Milenianews.com, Jakarta – Kecerdasan buatan alias AI bukan cuma jadi tren teknologi, tapi juga bakal jadi mesin penggerak ekonomi Asia Tenggara di masa depan. Menurut laporan firma konsultan global AT Kearney, pemanfaatan AI bisa nyumbang sampai 10–18% ke PDB kawasan ASEAN pada tahun 2030. Kalau dirupiahkan, nilainya tembus sekitar US$ 950 miliar gede banget kan?
Khusus Indonesia, potensinya nggak kalah fantastis. Penerapan AI di berbagai sektor bisa hasilin nilai ekonomi sekitar US$ 366 miliar atau setara Rp 6.088 triliun. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita bilang, pemerintah lagi fokus nyusun langkah strategis buat mempercepat pertumbuhan ekonomi digital lewat teknologi AI.
Baca juga: Cyber University Satukan AI dan Mindfulness, Siap Bahas Kesehatan Mental di Era Kecerdasan Buatan
Pemerintah lagi ngegas banget buat ngejar ketertinggalan di bidang AI. Tujuannya jelas bikin ekosistem inovasi AI yang kuat, mandiri, dan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Upayanya mulai dari riset, pengembangan SDM digital, sampai kolaborasi bareng sektor industri.
“Ada studi dari AT Kearney yang menyebut penerapan AI di kawasan ASEAN bisa ningkatin PDB regional sampai US$ 950 miliar, atau sekitar 13% dari rata-rata PDB negara anggota ASEAN,” kata Agus Gumiwang Kartasasmita, dikutip dari BloombergTech, Kamis (23/10).
Meski begitu, Indonesia masih punya PR besar. Berdasarkan Global AI Index 2023, posisi kita masih di peringkat 46 dari 62 negara. Artinya, infrastruktur digital dan SDM AI kita masih perlu upgrade biar bisa bersaing sama negara tetangga.
Etika dan kendali manusia tetap nomor satu
Biar secanggih apa pun AI, peran manusia tetap yang utama. Hal itu diingatkan oleh Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria, saat membuka Masterclass AI yang digelar bareng Asosiasi Perusahaan Public Relations Indonesia (APPRI) dan AI Center of Excellence (ACE) di Kompas Institute Jakarta, Kamis (23/10).
“Baik jurnalisme maupun public relations sama-sama menyampaikan narasi ke publik. Di era AI, masa depan komunikasi bukan cuma soal teknologi, tapi soal kemampuan manusia buat ngendaliinnya,” ujar Nezar Patria, dikutip dari laman resmi komdigi.go.id.
Senada dengan itu, praktisi PR internasional Dr. Hemant Gaule juga bilang kalau AI bukan pengganti manusia, tapi cuma alat bantu yang perlu diawasi dengan bijak. “AI itu keren, tapi manusia tetap punya peran penting buat bangun kepercayaan publik,” ucapnya.
Baca juga: Tuhan, Manusia dan Mesin: Relasi Ciptaan dan Pencipta dalam Era Kecerdasan Buatan
Dengan semangat kolaborasi antara pemerintah, industri, dan dunia pendidikan, Indonesia optimis bisa membangun ekosistem AI yang nggak cuma canggih, tapi juga beretika dan berdaya saing global. Karena di era digital ini, yang bisa manfaatin AI dengan bijak dialah yang bakal melaju paling cepat.
Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube Milenianews.













