Milenianews.com, Nias Selatan—Anggota Komisi IV DPR RI Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri MS mengingatkan pengaruh dinamika geopolitik dan perubahan iklim global terhada Indonesia. Tak terkecuali Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara.
Prof. Rokhmin mengemukakan hal tersebut saat pada acara “Sosialiasasi Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan berbasis Konsep Ekonomi Biru” Kabupaten Nias Selatan, di Aula Kantor Bupati Kabupaten Nias Selatan, Jumat (27/6/2025).
Ia membawakan makalah berjudul “Pembangunan Agro-Maritim Berkelanjutan untuk Peningkaran Daya Saing, Pertumbuhan Ekonomi, Kedaularan Pangan, dan Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Nias Selatan”.
Prof. Rokhmin menyebutkan, dinamika global itu mencakup empat hal:
- Ketegangan geopolitik yang semakin meruncing, seperti Perang Rusia vs Ukraina, Genosida Israel terhadap Bangsa Palestina, dan Perang Israel vs Iran.
- Perang dagang global (pengenaan peningkatan tarif barang yang masuk ke AS oleh pemerintahaan Presiden Trump).
- Triple ecological crises: pollution, biodiversity loss, dan Global Warming beserta segenap dampat negatip nya.
- Disrupsi teknologi Industry 4.0, khususnya AI dan robotics.
“Implikasinya adalah jika pemerintah RI tidak mengatisipasi dampak akibat 4 dinamika global diatas secara tepat dan benar, maka, investasi asing, perdagangan, dan ekspor RI akan menurun. Banyak pabrik (industri manufaktur) gulung tikar, produksi pangan menurun, dan pertumbuhan ekonomi terhambat. Akibatnya, pengangguran dan kemiskinan meningkat,” kata Prof. Rokhmin Dahuri yang juga Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan – IPB University dan Rektor Universitas Ummi Bogor.
Dalam makalahnya tersebut, Prof. Rokhmin menyebutkan pencapaian dan status pembangunan Kabupaten Nias Selatan sebagai berikut:
- Tahun 2024, tingkat kemiskinan Prov. Sumatera Utara sebesar 7,99 % (urutan ke -22 dari 38 provinsi di Indonesia)
Pada 2024, Kab. Nias Selatan memiliki tingkat kemiskinan urutan ke – 3 sebesar 16,32% dari 33 kab./kota yang ada di Sumatera Utara. • Tingkat kemiskinan tertinggi berada di Nias Barat sebesar 22,68 %.
- Pada Tahun 2024, TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) Provinsi Sumatera Utara sebesar 5,60% (Urutan ke -11 dari 3 8 Provinsi di Indonesia)
Pada 2024, TPT tertinggi berada di Kab. Nias Selatan sebesar 3,03 % urutan ke -23 dari 33 Kab./Kota di Sumatera Utara.
- Tahun 2024, Koefisien GINI Prov. Sumatera Utara sebesar 0,297 (Terendah ke -6 dari 3 8 Provinsi di Indonesia). ▪ Suatu daerah otonom atau negara dikategorikan secara sosek adil, jika Koefisien GINI < 0,3 (Pareto, 1970).
Pada 2024, Koefisien GINI Kab. Nias Selatan sebesar 0,247 urutan Ke -19 dari 33 Kab./kota di Sumatera Utara.
- Pada 2024, IPM (Indeks Pembangunan Manusia) Provinsi Sumatera Utara sebesar 75,76 (Urutan ke -8 dari 3 8 Provinsi di Indonesia). ▪ Suatu Daerah Otonom atau Negara dikategorikan maju, bila IPM > 80 (UNDP, 2010).
Pada 2024, Kab. Nias Selatan memilki IPM sebesar 65,87 urutan Ke -32 dari 33 Kab./kota di Sumatera Utara.
- Pada 2024, PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Sumatera Utara berada diurutan ke – 5, sementara PDRB per kapita ke -14 dari 3 8 Provinsi di Indonesia. ▪ Warga negara wajib pajak adalah yang income nya > Rp 60 juta/tahun (Kemenkeu, 2016).
Pada 2024, Kab. Nias Selatan memiliki PDRB urutan ke -23 dari 33 Kab./Kota di Sumatera Utara. • Pada 202 4, Kab. Nias Selatan PDRB per kapita urutan Terakhir yaitu ke -33 dari 33 Kab./Kota di Sumatera Utara.
“Sekitar 63% penduduk bekerja Kab. Nias Selatan berpendidikan ≥ SMP • Sekitar 81% pengangguran terbuka Kab. Nias Selatan berpendidikan ≥ SMA,” ujarnya.
Ia lalu menguraikan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman Kabupaten Nias Selatan.
- Kekuatan (Strengths): Kaya SDA AGRO-MARITIM seperti kelapa • Potensi Pariwisata Bahari, khususnya selancar, renang, sunbathing, snorkling, dan diving • Rakyat dan budaya yang ramah, dan welcome terhadap tamu serta wisatawan
- Kelemahan (Weaknesses): Ketergantungan pada sektor primer yang rentan terhadap fluktuasi harga komoditas • Sebagian besar usaha AGRO-MARITIM tradisional • Pengangguran dan Kemiskinan • IPM Masih Rendah • Kurang INFRASTRUKTUR (JALAN RUSAK), Air Bersih, Listrik, dan Konektivitas digital • Keterbatasan APBD dan Akses Permodalan • Iklim investasi & Kemudahan Berbisnis kurang kondusif
- Peluang (Opportunities): Dukungan kebijakan pusat dan provinsi untuk pengembangan daerah 3 T. • Peningkatan minat investasi di sektor pertanian, perikanan, dan industri pengolahan. • Pengembangan jalur wisata lintas daerah dan konektivitas transportasi (udara Medan – Nias – Padang – Jakarta). • Pertumbuhan UMKM dan ekonomi kreatif berbasis
- Ancaman (Threats): Globalisasi: Perdagangan Bebas, Persaingan, tersingkirnya kesenian lokal • Pencemaran (SAMPAH), Degradasi Lingkungan, Bencana Alam (BANJIR, Gempa, dll) dan Perubahan Iklim Global • IUU (Illegal, Unregulated, and Unreported) and destructive fishing. • Kebijakan Politik-ekonomi Belum Kondusif
Ia lalu menyebutkan tujuan utama pembangunan ekonomi sebagai berikut:
(1) Semua penduduk usia kerja (15 – 64 tahun) bisa bekerja dengan income yang mensejahterakan (> US$ 480/orang/bulan);
(2) Berdaya saing tinggi;
(3) menghasilkan pertumbuhan ekonomi tinggi (> 7% per tahun) dan berkualitas;
(4) Ramah lingkungan berkelanjutan (sustainable).
Untuk itu, hal-hal yang mendesak untuk dilakukan adalah:
- Revitalisasi sektor-sektor ekonomi yang ada saat ini: industri manufaktur, tanaman pangan, hortikultur, peternakan, perkebunan, perikanan, pariwisata, dan lainnya.
- Pengembangan sektor-sektor ekonomi baru: Industry 4.0 (Ekonomi Digital), ekonomi kreatif, energi terbarukan (solar energy, wind power, hydropower, panas bumi, dan hydrogen), Ekonomi Hijau, dan Ekonomi Biru.
- Pembangunan Kawasan Industri Terpadu dan KEK (Kawasan Ekonomi Khusus).
- Penguatan dan pengembangan Koperasi dan UMKM.
- Pembangunan AGRO-MARITIM.
- Transformasi Struktur Ekonomi.
Ia menjabarkan Program Pembangunan Ekonomi Kelautan Quick Wins yang perlu dikembangkan di Kabupaten Nias Selatan, mencakup: Perikanan Budidaya (Aquaculture), Perikanan Tangkap (Capture Fishiries), Industri Bioteknologi Perairan, Pariwisata bahari, dan Perhubungan Laut.