Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI Resmikan Sekolah Bakti Mulya 400 Cibubur

Peresmian Sekolah Bakti Mulya 400 Cibubur oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia Prof. Abdul Mu’ti menjadi simbol sinergi antara nilai kebangsaan, pendidikan Islami, dan standar global. (Foto: Dok BM 400)

Milenianews.com, Cibubur–  Sabtu pagi itu, udara di kawasan Cibubur terasa lebih sejuk dari biasanya. Sekitar pukul tujuh, deru kendaraan berhenti perlahan di halaman sebuah bangunan baru berarsitektur modern-minimalis dengan sentuhan tropis: Sekolah Bakti Mulya 400 Cibubur. Di antara langkah para tamu yang berdatangan, delapan siswi menyambut dalam balutan busana adat dari Sabang sampai Merauke—dari Batak, Aceh, hingga Toraja. Mereka berdiri sebagai simbol Bhinneka Tunggal Ika, menyulam identitas kebangsaan sejak langkah pertama para hadirin menapakkan kaki.

Di bawah semarak warna-warni bendera dan gema alat musik, kelompok drumband anak-anak TK Bakti Mulya 400 tampil membuka suasana. Pipi-pipi mungil memerah, seragam rapi, semangat tinggi. Di belakang mereka, penari cilik menampilkan tarian daerah yang menjadi simbol syukur dan sukacita. Seolah memberi sinyal kepada langit: bahwa hari itu bukan hari biasa.

Pukul delapan lewat tiga puluh, aula utama telah penuh. Tamu kehormatan memasuki ruangan: Prof. Dr. H. Abdul Mu’ti, M.Ed., Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia, bersama Dr. TB. Ace Hasan Syadzily, Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional RI. Langkah mereka diiringi alunan musik daerah dan tarian pasambahan dari Minangkabau yang dibawakan siswa SMP-SMA Bakti Mulya 400 Jakarta. Di ujung tarian, dua tokoh itu menerima kapur sirih dan kalungan bunga—ritual simbolik penyambutan dalam adat Sumatera Barat.

Pembawa acara membuka rangkaian prosesi dengan Basmallah. Seluruh hadirin berdiri. Lalu, paduan suara menyanyikan Indonesia Raya dan Mars Bakti Mulya 400 dengan penuh semangat. Suara mengalun, membangkitkan rasa khidmat dan kebanggaan. Setelahnya, Kaisar Alexander Natabuana, siswa sekolah dasar, melantunkan Surah Al-Alaq ayat 1–5 dengan lantang namun lembut, mengingatkan pada misi utama pendidikan: membentuk manusia yang membaca, berpikir, dan beriman.

Ketua Pelaksana Harian Yayasan Bakti Mulya 400, Dr. H. Sutrisno Muslimin, naik ke mimbar menyampaikan laporan bertajuk “Lima Pilar Kesiapan Sekolah BM 400 Cibubur.”

“Alhamdulillah hari ini kita meresmikan sekolah Bakti Mulya 400 Cibubur. Kami berani meresmikan dan mengundang dua tokoh nasional karena kami yakin: sekolah ini siap! Siap dari sisi program, fasilitas, SDM, dan peserta didik. Ini adalah bentuk kesungguhan kami dalam membangun peradaban,” tegas Dr. Sutrisno.

Baca Juga : Membingkai Optimisme Sekolah Masa Depan: Catatan dari Kunjungan Studi Tiru Sekolah Dian Didaktika ke BM 400 Cibubur

Acara terus berlanjut. Dalam sambutannya, Ketua Dewan Pengurus Yayasan, Ir. Hj. Anna Rosita Subagja, menyebut sekolah ini dibangun dengan cinta dan dedikasi untuk masa depan bangsa.

 “Mari kita jaga sekolah ini bersama. Mari kita rawat anak-anak kita agar tumbuh dalam suasana belajar yang penuh kasih sayang dan nilai luhur. Semoga Allah SWT meridai setiap langkah kita dalam membangun peradaban melalui pendidikan” pesanya penuh harap.

Setelahnya, video profil sekolah diputar, menampilkan ruang-ruang kelas yang cerah, taman belajar, laboratorium teknologi, serta suasana pembelajaran kolaboratif. “Holistic Education with Islamic Foundation”, demikian narasi dalam video itu menyebut. Di layar, tampak anak-anak berdiskusi, bereksperimen, dan bermain dalam suasana yang memanusiakan pendidikan.

Abdul Mu’ti: Sekolah Harapan Indonesia Emas

Tepat pukul 09.10, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof. Dr. Abdul Mu’ti, tampil menyampaikan pidato utama. Ia menyebut peresmian sekolah ini sebagai penyemaian optimisme menuju Indonesia Emas 2045.

Ia lalu menyampaikan harapan yang setengah bercanda namun tak kurang serius, “Kalau namanya Bakti Mulya 400, maka mohon dibangun sekolah seperti ini sebanyak 400. Kalau jumlahnya sudah 400, harapan kita untuk Indonesia Emas 2045 saya yakin akan terwujud lebih cepat dari waktunya.”

Baca Juga : Lima Pilar Kesiapan Sekolah BM 400 Cibubur

Puncak peresmian dilakukan dengan simbolik: penandatanganan prasasti oleh Menteri Abdul Mu’ti, Gubernur Lemhannas, didampingi Ketua, Wakil Kerua Pengurus dan Ketua Pelaksana Harian Yasasan. Layar sentuh (touchscreen) dinyalakan, menayangkan gedung sekolah dilanjutkan dengan penandatanganan prasasti. Suasana aula pun riuh dengan tepuk tangan. Cahaya baru seolah lahir di Cibubur.

Suasana mencair sejenak dengan penampilan paduan suara siswa SD-SMP-SMA yang membawakan medley lagu-lagu Nusantara. Anak-anak itu bernyanyi dalam berbagai bahasa daerah, seolah merayakan keberagaman yang dipersatukan dalam semangat belajar.

Ace Hasan Syadzily: Pendidikan adalah Pertahanan Nasional

Pada sesi stadium general tampillah Dr. TB. Ace Hasan Syadzily dengan membawa tema “Pertahanan Nasional dan Ketahanan Bangsa Indonesia Menghadapi Disrupsi.” Dalam paparannya, Ace menyampaikan bahwa ancaman terhadap bangsa tidak hanya berbentuk fisik atau militer, tapi juga berupa disinformasi, dekadensi moral, dan hilangnya akar budaya. Pendidikan, menurutnya, adalah benteng paling strategis.

“Sekolah adalah ladang ketahanan nasional,” ujar Ace. “Di sinilah nilai dibentuk, logika diasah, dan semangat kebangsaan dirajut. Jika kita gagal di sini, maka kita gagal sebagai bangsa,” katanya menambahkan.

Sebuah ansambel musik sederhana namun menyentuh kemudian tampil. Angklung, dan gitar—semuanya dimainkan oleh siswa-siswa Bakti Mulya 400 lintas jenjang. Irama harmonis itu menjadi perwujudan konkret semangat kolaborasi dan keberagaman.

Doa penutup dibacakan oleh Prof. DR. H. Asep Syarifuddin Hidayat. Dalam lantunan lirihnya, ia menyampaikan syukur, harap, dan amanah kepada semua yang hadir: agar sekolah ini menjadi cahaya ilmu dan cahaya akhlak, sepanjang masa.

Pukul 10.15, dua rombongan tamu kehormatan dipersilakan meninjau fasilitas sekolah. Gubernur Lemhannas dan rombongan berkeliling meninjau perpustakaan, ruang kelas, laboratorium komputer, dan sudut-sudut belajar yang nyaman. Sementara rombongan kedua, terdiri dari para orang tua, mengikuti sesi pengenalan kelas per jenjang dan tayangan virtual tentang sistem pembelajaran sekolah.

Baca Juga : Sekolah BM 400 Cibubur Dibangun dengan Cinta, Didedikasikan untuk Masa Depan Bangsa

Di ruang-ruang itu, para guru menyambut penuh semangat. Mereka mempresentasikan konsep pembelajaran integratif, eksploratif, dan kolaboratif. Tidak ada papan tulis konvensional yang dominan. Sebaliknya, diskusi terbuka dan media digital menjadi tulang punggung.

Pukul 10.35, semua undangan kembali berkumpul dalam ruang ramah tamah. Menu tradisional disajikan. Perbincangan santai terjadi. Tapi satu benang merah menyatukan mereka: harapan. Bahwa dari timur Jakarta, kini tumbuh sekolah yang tidak hanya mengajar, tetapi membentuk jiwa. Tidak hanya mengisi kepala, tetapi juga membangun hati.

Sekolah Bakti Mulya 400 Cibubur kini resmi berdiri. Bukan hanya sebagai gedung pendidikan, tapi sebagai monumen tekad kolektif untuk mewujudkan Indonesia yang lebih cerdas, beradab, dan berkarakter. Di tengah tantangan dunia yang berubah cepat, satu pesan ditanamkan hari itu: masa depan tidak datang dari menunggu, tapi dari menanam. Dan hari itu, sebuah cahaya kecil mulai ditanamkan dari sebuah sekolah di Cibubur.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *