Milenianews.com, Yogyakarta – Gunung merapi kembali erupsi pada Kamis (2/4) kemarin, durasinya lumayan lama, 345 detik, dengan tinggi kolom mencapai 3.000 meter dari puncak. Pada awal 2020 silam, Gunung Merapi telah mengalami erupsi sebanyak 8 kali. Setidaknya itu yang tercatat alai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).
Kepala BPPTKG, Hanik Humaida mengatakan, meski demikian Merapi tak menunjukkan tanda-tanda akan terjadi erupsi besar.
Baca Juga : Gunung Merapi Meletus, Hujan Abu Muncrat sampai Solo
“Tidak ada tanda-tanda untuk terjadi erupsi besar. Erupsi saat ini di dominasi gas, yang merupakan salah satu tipe erupsi Merapi,” tuturnya dikutip CNNIndonesia, Jumat (3/4). Hanik pun menyebut, erupsi yang terjadi didominasi gas.
Status Gunung Merapi masih Waspada

Status Merapi saat ini masih dinyatakan waspada. Hal tersebut berarti tidak ada perubahan status sejak erupsi pada 21 Mei 2018 silam.
“Statusnya masih waspada,” ucapnya.
Erupsi yang terjadi kemarin, merupakan rangkaian erupsi yag terjadi sejak tahun 2018. Ia pun mengimbau masyarakat agar tidak panik. Cukup perhatikan radius aman yang telah ditetapkan pemerintah.
“Potensi bahaya ada di radius 3 kilometer dan ikuti terus informasi Gunung Merapi melalui media BPPTKG,” jelas Hanik.
Dari data CNN Indonesia, mengutip Magma ESDM, erupsi Merapi tahun ini jauh lebih banyak dari tahun 2019.

Pada 2019 hanya tercatat 3 kali mengalami erupsi. Selebihnya hanya terjadi guguran lava. Sedangkan, pada awal tahun 2020 saja sudah terjadi 8 kali erupsi.
Baca Juga : Angin Kencang sampai Sebabkan Kebakaran Lahan, TWA Ijen Ditutup Sementara
Erupsi yang terjadi kemarin ini, menyebabkan hujan abu tipis di beberapa wilayah di Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Gunung Merapi mengalami erupsi pada pukul 15.00 WIB sore kemarin. Semoga dengan datangnya berbagai musibah membuat manusia semakin sadar terhadap Sang Pencipta. (Ikok)