Freelancer vs Entrepreneur: Mana yang Lebih Cocok untuk Mahasiswa?

Universitas Nusa Mandiri (UNM) mendukung mahasiswanya untuk berkembang dalam dunia bisnis digital, baik melalui jalur freelance maupun kewirausahaan. (Foto: Dok UNM)

Milenianews.com, Jakarta–  Di era digital seperti sekarang, mahasiswa memiliki banyak pilihan untuk menghasilkan pendapatan, dua di antaranya adalah menjadi Freelancer atau Entrepreneur. Keduanya memiliki kelebihan dan tantangan masing-masing, dan memilih antara keduanya tergantung pada minat, keterampilan, serta tujuan jangka panjang.

Maruloh selaku kepala Nusa Mandiri Entrepreneur Center (NEC) menyebutkan,  sebagai Kampus Digital Bisnis, Universitas Nusa Mandiri (UNM) mendukung mahasiswanya untuk berkembang dalam dunia bisnis digital, baik melalui jalur freelance maupun kewirausahaan. Melalui Nusa Mandiri Entrepreneur Center (NEC), mahasiswa mendapatkan bimbingan untuk menemukan jalur yang paling sesuai bagi mereka.

“Secara istilah Freelancer adalah individu yang bekerja secara mandiri, biasanya dengan sistem proyek atau kontrak. Contohnya adalah desainer grafis, penulis, digital marketer, hingga programer lepas. Sedangkan Entrepreneur adalah seseorang yang membangun dan mengembangkan bisnisnya sendiri, baik dalam bentuk usaha kecil, startup, maupun perusahaan besar,” jelasnya dalam rilis yang diterima Milenianews.com, Rabu (16/4).

Ia menjelaskan untuk menjadi freelancer maupun entrepreneur memiliki kelebihan dan tantangannya masing-masing. Sebagai freelancer, mahasiswa bisa memulai dengan modal kecil, cukup bermodalkan perangkat kerja seperti laptop, serta memiliki kebebasan waktu yang tinggi, tergantung proyek yang diambil.

“Profesi freelancer juga memiliki keterbatasan. Pendapatan sebagai freelancer tidak tetap dan sangat bergantung pada jumlah proyek. Selain itu, peluang pertumbuhan juga lebih terbatas karena tergantung jumlah klien,” jelasnya.

Baca Juga : UNM Dorong Kolaborasi Riset Lewat Open House Predoktoral S3 Informatika

Sementara itu, menjadi entrepreneur membuka peluang lebih besar, meskipun dengan tantangan yang lebih kompleks. “Menjadi entrepreneur bisa memerlukan modal besar tergantung jenis bisnis, dan tingkat risikonya pun lebih tinggi karena ada kemungkinan kegagalan bisnis. Tapi, di sisi lain, potensi pendapatannya lebih besar dan peluang pertumbuhannya tidak terbatas—bisa berkembang menjadi perusahaan besar,” papar Maruloh.

Ia juga menekankan pentingnya mengenali karakter diri dan tujuan jangka panjang sebelum memilih jalur mana yang akan ditempuh. “Apapun pilihannya, baik freelancer maupun entrepreneur, kunci keberhasilannya tetap pada konsistensi, inovasi, dan kemauan untuk terus belajar,” tegasnya.

Ia menambahkan mahasiswa di era digital harus cerdas dalam memilih jalur yang sesuai dengan potensi dan tujuan mereka. Freelancer bisa menjadi awal yang baik untuk mengasah keterampilan, sementara Entrepreneur menawarkan peluang bisnis jangka panjang yang lebih besar. “Di Nusa Mandiri Entrepreneur Center (NEC), kami mendukung mahasiswa dalam kedua jalur ini dengan memberikan pelatihan dan bimbingan agar mereka bisa sukses di dunia bisnis digital,” tutupnya.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *