News  

Hermès Salip LVMH, Jadi Perusahaan Barang Mewah Paling Bernilai di Eropa

hermes

Milenianews.com, Jakarta – Persaingan ketat di industri barang mewah Eropa kembali mencuat setelah Hermès resmi menyalip LVMH sebagai perusahaan barang mewah dengan nilai pasar tertinggi. Ini terjadi usai saham LVMH turun drastis hingga 7% pada hari Selasa, menyusul laporan kinerja kuartal pertama yang mengecewakan. Penurunan tersebut membuat kapitalisasi pasar LVMH merosot menjadi €246 miliar, tepat di bawah Hermès yang mencatatkan €247 miliar.

Perubahan posisi ini terjadi di bursa saham Eropa, pusat utama perdagangan saham untuk perusahaan-perusahaan besar seperti Hermès dan LVMH. Kawasan ini menjadi saksi dari pergeseran nilai pasar di antara dua raksasa industri barang mewah global, yang operasional dan pengaruhnya mencakup pasar Amerika Serikat dan Tiongkok.

Baca juga: PPA Kejaksaan Agung Bersama Pegadaian Akan Lelang Tas Hermes

Kejadian ini berlangsung pada hari Selasa, ketika saham LVMH mengalami penurunan tajam setelah laporan keuangan kuartal pertama mereka dirilis. Momen tersebut menjadi titik balik yang menandai pergeseran sentimen pasar terhadap dua perusahaan besar tersebut.

Hermès dan LVMH Menjadi Fokus Investor dan Analis

Pihak yang terlibat dalam peristiwa ini adalah dua perusahaan barang mewah raksasa, yakni Hermès dan LVMH. Analis senior Morningstar, Jelena Sokolova, serta lembaga riset Bernstein, juga turut memberikan pandangan mereka. Selain itu, pemain besar lain seperti Kering, Richemont, dan Prada turut terdampak dalam perdagangan hari yang sama.

Perubahan posisi ini mencerminkan pergeseran sentimen investor. Hermès terus menunjukkan performa kuat berkat basis pelanggan ultra-kaya yang loyal serta strategi produksi terbatas yang menciptakan eksklusivitas tinggi.

Sebaliknya, LVMH menghadapi tekanan dari melemahnya pasar Amerika Serikat dan Tiongkok—dua wilayah yang selama ini menjadi tumpuan penjualan, terutama dalam segmen produk kecantikan dan minuman beralkohol. Menurut Jelena Sokolova, “cakupan pasar LVMH yang lebih luas termasuk pada barang mewah tingkat pemula bisa menjadi risiko tersendiri di tengah ketidakpastian ekonomi global.”

Lonjakan Konsumsi Barang Mewah Diduga Telah Mencapai Puncaknya

Dalam laporan keuangannya, LVMH mencatat penurunan penjualan sebesar 3% pada kuartal pertama, jauh dari ekspektasi pasar yang memperkirakan kenaikan 2%. Divisi utama mereka fashion dan barang kulit bahkan turun 5%, padahal sebelumnya menjadi motor pertumbuhan berkat merek seperti Louis Vuitton dan Dior. Hal ini memunculkan kekhawatiran bahwa lonjakan konsumsi barang mewah pascapandemi telah mencapai puncaknya.

Tak hanya LVMH, pemain besar lain seperti Kering, Richemont, Prada, dan bahkan Hermès juga mengalami penurunan saham pada perdagangan hari Selasa. Analis dari Bernstein memangkas proyeksi pertumbuhan sektor barang mewah global tahun 2024 dari +5% menjadi -2%. Jika terjadi, ini bisa menjadi kinerja terburuk dalam lebih dari 20 tahun terakhir.

Baca juga: Pabrik China Bongkar Fakta di Balik Barang Mewah: Konsumen Dunia Dibuat Tercengang

Penambahan tarif baru oleh mantan Presiden AS Donald Trump memperparah kekhawatiran pasar. Kebijakan ini memicu ketakutan akan resesi dan penurunan belanja konsumen. Di tengah ketidakpastian global, investor tampaknya lebih tertarik pada langkah Hermès yang menekankan eksklusivitas dan pasar premium, dibanding pendekatan LVMH yang menjangkau pasar lebih luas.

Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube MileniaNews.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *