Milenianews.com, Jakarta – Langkahnya mungkin tampak biasa dalam menjalani hari dengan berangkat kuliah, mengerjakan tugas, dan menatap layar laptop. Tapi dibalik rutinitas itu, Ahmad Farhan Feby berdiri sebagai contoh bahwa keseimbangan masih mungkin dijaga.
Mahasiswa semester tujuh, jurusan Sosiologi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu, tak hanya hidup di ruang kelas dan teori, tetapi juga di lapangan kemanusiaan. Ia menjabat sebagai General Manager di Refuture Indonesia, sebuah lembaga Non-Governmental Organization (NGO) yang bergiat pada isu-isu seputar pengungsi. Dia bercerita saat diwawancarai langsung di kampusnya, pada Jumat (10/10) lalu.
Di antara tumpukan buku kuliah dan berkas lembaga, Farhan menemukan sebuah makna dari kesuksesan. Bukan pada gemerlap materi, melainkan pada kemampuan menyeimbangkan langkah antara dunia akademik dan dunia kerja.
“Awalnya cuma magang tiga bulan sebagai librarian dan event organizer,” kenangnya.
“Tapi setelah selesai, aku ditawarin lanjut part-time. Katanya mereka butuh orang yang bisa bantu urus kegiatan lainnya”.
Tawaran itu datang tak lama setelah magang berakhir. Ia tak berpikir dua kali, karena bagi Farhan ini kesempatan untuk belajar langsung di lapangan.
Baca juga: Mahasiswa Berprestasi! Juara 2 Cheerleading All Star Thailand 2024 Berbagi Cerita di SEMOT UBSI 2025
Menurutnya, bekerja sambil kuliah bukan semata soal menambah pemasukkan. Ada pelajaran hidup yang tak bisa ditemukan di ruang kelas, terutama ketika ia menanamkan motivasi yang sederhana, tentang makna dari kata belajar.
“Motivasi utamaku bukan uang, tapi belajar. Di Refuture, aku bisa belajar langsung tentang dunia profesional. Apalagi disana juga berhubungan dengan lembaga Internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Suaka Indonesia,” ujarnya dengan senyum tenang.
Menjalani dua peran tentu tidak mudah. Ia mengaku, waktu adalah tantangan terbesar. “Kuncinya di prioritas,” katanya mantap.
“Aku selalu dahulukan kuliah, karena itu tanggung jawab ke orang tua. Setelah itu baru kerjaan. Namun, tetap saja, benturan waktu tak bisa dihindari. Pernah suatu hari, jadwal kerja dan kuliah bertemu dalam satu waktu. Akhirnya aku izin kuliah, pakai jatah absen,” ujarnya.
Farhan tidak berjuang sendirian. Dukungan selalu datang dari keluarga, teman-temannya pun sering mampir ke tempat kerjanya, meski hanya sekadar mengobrol atau membantu.
“Orang tua selalu ingetin soal tanggung jawab dan amanah. Teman-teman sering main ke tempat kerja, ditambah ada pacar, dia juga salah satu support system-ku dan suka ngirim pesan penyemangat,” ceritanya sambil tertawa kecil.
Bagi Farhan, dukungan emosional itu penting agar tetap kuat menghadapi hari-hari padat. Ia juga menganggap dirinya beruntung bisa menjalani dua dunia sekaligus.
“Bersyukur banget, karena banyak orang yang udah kerja tapi belum bisa kuliah, atau udah kuliah tapi belum bisa kerja,” katanya.
Di tengah rutinitas yang padat, Farhan belajar memaknai arti sukses dari sisi yang berbeda. “Dulu aku pikir sukses itu punya rumah besar, dan mobil. Tapi sekarang, sukses itu sesederhana jadi orang yang lebih baik dari kemarin. Bisa jujur, bisa dipercaya, dan terus berkembang,” ujarnya dengan mata yang tenang.
Meski rasa lelah kadang datang, ia lebih sering merasa bangga dan bersyukur. “Aku bangga bisa bertahan. Bangga sama diri sendiri karena masih bisa jalanin semuanya. Tapi yang paling penting, aku bersyukur udah dikasih kesempatan ini,” katanya.
Baca juga: Kerendahan Hati Jadi Kunci Generasi Muda Raih Kesuksesan di Tengah Persaingan Global
Cita-cita Farhan sederhana, berharap bisa lulus kuliah tepat waktu dan terus berkarier di bidang akademik.
“Makanya tetap kuliah. Karena untuk jadi dosen minimal harus S2. Tapi sebelum kesana, aku mau kumpulin banyak pengalaman dulu,” tuturnya.
Kepada mahasiswa lain yang masih ragu untuk bekerja sambil kuliah, ia punya pesan yang hangat namun tegas.
“Saingan (kerja) kita sekarang banyak banget. Jadi kalau ada kesempatan, ambil. Gak harus langsung kerja kok, bisa mulai dari magang, volunteer, atau yang lainnya. Yang penting tambah pengalaman, dan tetap positif.”
Sebelum menutup obrolan, Farhan tersenyum dan berkata, “Capek pasti, tapi setiap langkah itu selalu ada rasa syukur karena gak semua orang bisa punya kesempatan untuk belajar dan bekerja sekaligus.”
Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube Milenianews.