News  

Memahami Makna Prinsip dan Rukun Islam

Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin M.S. (kiri) saat mengisi pengajian guru dan karyawan di Sekolah Bosowa Bina Insani (SBBI) Bogor. (Foto: Dok SBBI)

Milenianews.com, Bogor- Guru Besar IPB University dan Direktur Pascasarjana UIKA Bogor, Prof.  Dr.  KH.  Didin Hafiduddin M.S. mengupas lima hal terkait penjelasan Islam tentang prinsip dan  rukun Islam. “Paling tidak, ada lima hal terkait penjeasan Islam tentang prinsip dan  rukun Islam,” kata Prof.  Didin saat mengisi pengajian guru dan karyawan Sekolah Bosowa Bina Insani (SBBI) di Masjid Al-Ikhlas Bosowa Bina Insani, Bogor, Jumat (3/3/2023) pagi.

Pertama, kata dia, memberikan motivasi yang kuat. Misalnya terkait rukun Islam tentang kewajiban berpuasa, seperti dinyatakan dalam Alquran Surat Al-Baqarah ayat 183-187 dan sejumlah hadits Rasul tentang keutamaan. “Ayat-ayat Alquran dan hadits-hadits Rasul tersebut memberikan motivasi bagi setiap Muslim untuk menjalankan ibadah puasa dengan sebaik mungkin,” kata Kiai Didin.

Kedua, pembiasaan dalam ibadah. Misalnya, pentiingnya pembiasaan ibadah shalat, akhlak yang baik, serta taat dan patuh kepada orang tua. “Rasulullah menegaskan, bila anak kecil sudah bisa membedakan tangan kanan dan tangan kiri, maka dia sudah harus dibiasakan shalat,” ujarnya.

Pentingnya Keteladanan

Ketiga, keteladanan. Misalnya keteladanan orang tua kepada anak, dan guru kepada murid. “Kita sebagai pendidik harus jadi uswah hasanah (contoh yang baik). Baik bagi diri pribadi maupun menjadi contoh bagi orang lain, terutama anak didik  kita,” tuturnya.

Keempat, kata Kiai Didin,  penekanan  tertentu (stressing)  yang kuat pada hal-hal tertentu dalam melakukan ibadah. Misalnya shalat,  antara bacaan  dan gerakan harus serasi. Dalam berhaji, kegiatan tawaf (mengelilingi Ka’bah) yang menjadi rukun (wajib dikerjakan) adalah berputar mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali, sedangkan membaca doa sepanjang melakukan tawaf hukumnya sunnah.

“Demikian pula dalam melaksanakan sa’i,  penekanan utamanya adalah pada berlari-lari kecil dari Bukit Shafa ke Bukit Marwah  sebanyak tujuh kali, sedangkan membaca doa saat melaksanakan sa’i hukumnya sunnah,” paparnya.

Kelima, disiplin dan kejujuran yang kuat dalam segala hal. “Pentingnya kejujuran ini wajib dipegang, baik dalam hal ibadah maupun kegiatan-kegiatan lainnya,” kata Kiai Didin Hafidhuddin.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *