News  

Media Sosial Merajalela, Peran Pers Terganti?

Kecepatan informasi yang ada di media sosial mengalahkan media pers
Kecepatan informasi yang ada di media sosial mengalahkan media pers

Apabila secara ketertarikan masyarakat yang dikatakan memudar, tidak dibenarkan bagi media melakukan clikbait yang tidak sejalan dengan etika jurnalistik. Namun, saat ini media pers bisa memanfaatkan teknologi yang ada dengan menyamakan pengemasan berita layaknya di media sosial.

“Media pers harus juga bermain di berbagai platform. Kita tidak hanya bermain di satu platform saja, kita perlu mengikuti platform lain, media pers di onlinenya tidak hanya berita biasa. Media juga harus menyesuaikan kalau gak ketinggalan,” imbuh Irwan melanjutkan.

Baca juga: Cara Menggunakan Media Sosial Untuk Menghasilkan Uang 

Selain itu Ririn Oktavia menyampaikan juga bahwa diperlukan berita yang luar biasa agar tidak kalah dari berita biasa yang disajikan oleh citizen jurnalis. Meskipun begitu, pers tidak dapat dikatakan terancam dari segi peran memberikan informasi yang kredibel

“Di sisi lain dengan adanya digitalisasi itu menjadi tanggung jawab kita untuk berpegang teguh. kalau semisal kamu hanya menyajikan berita yang biasa-biasa aja kamu akan kalah dengan citizen jurnalis. Kalau dari sisi bisnis dikatakan terancam ya terancam. Tapi di sisi lain tidak semua natizen bisa mengkonfirmasi semua hal. Nah itu tugas dari media untuk mengonfirmasi,” ucapnya.

Guna mempertahankan kualitas media pers di tengah kecepatan informasi yang tidak dapat dikendalikan. Pers diperlukan untuk tetap meningkatkan kapasitas dan keahlian, sebab saat ini berbeda dengan wartawan di tahun 80an. Saat ini jurnalis di haruskan untuk serba cepat, namun di saat yang sama tetap mengedepankan keakuratan.

“Kita harus meningkatkan kapasitas dan keahlian. Kita berbeda dengan wartawan tahun-tahun 80an. Pertama, seorang wartawan yang dipegang adalah akurasi. Kecepatan ok tapi kalau tidak akurat sama saja. Kecepatan tetap, tapi akurasi tetap sangat penting,” tegas Irwan.

“Harus mau bekerja lebih keras dari media sosial. Kita harus tampil dengan kecepatan tetapi kita tetap harus akurat dan harus lengkap. Ada wartawan muda sekarang itu sambil liputan sambil ngetik itu kan kecepatannya gak main itu,” sambungnya.

Meskipun media pers sering kalah secara kecepatan dengan media sosial, namun apabila dilihat lebih dalam secara isi berita atau informasi tersebut, media sosial tidak dapat menggantikan peran pers dalam memberikan informasi yang terpercaya.

Hal tersebut disebabkan karena media pers dilandasi dengan kode etik. Selama bertugas, para jurnalis juga diharuskan untuk mengonfirmasi suatu informasi terlebih dahulu dari dua sudut pandang yang berbeda dan mencocokkan informasi. Sedangkan di media sosial citizen jurnalis hanya menyajikan sebuah informasi tanpa melakukan konfirmasi dan lainnya.

Baca juga: Jurnalisme Digital: Transformasi Media di Era Digital

Meskipun saat ini perusahaan serta pemerintah sudah bisa membagikan informasi melalui media sosial mereka sendiri, media pers tetap dibutuhkan sebab adanya kepercayaan masyarakat.

“Tetap perusahaan atau pihak pemerintah masih membutuhkan media untuk menyebarkan informasi karena trust dari masyarakat itu loh. Karena kalau koorporasi atau pemerintah menyebarkan informasi secara mandiri biasanya yang baik-baik saja, sementara kalau informasi itu diberikan kepada media, kita akan melakukan cover both side. Bener gak nih,” pungkas Ririn.

Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube MileniaNews.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *