Milenianews.com, Jakarta – Indonesia termasuk negara yang rentan terdampak perubahan iklim. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Victor Gustaaf Manoppo.
Pernyataan tersebut bukan hanya omong kosong belaka, melainkan terbukti melalui data bahwa kenaikkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) nasional sekitar 4,3 persen per tahun.
Baca juga: NFA Dorong Pemerintah Perkuat Pangan Nasional
Selanjutnya, tren kenaikkan suhu sekitar 0,03 derajat celcius per tahun dan kenaikkan permukaan laut 0,8 hingga 1,2 cm per tahun. Sementara itu sekitar 65 persen penduduk tinggal di wilayah pesisir.
Fungsi Blue Carbon terhadap perubahan iklim
Perubahan iklim yang terjadi nantinya, akan menimbulkan berbagai macam risiko, seperti kelangkaan air dan kerusakan ekosistem lahan. Tidak hanya itu, perubahan iklim juga akan menimbulkan kerusakan ekosistem lautan, penurunan kualitas kesehatan dan kelangkaan pangan.
“Jika tidak melakukan mitigasi, maka yang terjadi adalah perubahan iklim dapat meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi. Potensi kerugian ekonomi Indonesia dapat mencapai 0,66 persen hingga 3,45 persen dari total produk domestik bruto (PDB),” ungkap Victor dalam acara Workshop Strategi Blue Carbon Indonesia untuk Pencapaian Target Nationally Determined Contribution (NDC) dan Implementasi Nilai Ekonomi Karbon (NEK), Jakarta Selasa, (24/1).
Maka dari itu, dalam pengendalian perubahan iklim, KKP memegang dua mandat. Pertama, sebagai penanggung jawab isu ocean dan climate Indonesia untuk konvensi iklim. Kedua, sebagai pelaksana mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di sektor kelautan.
Baca juga: Pemerintah Akan Segera Umumkan Kenaikkan Upah Minimum 2023
Victor melanjutkan bahwa, mangrove, lamun, rawa payau merupakan ekosistem ekonomi biru yang memegang peranan penting dalam pengendalian perubahan iklim. Tak hanya berperan meningkatkan ketahanan masyarakat dan pulau-pulau kecil, tetapi ini juga mampu mengurangi emisi GRK 4 hingga 5 kali lebih besar.
“Saat ini Indonesia memiliki kurang lebih 3,36 juta hektar mangrove. Dan dari hasil perhitungan awal KKP, hutan bakau dapat menyerap 14 miliar ton karbon dengan perkiraan nilai moneter kurang lebih USD 66 miliar,” tuturnya.
Jangan sampai ketinggalan info terkini bagi generasi milenial, segera subscribe channel telegram milenianews di t.me/milenianewscom.