, re-emerging disease, hingga potensi biological warfare yang dapat melemahkan bangsa. “Karantina adalah pertahanan biologis yang sama pentingnya dengan pertahanan militer,” tegasnya.

Acara ini dihadiri lebih dari 650 mahasiswa, dosen, dan pelaku usaha agribisnis. Mini expo #GoEkspor menampilkan stan edukasi karantina hewan, karantina ikan, karantina tumbuhan, serta teknologi kekarantinaan.

Melalui penandatanganan kerja sama ini, IPB University dan Barantin berkomitmen memperkuat pendidikan, riset, serta inovasi teknologi untuk menghadapi ancaman global sekaligus mempercepat akselerasi ekspor pertanian dan perikanan.

“Kolaborasi ini bukan hanya dokumen, tetapi langkah strategis untuk memperkuat kedaulatan pangan, keamanan hayati, dan daya saing Indonesia menuju Indonesia Emas 2045,” tutup Prof Arif.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *