News  

KAHMI-ICMI Orwil Bogor Gelar Silaturahmi dan  Buka Puasa Bersama

Founder ESQ Dr Ary Ginanjar Agustian menyampaikan tausiyah pada acara silaturahmi dan buka puasa bersama yang diadakan oleh Majelis Daerah (MD) KAHMI Bogor bersama ICMI Orwilsus Bogor, di kediaman Prof. Rokhmin Dahuri, Bogor, Jumat (14/4/2023). (Foto: Dok RD Institute)

Milenianews.com, Bogor- Majelis Daerah (MD) KAHMI Bogor bersama ICMI Orwilsus Bogor menggelar acara silaturahmi dan buka puasa bersama. Kegiatan itu diadakan di kediaman Prof. Rokhmin Dahuri, Bogor, Jumat (14/4/2023). Prof. Rokhmin adalah anggota Dewan Penasehat Majelis Nasional (MN) KAHMI dan anggota Dewan Pakar ICMI Pusat

Rangkaian kegiatan tersebut terdiri dari buka puasa bersama, shalat Maghrib berjamaah, pembacaan ayat suci Alquran oleh qori internasional Dr. H. Sofyan Hadi Musa S.Q., M.S., tausiyah oleh Founder ESQ Dr Ary Ginanjar Agustian dan Ustadz Abi Dodi, diakhiri dengan shalat Isya dan Tarawih berjamaah.

Dalam kesempatan tersebut, Ary Ginanjar Agustian mengemukakan, ibadah puasa bukan hanya untuk membersihkan diri (tazkiyatunnafs), tapi juga menguatkan diri (taqiyatunnafs). “Sederhananya, puasa itu untuk membersihkan diri (tazkiyatunnafs) dan menguatkan diri (taqwiyatunnafs),” kata Ary Ginanjar.

Ia menyebutkan, ada tiga dorongan (way) pada diri manusia. Yakni, strong way, big way dan grand way. “Dengan berpuasa, kita berlatih mematikan atau mengendalikan strong way (keinginan untuk makan dan lainnya yang sekedar nafsu seperti hewan) dan big way, yakni nafsu ingin dihormati dan dipuji. Ibadah puasa melatih kita untuk menghidupkan atau menguatkan  grand way, yang merupakan alasan terbesar kita hidup di dunia,  yakni menjadi ulul albab (orang yang berakal) dan batin kita menjadi  bercahaya seperti dituntunkan oleh  Allah dalam Alquran,” ujarnya.

Prof. Rokhmin Dahuri

Ia lalu mengutip Alquran Surat Ali Imran ayat 190-194, yang artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, (ayat 190); (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), ‘Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka (ayat 191); Ya Tuhan kami, sesungguhnya orang yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh, Engkau telah menghinakannya, dan tidak ada seorang penolong pun bagi orang yang zalim (ayat 192); Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar orang yang menyeru kepada iman, (yaitu), ‘Berimanlah kamu kepada Tuhanmu,’ maka kami pun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan hapuskanlah kesalahan-kesalahan kami, dan matikanlah kami bersama orang-orang yang berbakti (ayat 193); Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami melalui Rasul-rasul-Mu. Dan janganlah Engkau hinakan kami pada hari Kiamat. Sungguh, Engkau tidak pernah mengingkari janji.’” (ayat 194)”

Ia juga mengutip Alquran Surat An-Nur ayat 35, yang artinya: “Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya, seperti sebuah lubang yang tidak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam tabung kaca (dan) tabung kaca itu bagaikan bintang yang berkilauan, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di timur dan tidak pula di barat, yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah memberi petunjuk kepada cahaya-Nya bagi orang yang Dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

“Potensi cahaya itulah yang ingin dicanangkan kembali di bulan Ramadhan. Kalau selama Ramadhan ini kita berhasil menghidupkan atau menguatkan grand way, maka akan melahirkan pribadi yang hebat. Kita akan tercerahkan, dan berhasil meraih lailatul qadar atau malam kemuliaan yang lebih baik dari 1.000 bulan. Kalau grand way ini berhasil kita temukan, maka Indonesia Emas yang menjadi cita-cita kita bersama bisa diwujudkan,” papar Ary Ginanjar.

Laksanakan ASI

Penceramah kedua,Ustadz Abi Dodi memberikan tips untuk hidup bahagia dunia akhirat dengan rumus ASI (Alquran, Shalat dan Infak). “Baca Alquran setiap hari, laksanakan shalat di awal waktu, dan keluarkan infak dengan ikhlas. ASI ini kekuatan diri kita. Ini yang diajarkan oleh Rasulullah. Kalau kita berpegang teguh pada prinsip ASI ini, maka kita akan meraih nikmat seperti yang ditegaskan Allah SWT dalam Alquran, yakni ‘perniagaan yang tak pernah rugi’  (Q.S. Fathir ayat 29),” ujar Ustadz Abi Dodi.

Dalam ayat tersebut, kata Ustadz Abi Dodi,  Allah menyebutkan tiga jenis perniagaan yang tidak pernah rugi. Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah (Alquran), mendirikan shalat, dan menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepadanya dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan rugi.” (Q.S. Fathir: 29)

“Pada malam-malam akhir Ramadhan kita mengharapkan dapat meraih lailatul qodar. ASI itu syarat dapat lailatul qodar. Kalau kita ingin mendapatkan lailatul qodar, maka tiga hal itu  — yakni membaca Alquran, shalat di awal waktu dan berinfak dengan ikhlas —  harus dipenuhi,” ujar Ustadz Abi Dodi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *