Milenianews.com, Jakarta – Di mata banyak orang, Talitha Khansa Fahira hanya seorang mahasiswi semester lima dari Program Studi Sistem dan Teknologi Informasi, Cyber University. Aktivitasnya mungkin tak jauh berbeda dari mahasiswa lainnya. Kuliah, nugas, rapat organisasi. Tapi siapa sangka, di balik wajahnya yang imut itu, Talitha diam-diam sedang merenda cerita yang bikin banyak orang geleng kepala.
Di saat generasi Z sering dicap “males-malesan”, Talitha justru memilih jalan yang jauh lebih rumit. Memimpin Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), memberdayakan desa di Banten, sekaligus menembus panggung internasional di Malaysia.
“Kalau aku cuma ikut pola kuliah-pulang-kuliah, ya nggak bakal ada ceritanya,” katanya santai, seolah pencapaiannya bisa digapai dengan cara mudah, saat diwawancarai usai mengisi SINERGI (Seminar Kreasi Energi) yang diselenggarakan Cyber University, sebagai rangkaian dari Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB), di Gedung Cyber University, jl. TB Simatupang, no.6, Jakarta Selatan, Sabtu (20/9).
Baca juga: “Ganteng Tapi Tawuran? Males, Masa Depan Kamu Suram!”, Curhat Cika, Siswi SMKN 41 Jakarta
Desa Citorek, dari Hutan sampai Lampu Sensor Menyala
Titik balik pertama lahir di Desa Citorek, Banten. Bersama BEM yang ia pimpin, Talitha menggagas program pengabdian masyarakat dan berhasil menggaet pendanaan Rp100 juta dari Kemendikbud. Respect.
Nominal itu bukan sekadar angka. Dana tersebut berubah jadi mesin pencacah sederhana untuk para petani, plus bahan pembuat pestisida alami supaya hasil panen tak lagi gampang rusak.
Di sektor wisata, mereka juga menciptakan sesuatu yang tak kalah unik. Terowongan lampu sensor yang berkelip disepanjang lorong desa. “Awalnya orang kira ide ini terlalu sederhana. Tapi pas terpasang, warga senyum-senyum sendiri lihat desanya kayak punya wahana baru,” ceritanya.
Kisah di Malaysia, Drama File Hilang dan Juara Dua
Tak cukup dengan desa, Talitha juga melangkah ke panggung internasional lewat student exchange di Universiti Teknologi Petronas (UTP) Malaysia. Program ini penuh kejutan, dimulai di Jakarta, berlanjut online dua bulan, lalu finalisasi lima hari di Negeri Jiran Malaysia.
Bagian paling dramatis justru muncul menjelang presentasi hackathon fintech di Malaysia. Prototype aplikasi tim nya sudah siap, sudah semua dengan databasenya. Tapi H-1, semua file dari front-end aplikasinya hilang. Terhapus.
“Kebayang nggak? Besok presentasi, dan file utama ilang. Rasanya kayak dunia runtuh,” kenang Talitha, sambil tertawa getir.
Bukannya menyerah, ia dan timnya sampai begadang, membangun ulang project dari nol. Dan hasilnya? First runner up alias juara dua dari lomba hackathon tersebut. Sebuah pencapaian yang manis setelah semalam penuh dengan ketegangan.
Fintech, Lebih dari Sekadar Pinjol
Selama di Malaysia, Talitha tak hanya bergelut dengan kompetisi. Ia juga mengikuti company visit ke Setel, anak perusahaan Petronas di Malaysia. Dari sana, ia mendapat sudut pandang baru soal fintech.
“Selama ini orang Indonesia, kebanyakan mikir fintech itu identik dengan pinjaman online. Padahal jauh lebih luas. Ada QRIS, virtual account, metode pembayaran yang lebih aman dan praktis. Itu bikin aku sadar kalau teknologi bisa jadi solusi, bukan sekadar aplikasi di ponsel,” ujarnya.
Tak lupa, ia juga menikmati sisi ringan dari perjalanannya dengan berkeliling Kuala Lumpur, mencicipi tom yam panas hingga roti canai yang gurih. “Buatku, momen makan bareng teman-teman itu justru yang paling bikin hangat. Prestasi penting, tapi memori kayak gini yang susah dilupain,” tambahnya.
Baca juga: Mahasiswa yang Terlihat Santai, Ternyata Tidak Kalah dari Mahasiswa yang “Ambis” Abis, Apa Iya?
Pesan untuk Mahasiswa Baru dari Thalita
Kini, setelah rangkaian perjalanan panjang itu, Talitha membawa pulang satu pesan penting untuk adik tingkatnya.
“Dari semester awal jangan cuma kuliah-pulang. Coba deketin kakak tingkat, dari situ biasanya suka diajak ikut lomba. Nggak usah takut kalah, karena lomba itu bukan cuma soal menang. Itu soal naikin level skill, pengalaman, bahkan mentalmu ikut ditempa,” ujarnya tegas.
Kisah Talitha adalah paradoks yang menyentuh dari seorang mahasiswi yang tampak biasa-biasa saja, ia menjelma jadi sosok yang bisa membawa desa di Banten bersinar, sekaligus mengharumkan nama kampusnya, Cyber University yang dikenal sebagai The First Fintech University in Indonesia di Malaysia. Sebuah pengingat bahwa terkadang, jalan paling “ribet” justru membuka ruang paling luas untuk bertumbuh.
Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube MileniaNews.