Milenianews.com, Bogor– Halal Science Center (HSC) IPB University bekerja sama dengan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) mengadakan pelatihan bertajuk “Penanganan dan Penyembelihan Hewan Kurban bagi Masyarakat Umum dan Pengurus DKM”. Kegiatan ini diselenggarakan Kampus IPB Gunung Gede, Bogor, Kamis (29/5/2025).
Kepala HSC IPB University, Prof. Khaswar Syamsu, dalam sambutannya menyoroti pentingnya edukasi penyembelihan hewan kurban yang sesuai dengan syariat sekaligus memperhatikan aspek kesejahteraan hewan dan kelestarian lingkungan. Ia menekankan bahwa Islam sebagai agama yang sempurna tidak hanya mengatur hubungan antara manusia dan Tuhan, tetapi juga hubungan antarsesama manusia, hewan, dan alam.
“Kita sering melihat di media sosial bagaimana proses penyembelihan dilakukan tanpa memperhatikan adab terhadap hewan, seperti mengasah pisau di depan hewan. Ini menimbulkan stres pada hewan dan bertentangan dengan prinsip Islam,” jelas Prof. Khaswar.
Ia juga mendorong penggunaan wadah ramah lingkungan seperti besek, daun pisang, atau kertas daur ulang, untuk menggantikan plastik sekali pakai.
Pelatihan ini dibuka secara resmi oleh Hendra Utama selaku Board of Expert LPPOM MUI. Ia menyatakan, “Pelatihan ini diharapkan menjadi sarana untuk memahami hukum syariat dalam pelaksanaan kurban, termasuk pemilihan hewan, teknik penyembelihan yang higienis, perhitungan karkas, hingga penanganan daging yang sesuai dengan prinsip halal dan thayyib (baik).”
Pelatihan ini menghadirkan sejumlah narasumber ahli dari berbagai bidang, di antaranya KH Abdul Muiz Ali, wakil sekretaris Komisi Fatwa MUI Pusat, yang menyampaikan pentingnya memahami aspek fikih dan teknis dalam penyembelihan agar kurban sah secara syariat dan sesuai standar halal.
Salah satu poin penting dalam pelatihan adalah edukasi tentang empat saluran yang harus terputus dalam proses penyembelihan: saluran napas (hulqum), saluran makanan (mari’), dan dua pembuluh darah (wadajain). “Semakin sempurna pemotongan, semakin maksimal darah keluar; maka kualitas daging pun lebih baik,” ungkapnya.
Selain aspek syariat, materi juga disampaikan oleh Edit Lesa Aditya, SPt, MScAgr, dosen Fakultas Peternakan IPB University yang membahas pemilihan ternak dan estimasi hasil daging. Ia menekankan pentingnya memilih hewan berdasarkan kondisi tubuh dan skor kondisi tubuh (Body Condition Score/BCS), bukan hanya ukuran atau tren jenis tertentu.
“Jangan sampai karena ikut tren, kita membeli hewan yang hasil dagingnya justru lebih sedikit. Banyak orang tidak membeli sapi lokal seperti sapi Bali karena badannya kecil. Padahal kalau dari komposisi tubuh, sapi Bali bisa menghasilkan persentase daging lebih tinggi meski berukuran kecil,” jelasnya.
Pelatihan ditutup dengan sesi praktik penyembelihan langsung yang dipandu oleh Dr. drh Supratikno, PAVet, dosen Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB) dan peneliti HSC IPB University.
Baca Juga :
Ia menegaskan, “Kami memastikan setiap peserta mampu melakukan praktik sesuai standar, mulai dari metode perebahan sapi, tata cara penyembelihan, dan proses penanganan karkas pasca penyembelihan.”
Dr. Supratikno juga merekomendasikan agar memisahkan daging dari jeroan hijau (usus, rumen, retikulum, omasum, abomasum). Tindakan ini penting agar daging tetap higienis dan tidak cepat mengalami pembusukan.
Menjelang Idul Adha 1446 H, HSC IPB University aktif memberikan edukasi terkait penanganan dan penyembelihan hewan kurban kepada masyarakat umum dan pengurus dewan kemakmuran masjid (DKM). Sebelumnya (24/5), kerja sama juga dilakukan bersama PT Bank BCA Syariah melalui pelatihan secara daring.
Kegiatan ini diharapkan dapat diaplikasikan di masyarakat, menjadikan kurban sah secara syariat, aman, dan bermanfaat luas. “Dengan pelaksanaan kurban yang baik, higienis serta ramah lingkungan, semoga ibadah kurban kita menjadi lebih bermakna dan membawa keberkahan bagi masyarakat dan lingkungan,” harap Prof. Khaswar.