News  

Inilah Alasan Dinosaurus Punah Karena Asteroid Menurut Ahli Geologi

Dinosaurus Punah Karena Asteroid

Milenianews.com, Jakarta – Pada masa lampau sekitar 66 juta tahun yang lalu, Bumi mengalami kejadian bencana yang sangat menghancurkan. Sebuah asteroid berdiameter sekitar 12 km menabrak lautan di sekitar Semenanjung Yucatan, Meksiko. Atas hal itu banyak yang mengatakan bahwa Dinosaurus punah karena asteroid. Tidak hanya dinosaurus, namun seluruh makhluk hidup di Bumi.

Dampak dari benturan ini, yang terjadi dengan kecepatan tinggi, memusnahkan berbagai kelompok hewan yang telah ada selama 165 juta tahun. Namun, mengapa asteroid ini mampu membunuh dinosaurus? Apakah kemungkinan serupa akan terjadi di masa depan?

Baca Juga : Kamu Udah Tau? Ada Jejak Arkeologi di Danau Terdalam di Indonesia Lho!

Ini alasan Asteroid Dapat Membunuh Dinosaurus

Berdasarkan bukti fosil, dulu dinosaurus mendominasi setiap ekosistem di seluruh dunia. Namun, saat ini kita tidak lagi menemui hewan-hewan dengan gigi besar, kulit bersisik, dan suara menggelegar. Hal ini disebabkan oleh adanya lapisan batuan sedimen Cretaceous-Paleogene (K-Pg) yang menghantam.

Meskipun lapisan batuan ini hanya memiliki ketebalan 2 hingga 3 sentimeter, dalam ribuan tahun, batuan sedimen tersebut dapat mengendap dan menjadi padat. Para pakar paleontologi menjelaskan bahwa kepunahan spesies dinosaurus ini terjadi secara bertahap.

Pada tahun 1970-an, seorang ahli geologi bernama Walter Alvarez mempelajari berbagai lapisan batuan di pegunungan Italia. Dia menemukan bahwa salah satu lapisan tersebut adalah batas K-Pg. Alvarez kemudian mencoba menentukan usia pembentukan lapisan ini dengan mengikuti saran ayahnya, Luis Alvarez, seorang fisikawan yang juga meraih Nobel.

Baca juga : Lapan Duga Dentuman di Buleleng Akibat Asteroid

Luis Alvarez menyarankan untuk mengukur jumlah peluruhan isotop berilium-10 sebagai metode penentuan waktu. Namun, karena berilium telah lama membusuk dan tidak ada lagi sisa-sisanya, maka menggunakan unsur penggantinya yaitu iridium. Sebagian besar iridium di Bumi telah tenggelam ke dalam inti planet selama sejarahnya. 

Alvarez dan ayahnya berpikir bahwa mungkin satu dari setiap sepuluh miliar partikel adalah iridium. Namun, yang mengejutkan adalah mereka menemukan konsentrasi tiga puluh kali lebih tinggi. Lebih mengejutkan lagi, unsur ini memiliki tingkat konsentrasi yang serupa di lapisan batuan di seluruh planet Bumi.

Pada tahun 1980-an, ini menjadi masa yang menarik bagi para ahli geologi, ahli kimia, dan ahli paleontologi yang tertarik untuk mengembangkan skenario terkait hipotesis dampak asteroid. Alvarez dan ayahnya mengemukakan hipotesis bahwa mereka telah mengidentifikasi jejak kawah selebar 180 km di bawah Semenanjung Yucatan, yang kemudian dikonfirmasi sebagai tempat tabrakan yang meninggalkan jejak iridium yang ditemukan dalam batuan pada batas K-Pg.

Baca juga : Sobat Milenia, Yuk Mengenal Bintang Tsurayya

Bagaimana Dampak Asteroid Menyebabkan Kepunahan Begitu Banyak Spesies?

Asteroid adalah berita buruk bagi kehidupan di Bumi. Bahkan jika Anda berada di dekat lokasi tabrakan, ledakan dan gelombang kejut akan terjadi dengan cepat, yang dapat membunuh dalam sekejap. Asteroid ini dapat menyebabkan perubahan serius dalam iklim global, mengubah suhu dan rantai makanan, yang kemudian menyebabkan kematian banyak spesies. Ada bukti bahwa benturan ini menciptakan Megaripples tsunami yang mencerminkan kekuatan ledakan tersebut.

Selain itu, perubahan sinar matahari yang terhalang juga dapat menyebabkan kemungkinan musim dingin di planet ini. Terdapat juga tanda-tanda perubahan kimia laut yang drastis, yang mengakibatkan kehilangan kehidupan laut dalam skala yang luas.

Lalu, apakah asteroid ini dapat menyebabkan kehancuran terutama pada dinosaurus? Beberapa asumsi menyatakan bahwa dinosaurus sangat rentan terhadap perubahan lingkungan yang berskala besar. Selain itu, asumsi lain adalah bahwa tabrakan asteroid membuat mereka terlempar.

Hipotesis dan asumsi ini telah menimbulkan perdebatan sengit dengan bukti yang sulit diinterpretasikan. Menurut para ahli, hal ini bukan hanya tentang ukuran asteroid, tetapi juga dampaknya pada atmosfer Bumi. Bongkahan batu dari luar angkasa ini memicu pendinginan serius dalam jangka waktu yang lama, yang mempengaruhi geologi yang mengandung jenis mineral tertentu.

Baca juga : NASA Rilis foto Anak Krakatau saat Erupsi

Mungkinkah ini Akan Terjadi Lagi?

Setelah menyadari dampak yang dahsyat dari serangan asteroid terhadap kehidupan di Bumi, para astronom mulai memperhatikan batu-batu besar yang mungkin melintasi orbit di masa depan. Namun, mereka menyatakan bahwa tidak ada yang perlu kita khawatirkan dalam waktu yang dekat.

Kecuali terjadinya kejadian langka di mana batu-batu tersebut tertutupi oleh silau matahari atau asteroid yang terdapat pengaruh oleh gaya tarik gravitasi dengan cara yang sulit diprediksi, para ilmuwan memiliki banyak waktu untuk merencanakan tindakan yang tepat. Para ilmuwan berharap dapat mencegah serangan asteroid, namun mereka juga harus siap menghadapi konsekuensi ekologis yang mungkin terjadi.

Jangan sampai ketinggalan info terkini bagi generasi milenial, segera subscribe channel telegram milenianews di t.me/milenianewscom.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *