News  

Dampak dari Erupsi Gunung Semeru

Gunung Semeru Meletus, Warga Sekitar Terkena Dampak Erupsi

Milenianews.com – Pada Selasa (1/12) dini hari lalu, Gunung Semeru yang berada di Lumajang dan Malang, Jawa Timur meletus. Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM Himbau masyarakat sekitar untuk tetap waspada akan dampak dari erupsi Gunung Semeru.

Kasbani, selaku Kepala PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM menghimbau agar masyarakat mewaspadai awan panas guguran. Masyarakat juga dihimbau untuk mewaspadai guguran lava dan lahar pada sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu dari puncak Gunung Semeru.

Pengamatan PVMBG secara visual, gunung terlihat berkabut, namun tidak ada asap kawah. Awan panas guguran dengan jarak luncur 2.500 meter tampak terlihat. Kasbani menyebutkan sekitar 10 kali Guguran lava pijar terpantau dengan jarak luncur kurang lebih 500-750 meter dari ujung lidah lava. Atau kurang lebih 250 meter dari kawah aktif arah Kobokan.

Baca Juga : Gunung Semeru Meletus, Warga Sekitar Diminta Tidak Beraktivitas

Dilansir dari Liputan6.com (4/12), berdasarkan pemantauan, tingkat aktivitas Gunung Semeru masih berada pada Level II (Waspada). Sehingga Kasbani menghimbau warga sekitar untuk tidak melakukan aktivitas di dalam radius 1 kilometer dan wilayah sejauh 4 kilometer di sektor lereng selatan-tenggara kawah aktif. Namun ia menuturkan radius dan jarak rekomendasi ini akan terus mendapatkan evaluasi. Hal ini untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya.

“Letusan Gunung Semeru umumnya bertipe vulkanian dan strombolian, berupa penghancuran kubah atau lidah lava, serta pembentukan kubah lava atau lidah lava baru. Penghancuran kubah atau lidah lava mengakibatkan pembentukan awan panas guguran yang merupakan karakteristik dari Gunung Semeru,” jelasnya.

Pihaknya akan terus melakukan evaluasi dan pantauan intensif untuk menentukan status level Gunung Semeru. 

“Kami evaluasi tiap hari dan pantau intensif di pos pantau Gunung Saur, karena aktivitas masih fluktuatuf dan relatif tinggi, jadi masih ada gempa-gempa vulkanik dan letusan kecil. Tapi ini cenderung normal tapi masih di level 2 (Waspada),” ujarnya.

BNPB Mendorong Pembuatan Jalur Evakuasi dan Aliran Lahar Untuk Kurangi Dampak Erupsi Gunung Semeru

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mendorong pembuatan jalur evakuasi bagi warga dan hewan ternak. Ini merupakan upaya mitigasi adanya ancaman guguran lahar panas dari aktivitas Gunung Semeru.

Selain jalur evakuasi, Doni juga mendorong agar membangun kembali jalur aliran lahar. Sehingga apabila terjadi guguran lahar tidak berdampak pada permukiman peduduk.

“Membangun sebuah jalur evakuasi yang bisa memudahkan masyarakat untuk menuju ke tempat yang aman. Termasuk juga membangun kembali aliran lahar agar tidak mengarak ke permukiman penduduk,” imbuhnya.

Adapun jalur evakuasi tersebut menjadi penting, sebab hingga sejauh ini sudah ada rambu evakuasi, akan tetapi jalur evakuasi belum memadai.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati menambahkan, warga dari beberapa dusun sekitar Gunung Semeru, hendaknya selalu waspada letusan gunung Semeru.

Dusun-dusun yang berpotensi terdampak antara lain Dusun Curah Koboan, Desa Supiturang dan Dusun Rowobaung, Desa Oro-Oro Ombo di Kecamatan Pronojiwo, serta Dusun Kajar Kuning, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro.

Ia mengatakan, BPBD Kabupaten Lumajang telah menyiapkan sejumlah tempat untuk pengungsian warga. Antara lain lapangan Dusun Kamar Kajang berupa tenda keluarga dua unit, lapangan Desa Supiturang, SD Negeri 4 Supiturang, SD Negeri Sumberwuluh, halaman pos pantau Gunung Sawur, dan pos komando Balai Desa Supiturang.

“Palang Merah Indonesia (PMI) dan Dinas Sosial Kabupaten Lumajang juga telah menyiapkan dapur umum dan penyediaan air bersih,” tutur Raditya. (Latif)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *