Milenianews.com, Bogor- Dewan Guru Besar (DGB) IPB University menggelar Webinar Pidato Kebangsaan dengan tema “Membangun Semangat Kebangsaan dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika di Perguruan Tinggi”, Kamis (27/10/2022).
“Kesuksesan pendidikan perguruan tinggi berperan besar dalam membangun peradaban bangsa. Tentu kita tidak ingin menjadi menara gading yang menjauhkan diri dari kepentingan masyarakat. Semangat kebangsaan di perguruan tinggi karena memiliki peran signifikan dalam membangun bangsa,” ujar Prof Agus Purwito, wakil Rektor IPB University Bidang Sumberdaya, Perencanaan dan Keuangan saat membuka acara ini.
Prof Komaruddin Hidayat, rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai pembicara kunci mengatakan membangun bangsa dan negara Indonesia adalah panggilan dan proyek sejarah masa depan. Bangsa yang awalnya terpecah kemudian dipersatukan dalam satu payung kebhinekaan Negara Indonesia.
“Momentum yang paling bersejarah yakni Sumpah Pemuda. Generasi muda harus terpanggil untuk membangun Indonesia, betapa pada masa itu pemuda yang tidak memiliki pendidikan semewah sekarang bisa memberikan kontribusi. Keragaman etnis, agama, bahasa, budaya merupakan kekayaan dan keunggulan Indonesia, sekaligus menjadi tantangan yang berat untuk merawatnya,” ujarnya.
Baca Juga : Sekolah Vokasi IPB University Resmikan Galeri Investasi
Menurutnya, semakin berkembangnya teknologi, keragaman ini semakin terekspos dan menjadi tantangan tersendiri. Indonesia harus kokoh dalam merawat keragaman, di mana kekuatan hukum, birokrasi, hingga pendidikan menjadi sangat fundamental. Namun bila kebhinekaan yang ditekankan dan tidak bijak dirawat, maka akan menggusur keragaman itu sendiri.
“Nantinya akan mengarah pada otoriterisme, menimbulkan ketegangan yang laten antara tuntutan kebhinekaan dan keikaan dalam kehidupan berbangsa dan negara,” tambah Komaruddin.
Masyarakat Majemuk
Ia menambahkan, negara ini didirikan oleh masyarakat yang majemuk, sehingga mesti terjaga keseimbangan dan hubungan yang konstruktif dan rasional antara negara yang tunggal dan masyarakat yang plural. Selain itu, para pemuda yang berkualitas disaring oleh pemerintah untuk berpartisipasi dalam memajukan rakyatnya. Hubungan yang tersendat antara para pemuda dan pemerintah akan memudahkan pihak ketiga untuk mengambil keuntungan atau kekuatan non state yang membaca gramatika demokrasi.
“Perguruan tinggi semacam IPB University adalah institut keilmuan dan pusat peradaban yang melahirkan generasi baru yang semakin “meng-Indonesia”. Mereka melahirkan hybrid generation yang berkualitas sebagai penghubung dan pemersatu bangsa yang plural ini,” katanya.
Baca Juga : LKST IPB Tingkatkan Kapasitas Startup/UKM Melalui Implementasi Digital Marketing
Prof Damayanti Buchori, guru besar IPB University turut menanggapi pidato tersebut. “Sebenarnya mengharapkan generasi pembaharu merupakan suatu hal yang realistis, bukan mengada-ngada. Sejarah perjalanan bangsa Indonesia cukup memperlihatkan bahwa lahan kultural Indonesia cukup subur untuk menumbuhkan berbagai jenis gagasan tentang pembaharuan. Manusia Indonesia memiliki kreativitas cukup besar untuk melahirkan pembaharuan yang berarti,” ungkapnya.