Parenting SMP BM 400: Membimbing Perkembangan Psikoseksual Remaja

Rosalina Verauli, M.Psi, Psi, narasumber kegiatan parenting Perkembangan Psikoseksual pada Remaja: Mewaspadai Issue Black Dating” yang diadakan di SMP BM 400 Jakarta, Sabtu (10/12/2022). (Foto-foto: Dok BM 400)

Milenianes.com, Jakarta- SMP Bakti Mulya (BM) 400 mengadakan kegiatan parenting dengan tema Perkembangan Psikoseksual pada Remaja: Mewaspadai Issue Black Dating pada Sabtu  (10/12/2022). Kegiatan ini merupakan program dari Pengurus Forum Komunikasi Orang Tua Murid (FKOM ) SMP Bakti Mulya 400 tahun 2022. Acara berlangsung di Auditorium Ki Hajar Dewantara Bakti Mulya 400 Jakarta. Hadir sebagai peserta adalah seluruh orang tua siswa kelas VII sampai dengan kelas IX dan guru SMP BM 400.

Selain parenting, acara tersebut juga dimeriahkan dengan stand bazaar. Ada 20 stand ikut memeriahkan acara yang menyediakan makanan, minuman, assesoris, fasion dan test drive kendaraan.

Menurut Ketua FKOM SMP BM 400, Irin Agustriani, acara ini digagas agar menjadi forum “meet and greet” untuk menjalin kerja sama antarorang tua dan sekolah.

Baca Juga : 1.000 Siswa OSIS Se-Indonesia Ramaikan Studentpreneur Talk Sekolah Bakti Mulya 400

Kepala SMP BM 400, Rike Anwari mengemukakan,  acara ini bernilai strategis untuk memberi pembekalan kepada orang tua dan guru. Menurut Rike Anwari, siswa SMP berada pada tahap remaja awal, karenanya orang tua dan guru perlu menerapkan pendekatan psikologi sesuai tahap perkembangannya dengan benar.

“Dengan pemahaman yang tepat tentang edukasi psikoseksual, siswa akan tumbuh melalui fase perkembangan mereka dengan baik sehingga memiliki kepribadian  yang sehat,” harap Rike Anwari.

Selanjutnya dalam sesi parenting, tampil sebagai narasumber adalah Rosalina Verauli, M.Psi, Psi., pakar psikolog klinis anak, remaja, dan keluarga.

Para peserta kegiatan Parenting Perkembangan Psikoseksual pada Remaja: Mewaspadai Issue Black Dating yang diadakan di SMP BM 400 Jakarta, Sabtu (10/12/2022).

Rosalina mengawali paparannya dengan mengingatkan kepada orang tua bahwa perubahan pesat pada struktur otak yang terlibat dalam emosi, penilaian, kontrol atas perilaku terjadi dalam periode pubertas hingga dewasa muda.

“Ketidakmatangan otak remaja meninggalkan tanda tanya besar, tentang seberapa besar remaja mampu bertanggung jawab atas aksi-aksinya, terutama secara hukum,”  ungkap Rosalina.

Waspada  Black Dating

Secara lebih detail,  Rosalina meminta para pendidik untuk mewaspadai adanya black dating atau black rape. Peristiwa ini terjadi ketika remaja tidak menginginkan aktivitas seksual sementara pacarnya memaksa. Hal tersebut bisa masuk ranah hukum bila ada bukti.

Baca Juga : Latih Kedermawanan, Sekolah Bakti Mulya 400 Salurkan Bantuan untuk Korban Gempa Cianjur

Dalam pendidikan psikoseksual pada anak remaja, Rosalina memberikan saran agar orang tua dan guru menerapkan lima tips berikut. Pertama, tunjukkan penerimaan dan kasih sayang kepada anak. Kedua, berikan model afeksi yang tepat. Ketiga, berikan informasi tentang pendidikan seksualitas. Keempat, beri akses ke profesional untuk remaja. Kelima, latih anak membuat keputusan seksual yang sehat.

Rangkaian acara parenting bertambah semarak dengan  adanya dorprize. Untuk mengeksplorasi pemahaman, berlangsung pula tanya jawab interaktif narasumber dan peserta.

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *