Mahasiswa Peraih Beasiswa Masih Banyak yang Gagal karena Faktor Biaya Hidup

Pembina Yayasan Dedikasi Orientasi Akhirat (DOA) Naba Aji Notoseputro memberikan kata sambutan pada peluncuran Yayasan DOA di Depok, Ahad (25/5/2025). (Foto: Dok Yayasan DOA)

Milenianews.com, Depok– Peresmian Yayasan Dedikasi Orientasi Akhirat (DOA) yang berlangsung di Aula Innovation Building, Sekolah Prestasi Global (PresGo), Depok, Jawa Barat, Minggu (25/5/2025), membuka ruang refleksi mendalam terhadap realitas pendidikan di Indonesia, khususnya bagi mahasiswa penerima beasiswa.

Naba Aji Notoseputro, selaku Pembina Yayasan DOA, menyoroti persoalan yang kerap luput dari perhatian publik dengan masih banyak mahasiswa yang telah menerima beasiswa justru gagal menyelesaikan kuliah hingga lulus jadi sarjana.

“Masalahnya bukan lagi sekadar biaya kuliah, tapi mencakup kebutuhan hidup sehari-hari, seperti: biaya transportasi, pembelian buku, penyediaan kuota internet hingga biaya untuk menyelesaikan tugas-tugas kampus. Semua itu sering kali menjadi beban tambahan yang tidak terakomodasi dalam skema beasiswa yang ada,” ujarnya dalam sambutannya.

Ia menambahkan bahwa setiap tahun, target jumlah mahasiswa penerima beasiswa pun sering kali tidak tercapai. Bukan karena tidak ada calon, tetapi karena tantangan ekonomi yang dihadapi oleh para pelamar jauh lebih kompleks daripada yang diperkirakan. Banyak mahasiswa dari keluarga kurang mampu masih kesulitan memenuhi kebutuhan dasar meski biaya kuliah sudah ditanggung.

Baca Juga : Yayasan DOA Hadir untuk Masa Depan Akhirat dan Pendidikan Masyarakat

Melihat kondisi tersebut, Yayasan DOA hadir dengan pendekatan yang lebih menyeluruh. Tidak hanya membantu dari sisi biaya pendidikan formal, yayasan ini juga ingin merespons kebutuhan operasional mahasiswa, yang selama ini menjadi celah dalam skema beasiswa konvensional.

“Yayasan DOA didirikan sebagai bentuk kepedulian nyata terhadap pendidikan, bukan hanya untuk menguliahkan anak-anak dhuafa, tapi juga memastikan mereka bisa menyelesaikan kuliahnya dengan baik,” tegas Naba.

Hadir dengan semangat sosial berbasis akhirat, Yayasan DOA juga mengajak masyarakat luas untuk ikut berkontribusi dalam membangun masa depan generasi bangsa. “Pendidikan bukan sekadar akses masuk perguruan tinggi, tetapi bagaimana mereka bisa sampai garis akhir dan mengubah hidupnya secara menyeluruh,” ujarnya.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *