Milenianews.com, Jakarta – Kalau ngomongin soal literasi di Indonesia, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) jadi pemain utama yang nggak bisa dilewatkan. Bukan cuma soal ngumpulin buku, Perpusnas sekarang makin aktif bikin program biar masyarakat makin akrab sama budaya baca.
Tapi, faktanya budaya baca kita masih lumayan PR besar. Data Perpusnas yang dilansir Antara News nunjukin kalau rata-rata orang Indonesia cuma baca enam buku per tahun dengan total waktu baca sekitar 129 jam setahun. Angka ini jelas masih kalah jauh kalau dibandingin sama negara lain yang sudah lebih maju soal minat baca.
Baca juga: Perpusnas Luncurkan Berbagai Buku Baru Bertema Kearifan Lokal
“Data ini belum termasuk kegiatan membaca media sosial, kitab suci, dan berita daring. Namun, angka enam buku per tahun memperlihatkan betapa pentingnya gerakan literasi yang lebih masif,” kata Kepala Perpusnas, E. Aminudin Aziz, dikutip dari Antara News.
Gerakan literasi dari buku gratis sampai challenge baca
Biar angka tadi bisa naik, Perpusnas udah gerak dengan banyak program. Ada distribusi ribuan buku ke Taman Bacaan Masyarakat (TBM), lembaga pemasyarakatan, sampai komunitas literasi. Buat anak sekolah, ada gerakan “Sepekan Satu Buku” yang bikin siswa SMP dan SMA ditantang untuk lebih rajin baca dan bikin resensi.
Selain itu, ada juga Relawan Literasi Masyarakat (Relima) yang sudah ada di 180 kabupaten/kota. Program ini dirancang supaya literasi bisa nyampe ke level paling bawah, termasuk desa-desa dengan akses terbatas.
“Perpusnas hadir tidak hanya sebagai lembaga penyimpan buku, tetapi juga sebagai penggerak literasi nasional. Literasi harus menjadi daya ungkit bangsa,” tulis Perpusnas di laman resminya, perpusnas.go.id, Selasa (12/9).
Layanan digital biar akses nggak terbatas
Ngikutin perkembangan zaman, Perpusnas juga udah move on ke dunia digital. Lewat layanan daring, jutaan koleksi buku, manuskrip, sampai arsip sejarah bisa diakses tanpa harus datang langsung ke gedung Perpusnas. Jadi, nggak ada alasan lagi buat bilang “jauh” atau “ribet” kalau mau baca.
Digitalisasi ini jadi langkah penting biar semua orang, dari generasi muda sampai peneliti, bisa tetap update ilmu pengetahuan tanpa hambatan jarak.
Baca juga: Penerbit IPB Press Raih Penghargaan Perpusnas 2024 untuk Buku Ketahanan Pangan dan Perubahan Iklim
Perpusnas bukan cuma tempat simpan buku, tapi juga pusat riset dengan koleksi langka dan arsip sejarah. Artinya, selain bantu masyarakat lebih rajin baca, Perpusnas juga punya misi menjaga ingatan kolektif bangsa.
“Tantangan literasi masih ada, namun dengan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan dunia pendidikan, masa depan literasi Indonesia akan semakin cerah,” tegas Perpusnas dalam pernyataannya.
Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube Milenianews.