Kuliah Umum “Peran Mahasiswa sebagai Agen Perubahan di Era Disrupsi dan Globalisasi”: Ini Pesan Rektor UMMI kepada Mahasiswanya

Rekor Universitas UMMI Bogor, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri MS mengisi kuliah umum di kampus UMMI, Bogor, Senin (10/11/2025). (Foto: Dok UNMI)

Milenianws.com, Bogor—Universitas UMMI Bogor menggelar Kuliah Umum “Peran Mahasiswa sebagai Agen Perubahan di Era Disrupsi dan Globalisasi”. Kegatan tersebut dilaksanakan di kampus Universitas UMMI Bogor, Senin (10/11/2025).

Kuliah Umum itu diisi langsung oleh Rekor Universitas UMMI Bogor, Prof. Dr. Ir. H. Rokhmin Dahuri MS. Ia membawakan makalah berjudul  “Universitas UMMI Mencetak Generasi Emas Indonesia: Ber-Ipek, Ber-Imtaq, Berakhlak Mulia, Produktif, dan Berdaya Saing di Era Disrupsi dan Globalisasi”.

Rektor berpesan kepada mahasiswa Universitas UMMI sebagai berikut:

  • Memiliki rasa bangga menjadi mahasiswa UMMI.
  • Bersungguh-sungguh dalam belajar sepanjang hayat (long live learning).
  • Berniat untuk menjadi orang sukses yang tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga: Menjadi kebanggaan orang tua, Bermanfaat bagi masyarakat; Membangun Indonesia yang maju, adil-makmur, dan berdaulat (Indonesia Emas) 2045; dan dunia yang lebih sejahtera, adil, damai, dan berkelanjutan.

 

Rektor juga memberikan kunci untuk menjadi mahasiswa unggul Universitas UMMI, yakni:

  • Rajin belajar di kelas maupun mandiri.
  • Konsisten dalam ibadah dan akhlak.
  • Aktif dalam organisasi dan kegiatan kampus.
  • Memiliki visi hidup dan rencana masa depan.
  • Memiliki mental kerja keras, ulet, dan tidak mudah menyerah.

Prof. Rokhmin menegaskan,  bahwa  UMMI Bogor bukan sekadar “Kampus umum yang religius”, tetapi perguruan tinggi berlandaskan nilai-nilai Islam yang menempatkan iman, takwa, dan  akhlak sebagai ruh dari seluruh proses akademik.

Ia menambahkan, nilai Islam tercermin dalam:

  • Orientasi Tridharma yang berpihak pada keadilan sosial, pengentasan kemiskinan, dan peningkatan kesehatan masyarakat.
  • Pembukaan prodi yang menyentuh kebutuhan nyata umat: kesehatan ibu dan anak, ketahanan pangan, infrastruktur, bisnis, Ilmu dan Teknologi Infromasi & Digital, dan komunikasi publik.
  • Program beasiswa (KIP, beasiswa internal, beasiswa penghafal Qur’an, dan beasiswa yayasan) yang memperluas akses pendidikan bagi mahasiswa berprestasi dan kurang mampu.

Sebagai Integrated Medical Health Study, Universitas UMMI  dan  RS UMMI  menciptakan Ekosistem Terpadu Kampus–Rumah Sakit Source Diagram: ECG Management Consultant (2015)

Ia menambahkan, Universitas UMMI  Bogor memiliki keunggulan strategis berupa integrasi antara fakultas kesehatan (D3 Kebidanan dan  D3 Keperawatan) dengan Rumah Sakit UMMI sebagai fasilitas layanan kesehatan.

“Ini sejalan dengan konsep integrated medical education atau teaching hospital, di mana rumah sakit menjadi laboratorium nyata untuk pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat,” ujarnya.

Ia juga mengemukakan, bahwa Universitas UMMI  menuju World-Class Research-Based University. Terkait hal tersebut, riset bukan sekadar kewajiban akademik, tetapi identitas kampus. “Dosen dan mahasiswa aktif meneliti masalah nyata di masyarakat, lalu hasilnya kembali menjadi solusi, kebijakan, atau inovasi,” tuturnya.

Baca Juga : IPB University dan Universitas UMMI Bogor Jalin Kerja Sama,  Perkuat Kolaborasi Riset dan Pendidikan Kesehatan

Universitas UMMI Bogor berada di jalur ini melalui:

  • Rumah Sakit UMMI sebagai laboratorium hidup untuk pendidikan kebidanan dan keperawatan, dengan potensi berkembang menjadi teaching hospital bekerja sama dengan IPB dan mitra lainnya.
  • Laboratorium kesehatan dan teknik yang digunakan bukan hanya untuk praktikum, tetapi juga untuk riset sederhana tentang kesehatan masyarakat, kualitas air, lingkungan, dan teknologi tepat guna.
  • Kurikulum berbasis industri & masyarakat: magang, KKN, dan proyek tugas akhir diarahkan untuk menjawab isu pengentasan kemiskinan, penguatan UMKM, kesehatan, dan digitalisasi.

Dalam kesempatan tersebut, Prof. Rokhmin Dahuri yang juga anggota Komisi IV DPR RI memaparkan tantantan bagi generasi muda (mahasiswa), sebagai berikut:

  • Pada umumnya, teknologi berkembang (bergerak) lebih cepat daripada kurikulum dan kapasitas Dosen/Guru.
  • Arus informasi sangat besar, namun banyak yang tidak valid (hoax).
  • Individualisme dan krisis akhlak meningkat.
  • Persaingan kerja sangat ketat, bukan hanya dalam negeri, tetapi juga di kancah global.
  • Tenaga Kerja (lulusan Perguruan Tinggi, Sekolah Vokasi, dan SLTA) yang dibutuhkan oleh Dunia Kerja dan Dunia Industri (DUDI) dan pemerintahan: bukan hanya pintar, tapi memiliki karakter dan daya juang.

“Mahasiswa perlu membentuk pribadi sepenuhnya yang meliptui 4 aspek, yakni:  IPTEK (IQ = Intelectual Quotient = Hard Skills), Etos Kerja Unggul dan Akhlak Mulia (EQ = Emotional Quotient = Soft Skills), dan IMTAQ (SQ = Spiritual Quotient),” tegas Prof. Rokhmin  yang juga Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan – IPB University.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *