Milenianews.com, Sleman– Program Tuli Mengaji Laznas PPPA Daarul Qur’an menghadirkan kegiatan pelatihan bertajuk Training for Trainers (ToT) #2 Al-Qur’an Isyarat pada Ahad, 24 Agustus 2025. Bertempat di Aula PPTQ SahabatQu Deresan, Sleman, Yogyakarta, kegiatan ini diikuti 64 peserta dari Komunitas Muslim Tuli Yogyakarta (MULIA), Rumah Marhaba Muntilan, dosen Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), mahasiswa pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), pengajar Al-Qur’an Executive Tahfidz Center (ETC) BMM, pengajar Al-Qur’an PPTQ SahabatQu, serta guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Sekolah Luar Biasa (SLB) Yogyakarta.
Pelatihan ini menghadirkan narasumber Ustadzah Tri Purwanti, S.Pd., yang dikenal sebagai pakar penyusun Panduan Al-Qur’an Bahasa Isyarat LPMQ Kemenag RI sekaligus pengasuh Pesantren Tuli Hibatullah Bantul. Ustadzah Tri Purwanti memberikan materi lanjutan tentang bagaimana mengisyaratkan huruf Hijaiyah, perbedaan metode kitabah dan tilawah, dan tajwid isyarat agar lebih mudah dipahami oleh kalangan Muslim tuli.
Kegiatan berlangsung sejak pukul 08.30 WIB hingga Ashar. Para peserta dibekali dengan metode aplikatif dalam mengajarkan bacaan Al-Qur’an melalui bahasa isyarat, lengkap dengan praktik langsung yang interaktif. Suasana ruangan dipenuhi antusiasme, terlihat dari ekspresi serius para peserta ketika mencoba mengisyaratkan huruf hijaiyah sesuai kaidah tajwid.
Program ini merupakan tindak lanjut dari pelatihan tahap pertama yang sebelumnya telah membekali dasar-dasar mengisyaratkan Hijaiyah dan harakatnya. Pada tahap kedua, fokus diarahkan untuk memperdalam keterampilan teknis, sehingga para peserta nantinya mampu menjadi trainer yang bisa menularkan pengetahuan kepada komunitas dan siswa masing-masing.
Menurut Maulana Kurnia Putra, kepala Perwakilan Laznas Daarul Qur’an DI. Yogyakarta, tujuan besar dari Training for Trainers ini adalah memperluas akses pembelajaran Al-Qur’an yang inklusif serta berpedoman pada standar baku nasional dari LPMQ. “Kita ingin memastikan bahwa Muslim Tuli tidak tertinggal dalam hal pemahaman Al-Qur’an, baik dari segi bacaan maupun tajwidnya. Dengan pelatihan ini, para guru, dosen, maupun komunitas memiliki bekal untuk menyebarkan ilmu di lingkungannya dengan mutu yang terjaga,” terangnya setelah acara berlangsung.
Suasana keakraban pun terasa sepanjang acara. Meski berasal dari latar belakang yang beragam, baik akademisi maupun komunitas, seluruh peserta berbaur dan saling mendukung. Tak jarang terdengar tawa kecil ketika ada peserta yang keliru mengisyaratkan huruf, namun langsung diperbaiki dengan penuh kesabaran oleh narasumber.
“Pelatihan ini sangat membuka wawasan saya. Selama ini saya mengajar Al-Qur’an di SLB dengan cara-cara terbatas. Setelah mengikuti ToT ini, saya jadi lebih percaya diri untuk mengajarkan tajwid dan huruf Hijaiyah kepada siswa tuli dengan metode isyarat yang tepat,” ungkap salah seorang guru PAI SLB di Yogyakarta yang hadir dan menyimak.
Baca Juga : PPPA Daarul Qur’an Kunjungi King Hussein Cancer Center: Bawa Harapan untuk Anak-anak Gaza
Sementara itu, Nurmadyo Wibowo, perwakilan dari Komunitas Rumah Marhaba Muntilan, menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya acara ini. “Kami merasa sangat didampingi untuk pembelajaran Al-Qur’an Isyarat. Dengan adanya Training for Trainers #2 ini kompetensi ajar kami terus ditingkatkan dan dijaga kualitasnya. Semoga kegiatan ini terus berlanjut dan semakin banyak teman Tuli di Indonesia bisa merasakannya,” ujarnya.
Kegiatan ini ditutup dengan doa bersama dan harapan agar semakin banyak pelatihan serupa digelar di berbagai daerah di Indonesia. Para peserta pulang dengan membawa semangat baru, catatan materi, hadiah singkong dari para petani di Gunungkidul, serta tekad untuk mengembangkan metode pengajaran Al-Qur’an Isyarat di lingkungannya masing-masing.