Mengapa Banyak Orang Menunda Pekerjaan? Ini Penjelasannya

Milenianews.com, Jakarta – Menunda pekerjaan adalah kebiasaan yang hampir semua orang pernah alami. Entah itu tugas kuliah, pekerjaan kantor, atau bahkan sekadar membereskan kamar, ada saja alasan untuk berkata, “nanti saja.” Padahal, sering kali kita tahu bahwa pekerjaan itu penting dan akan lebih baik jika segera diselesaikan. Dalam psikologi, kebiasaan ini disebut dengan procrastination. Ini bukan sekadar malas, tapi lebih dalam dari itu.

Baca juga: Beli Sekarang Bayar Nanti: Antara Kemudahan Finansial dan Risiko Psikologis

Menunda pekerjaan dapat terjadi di mana saja: di rumah, kampus, hingga kantor. Bahkan dalam situasi yang paling produktif sekalipun, gangguan dari lingkungan sekitar seperti media sosial, tontonan yang tak ada habisnya, dan akses informasi yang begitu cepat bisa memperparah kecenderungan ini. Era digital telah membuat otak kita lebih mudah teralihkan dan sulit fokus pada satu hal dalam waktu lama.

Kebiasaan menunda sering kali muncul saat kita berhadapan dengan tugas-tugas yang terasa tidak menyenangkan, terlalu besar, atau manfaatnya belum terasa dalam waktu dekat. Situasi seperti akhir pekan sebelum deadline atau awal minggu kerja biasanya menjadi momen umum di mana penundaan terjadi.

Menurut Dr. Piers Steel, profesor di University of Calgary sekaligus penulis buku The Procrastination Equation, menunda pekerjaan berkaitan erat dengan manajemen waktu dan kontrol diri. Ia menjelaskan bahwa kita cenderung menunda ketika tugas terasa berat atau manfaatnya belum terlihat jelas. Ironisnya, orang yang ingin hasil sempurna justru sering kali tidak memulai apa pun karena takut hasilnya tidak sesuai harapan.

Kecemasan, perfeksionisme, dan distraksi digital memperkuat kecenderungan menunda

Banyak orang menunda pekerjaan karena merasa cemas, takut gagal, atau bahkan terlalu perfeksionis. Otak kita cenderung menghindari ketidaknyamanan, dan tugas yang sulit atau besar terasa seperti beban. Selain itu, kebiasaan instan akibat era digital membuat kita terbiasa dengan kepuasan cepat dan enggan menghadapi proses yang menuntut konsentrasi tinggi.

Namun bukan berarti menunda adalah sesuatu yang tidak bisa diatasi. Salah satu cara sederhana yang bisa dicoba adalah dengan metode “5 menit saja.” Mulailah mengerjakan tugas yang ditunda selama lima menit. Biasanya, begitu kita memulai, kita cenderung akan terus melanjutkannya.

Otak kita hanya butuh dorongan awal. Tips lainnya adalah memecah tugas besar menjadi bagian-bagian kecil agar terasa lebih ringan. Alih-alih memikirkan “menulis laporan 10 halaman,” pikirkan “membuat kerangka,” lalu “menulis pembukaan,” dan seterusnya. Setiap langkah kecil yang tercapai akan membuat kita merasa lebih mampu dan termotivasi.

Baca juga: Dampak Psikologis Media Sosial: Ancaman bagi Kesehatan Mental Pengguna

Pada akhirnya, menunda memang manusiawi, tapi membiarkannya terus-menerus bisa berdampak pada produktivitas dan kesehatan mental. Mengenali penyebabnya dan mulai dari langkah kecil bisa jadi awal perubahan yang berarti.

Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube Milenianews.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *