Milenianews.com, Tangsel– Kinetik Kopi, sebuah UMKM yang dirintis pada 2019, berhasil menarik perhatian pelanggan dengan sajian kopi khas dari biji Arabika Jawa Barat dan Robusta Lampung, serta berbagai pilihan makanan pendamping seperti chicken katsu. Didirikan oleh seorang pengusaha yang mengusung kecintaannya pada kopi lokal, Kinetik Kopi kini menjadi pilihan utama bagi kalangan muda dan keluarga di kompleks perumahan Bukit Dago Utama, Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel).
Pada Jumat, 8 November 2024, pukul 10.00-12.00 WIB, lima mahasiswa STEI SEBI –yaitu Fahru, Bintang, Muflih, Solahudin dan Faris — melakukan observasi bisnis sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Lab. Bisnis melalui wawancara dengan pemilik Kinetik Kopi, Bapak Efran.
“Wawancara ini berujuan untuk memahami strategi operasional, pengelolaan kualitas produk, serta tantangan yang dihadapi oleh bisnis UMKM ini dalam mempertahankan daya saing,” kata Bintang dalam rilis yang diterima Milenianews.com.
Ia menambahkan, berbeda dari usaha sejenis, Kinetik Kopi konsisten mempertahankan standar kualitasnya dengan tidak menggunakan susu kental manis dalam menu kopi mereka. Selain fokus pada bahan segar dan sehat, Kinetik Kopi juga menawarkan layanan free ongkir untuk setiap pembelian, memberi kemudahan bagi para pelanggan setianya.
“Strategi pemasaran yang efektif melalui WhatsApp dan Instagram turut membantu Kinetik Kopi menjangkau pelanggan lebih luas,” ujarnya.
Pemilik Kinetik Kopi, Efran memaparkan bahwa operasional harian berjalan setiap hari, kecuali Sabtu, dari pukul 10.00 hingga 18.00 WIB. Jadwal ini disesuaikan dengan aktivitas konsumen di kompleks, dengan fokus pada efisiensi dan pengecekan kualitas bahan baku setiap pagi sebelum membuka. Ia menjelaskan, untuk menjaga kualitas, bahan baku di Kinetik Kopi, disimpan terpisah sesuai jenisnya untuk menjaga kesegaran. “Pemantauan kualitas dilakukan secara rutin, termasuk pengecekan bahan sebelum digunakan, sehingga setiap produk yang dihasilkan memenuhi standar yang diharapkan,” kata Efran.
Dalam meracik kopi, mereka memilih untuk tidak menggunakan bahan aditif seperti susu kental manis agar tetap sehat dan mengedepankan cita rasa kopi asli. Ini menunjukkan pentingnya bagi UMKM untuk memiliki standar kualitas yang jelas dan berkomitmen pada kepuasan pelanggan.
Meskipun saat ini Kinetik Kopi belum memiliki SOP formal yang terperinci, prinsip-prinsip dasar seperti kebersihan, kerapihan, dan ketepatan waktu diterapkan secara konsisten dalam setiap aspek operasional sehari-hari. Tantangan yang dihadapi Kinetik Kopi antara lain adalah persaingan ketat dengan bisnis serupa di area tersebut serta keterbatasan sumber daya manusia, sehingga efisiensi sangat ditekankan.
Efran juga menjelaskan bahwa rencana pengembangan ke depan meliputi penambahan jam operasional agar bisa melayani lebih banyak konsumen serta penyusunan SOP yang lebih terstruktur. “Diharapkan dengan langkah-langkah ini, Kinetik Kopi dapat memperkuat posisinya di pasar dan terus berkembang di tengah persaingan,” ujarnya.