Milenianews.com, Jakarta – Kabar mengenai masker bisa menyebabkan Hipoksia tersebar di media sosial. Hipoksia yakni keadaan di mana kekurangan pasokan oksigen di dalam sel dan jaringan tubuh.
Kabar miring tersebut menyebar di 10 negara, yakni Meksiko, Venzuela, Kolombia, Chili, Argentina, Ekuador, Guatemala, Spanyol, Brazil dan Perancis.
Menurut laporan poynter.org, setidaknya ada 5 artikel yang membahas berita tersebut yang telah diperiksa tim pemeriksa fakta internasional.
Baca Juga : [Fakta atau Hoaks] Video Penampakan Kuntilanak di Rumah Sakit Covid-19 Pulau Galang Batam
Penelusuran
Mereka mengkonfirmasi bahwa tidak ada risiko hipoksia dalam penggunaan masker. Bahkan di kondisi sekarang ini, sangat dianjurkan untuk memakai masker.
Informasi yang tersebar di Kolombia bahkan menyebut, bahwa masker bisa memabukkan pemakainya, menyebabkan ketidaknyamanan, kehilangan refleks dan kesadaran.
Informasi yang salah itu lantas menyarankan pengguna untuk mengenakan masker “Jika Anda berhadapan dengan seseorang di depan Anda” dan “buka masker setiap 10 menit.” Tapi, semua saran itu menurut pakar medis adalah cara yang salah.
Informasi di Brazil menyatakan bahwa udara yang ada di dalam masker bisa kadaluwarsa dan diubah menjadi karbon dikosida. Menghirup kembali udara tersebut akan membuat pusing. Tapi hal itu tidak benar.
Disinformasi akan sangat berbahaya jika benar-benar diterima mentah oleh pendengarnya. WHO merekomendasikan penggunaan masker untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Hoaks tersebut telah menyebar ke berbagai negara di Amerika Latin dan Eropa
Tim pemeriksa fakta Animal Político dari Meksiko, pada 30 April, dalam artikel cek-fakta mereka telah menekankan: “TIDAK ADA JENIS MASKER WAJAH MENYEBABKAN HIPOKSIA”.
“Meski pun benar bahwa masker wajah dapat menghasilkan sensasi yang tidak menyenangkan, jangan khawatir, itu normal. Menggunakan masker wajah tidak akan menyebabkan kekurangan oksigen apa pun. Pada kenyataannya, hipoksia hanya dapat disebabkan oleh merokok, menghirup gas, atau mengekspos diri anda ke tempat yang tinggi – bukan dengan menggunakan pelindung mulut, masker, atau filter.”
Hoaks tersebut telah tersebar ke seluruh Amerika Latin dan merambah Eropa dalam waktu kurang dari dua pekan. Dari penelusuran, kantor berita AFP telah menemuan hoaks yang sama beredar di Chili, Brazil da Perancis.
Tim pemeriksa fakta menemukan artikel hoaks itu dimuat pada dua situs web dan enam halaman Facebook dalam tiga bahasa berbeda: Inggris, Spanyol, dan Portugis.
Baca Juga : [Fakta atau Hoaks] FPI Bubar dan Bergabung dengan Nahdlatul Ulama
Bahkan ditemukan juga empat unggahan hoaks yang ditemukan dalam waktu yang bersamaan di Facebook dengan bahasa Spanyol. Postingan itu bahkan telah dibagikan 24.800 kali.
Ada kemungkinan bahwa hoaks yang dideteksi oleh ColombiaCheck dan Agência Lupa pada 7 April memiliki beberapa jaringan ke semua konten sebelumnya.
Hoaks tersebut layak mendapat perhatian maksimal karena telah melampaui batas negara, perbedaan bahasa, dan jenis platform media sosial yang dipakai.
Sumber : Antara