Milenianews.com, Depok – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) kembali menggelar International Dialogue sebagai bagian dari rangkaian pre-event The 22nd Economix. Seminar bertema “The Integration of Digital Finance into Monetary Systems” ini berlangsung di Auditorium R. Soeria Atmadja, FEB UI, Depok, Jawa Barat, dan disiarkan langsung melalui kanal YouTube Economix FEB UI.
Economix: Global Economic Challenges merupakan acara tahunan terbesar yang diadakan oleh KANOPI FEB UI. Pada tahun ke-22 ini, rangkaian acara terdiri dari seminar internasional, kompetisi internasional, dan Model United Nations (MUN), yang diikuti oleh mahasiswa, akademisi, dan masyarakat umum dari berbagai negara. Acara ini menjadi wadah untuk berdiskusi dan berbagi gagasan mengenai solusi atas permasalahan global.
Baca juga: ASEAN Foundation Ungkap Hasil Penelitian Tentang Literasi Digital di Wilayah Asia Tenggara
Pembicara Ternama Hadir dalam International Dialogue
Seminar International Dialogue tahun ini menghadirkan sejumlah pembicara ternama, di antaranya:
- Prof. Bambang Brodjonegoro (mantan Menteri Keuangan RI)
- Defri Andri (Deputi Komisioner Pengawas Bank BUMN dan Bank Syariah OJK)
- Tari Lestari (Direktur Keuangan Negara dan Analisis Moneter BAPPENAS)
- Dr. Adi Budiarso (Kepala Pusat Kebijakan Sektor Keuangan Kementerian Keuangan)
- Josua Pardede (Kepala Ekonom PermataBank)
- Satrio Nugroho (Deputi Direktur Pengembangan Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, OJK)
- Aries Setiadi (Direktur Eksekutif Asosiasi FinTech Indonesia)
Pentingnya Keuangan Digital
Dalam sambutannya, Prof. Bambang Brodjonegoro menggarisbawahi peran vital keuangan digital dalam perekonomian global dan Indonesia. Ia mengatakan, “Lebih dari 60% PDB global akan bergantung pada teknologi digital pada tahun 2022, dan 70% nilai baru akan tercipta dalam 10 tahun mendatang melalui model bisnis berbasis digital.”
Namun, beliau juga menyoroti tantangan signifikan: 48% (sekitar 97,7 juta orang) populasi dewasa di Indonesia masih belum memiliki rekening bank, menempatkan Indonesia di peringkat keempat dunia dalam hal inklusi keuangan. Prof. Bambang juga menyuarakan kekhawatiran mengenai kesenjangan literasi digital, yang menunjukkan perlunya upaya lebih dalam meningkatkan akses dan pemahaman masyarakat terhadap teknologi.
Diskusi Tantangan Keuangan Digital
Defri Andri memaparkan bagaimana pandemi COVID-19 mempercepat transformasi digital dalam sektor perbankan. Sementara itu, Tari Lestari menguraikan Visi Indonesia 2045 dengan fokus pada Mata Uang Digital Bank Sentral (CBDC) dan sistem pembayaran digital. Dr. Adi Budiarso menekankan potensi besar ekonomi digital Indonesia yang diproyeksikan mencapai USD 200 miliar pada tahun 2030.
Sesi panel yang dimoderatori oleh Prani Sastiono, Ph.D., menampilkan pembicara lain seperti Josua Pardede yang menekankan urgensi literasi keuangan dan Satrio Nugroho yang membahas peran smartphone dalam transaksi keuangan. Aries Setiadi menutup sesi dengan penekanan pada kolaborasi antara fintech dan perbankan tradisional untuk menciptakan sistem keuangan yang lebih inklusif.
Baca juga: The 21st Economix Cultural Gala, Jadi Perayaan Budaya yang Membanggakan
Kesimpulan dan Harapan
Seminar International Dialogue ini sukses memberikan wawasan mendalam mengenai integrasi keuangan digital dan tantangan yang dihadapi, termasuk keamanan siber, kesenjangan digital, dan literasi keuangan. Diskusi ini diharapkan dapat memberikan solusi atas tantangan ekonomi global di masa depan.
Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube Milenianews.