Ada 12 Kelompok Iptek dan Keahlian yang Dibutuhkan di Abad Ke-21, Yuk Simak Apa Saja

Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan – IPB University Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri MS memberikan orasi ilmiah pada pada Wisuda ke-104 Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Tahun 2022, Kamis (17/11/2022). (Foto: Dok RD Institute)

Milenianews.com, Surabaya- Ada 12 kelompok Iptek  dan keahlian yang dibutuhkan di abad-21. Hal itu ditegaskan oleh Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan – IPB University Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri MS saat memberikan orasi ilmiah pada pada Wisuda ke-104 Universitas Negeri Surabaya (Unesa)  Tahun 2022 berjudul “Lulusan yang Tangguh, Adaptif, dan Beriman-Taqwa: Kunci Sukses Kehdupan di Era Ketidakpastian Global”, Kamis  (17/11/2022).

Apa saja ke-12 kelompok itu? Yuk kita simak:

Pertama, berbagai jenis Iptek  yang terkait dengan teknologi dan manajemen untuk memproduksi semua jenis produk dan jasa untuk memenuhi lima  kebutuhan dasar manusia secara produktif, efisien, berdaya saing, inklusif (berkeadilan), ramah lingkungan dan berkelanjutan (sustainable), yakni: (1) pangan dan minuman (seperti pertanian, peternakan, perikanan, teknologi pengolahan dan pengemasan pangan, dan bioteknologi); (2) sandang (serat, tekstil dan produk tekstil); (3) papan (perumahan dan bangunan lainnya); (4) kesehatan  (seperti kedokteran, gizi, olah raga; dan (5) pendidikan.

Kedua, yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan sekunder dan kebutuhan tersier manusia.  “Kebutuhan sekunder antar lain berupa: kelengkapan dan peralatan rumah tangga serta dapur (mebeler, kitchen set, AC, dan TV); HP (telepon genggam), komputer, sepeda motor, mobil, kapal laut, dan pesawat udara.  Adapun kebutuhan tersier antara lain mencakup: perawatan kebugaran (wellness), kecantikan, rekreasi, pariwisata, dan ‘medsos’,” ujar Prof Rokhmin yang juga Guru Besar Kehormatan Mokpo National University, Korea Selatan dan Guru Besar Emiritus Shinhan University, Korea Selatan.

Ketiga, yang terkait dengan pembangunan infrastruktur seperti jalan, pelabuhan laut, bandara, air bersih, bendungan, jaringan irigasi, jaringan listrik, jaringan pipa gas, dan kabel di bawah laut.

Keempat, yang terkait dengan transportasi, komunikasi, dan konektivitas digital,” ungkap Rokhmin yang juga   ketua umum Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) dan ketua Dewan Pakar Masyarakat Perikanan Nusantara (MPN).

Kelima, yang terkait dengan aspek Hankam (Pertahahan dan Keamanan) termasuk industri pertahanan.

Keenam, yang terkait dengan eksplorasi, eksploitasi (produksi), pengolahan, transprotasi, dan distribusi berbagai jenis mineral dan bahan tambang dan galian.  “Contoh mineral: nikel, bijih besi, pasir besi, bauksit, emas, tembaga, perak, mangan, dan mineral tanah jarang (rare earth),” kata Prof Rokhmin yang juga Member of International Scientific Advisory Board of Center for Coastal and Ocean Development, University of Bremen, Germany.

Ketujuh, yang terkait dengan eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, transportasi, dan distribusi beragam jenis energi.  Contoh energi: (1) yang tidak terbarukan (non-renewable energy) termasuk minyak, gas, dan batubara; dan (2) yang terbarukan (renewable energy) seperti energi matahari, angin, panas bumi (geothermal), air (hydropower), biofuel (energi dari bahan-bahan nabati), energi gelombang laut, energi arus laut, energi pasang surut laut, OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion), nuklir, dan hydrogen.

Kedelapan, yang terkait dengan teknologi dan manajemen lingkungan supaya pembangunan ekonomi dapat berlangsung secara berkelanjutan.  “Ini meliputi: (1) perencanaan tata ruang wilayah (RTRW); (2) pengendalian pencemaran; (3) konservasi keanekaragam hayati (biodiversity) pada level (tingkat) genetik, spesies, dan ekosistem; dan (4) cara-cara mengubah bentang alam, mendesain, dan membangun infrastruktur serta bangunan yang sesuai dengan struktur, karakteristik, dan dinamika lingkungan alam (design and construction with nature),” papar Rokhmin yang juga Honorary Ambassador of Jeju Islands dan Busan Metropolitan City, Korea Selatan.

Kesembilan, yang terkait dengan mitigasi dan adaptasi terhadap Perubahan Iklim (Global Climate Change), gempa bumi, tsunami, bencana hidrometri (seperti banjir, eosi, dan longsor), badai, dan bencana alam lainnya.

Kesepuluh, terkiat dengan beragam jenis teknologi yang lahir di era Industry 4.0 sejak awal abad-21 ini. Yakni: IoT, AI, Blockchain, Cloud Computing, Robotics, semikonduktor, chips, Nanoteknologi, dan Bioteknologi.

Kesebelas,  yang terkait dengan manajemen pembangunan ekonomi, investasi, bisnis, dan perdagangan. 

Keduabelas, yang terkait dengan ilmu-ilmu dasar yang dibutuhkan sepanjang masa, termasuk untuk mendukung pengembangan kesebelas kluster Iptek.  “Contohnya adalah: matematika, fisika, kimia, biologi, engineering, metalurgi, geologi, geodesi, geomorfologi, oseanografi, limnologi, klimatologi, ekonomi, psikologi, antropologi, sosiologi, hukum, dan politik,” papar Rokhmin yang juga  Penasehat Menteri Kelautan dan Perikanan-RI 2020 – 2024.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *