News  

Curhat Dengan AI, Bahaya!

La Rane hafied sampaiakan edukasi penggunaan AI di Aula Student Center, UIN Jakarta pada Kamis (4/12).
La Rane hafied sampaiakan edukasi penggunaan AI di Aula Student Center, UIN Jakarta pada Kamis (4/12).

Milenianews.com, Jakarta – Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan UIN Jakarta, Muhtadi, bareng Co-Founder sekaligus Director Paberik Soeara Rakjat, La Rane Hafied, ngasih pengingat penting soal pemanfaatan AI dan potensi dampaknya buat masyarakat dalam acara pada Kamis (4/12). Keduanya sepakat kalau teknologi ini memang keren, tapi tetap harus dipakai dengan kepala dingin dan sikap kritis.

Baca juga: Waspada! Ancaman AI Terhadap Logika Berpikir dan Etika Akademik

Muhtadi bilang, kekhawatirannya muncul karena kalau masyarakat makin jarang berpikir kritis, AI justru bisa “ngerusak” cara kita berpikir logis. Menurutnya, penggunaan AI yang serba instan bisa bikin manusia kehilangan otonomi dalam berpikir, sesuai dengan konsep persamaan media yang menekankan bagaimana teknologi bisa memengaruhi pola pikir kita. Ia juga menegaskan bahwa AI jelas bukan teman curhat yang sebenarnya, karena semua responsnya hanya hasil dari data dan struktur data yang kita berikan.

Ia menambahkan, kemampuan berpikir kritis itu penting banget biar kita nggak gampang goyah sama dampak guncangan teknologi. Penggunaan AI secara berlebihan, kata Muhtadi, justru bisa bikin kita terjebak dalam jawaban template yang minim logika dan cenderung datar.

Data jadi bahan bakar utama yang menentukan kualitas AI

Sementara itu, La Rane Hafied lebih menyoroti data sebagai “bahan bakar” utama AI. Menurutnya, semua keputusan dan respons AI berangkat dari data yang diolah jadi pola tertentu sampai akhirnya bisa tampak seperti punya cara berpikir sendiri. Tapi, ia ngingetin, kalau data yang masuk buruk, hasilnya juga bisa jadi bencana. Ia bilang AI bukan tempat curhat yang valid karena tetap bergantung pada struktur data, meski begitu ia menenangkan masyarakat agar nggak terlalu takut kehilangan pekerjaan gara-gara teknologi ini.

Baca juga: Workshop “The Future of Artificial Intelligence” Sukses Digelar, Peserta dari Berbagai Kampus dan Industri Sangat Antusias

Hafied juga merinci bahwa AI punya empat kemampuan besar: memprediksi, memberi rekomendasi, mendeteksi, dan menghasilkan konten. Ia menekankan pentingnya dua pilar utama di era digital etika digital dan keamanan digital biar kita tetap aman dan bijak dalam memanfaatkan teknologi. Ia menjelaskan bahwa Generative AI didukung teknologi NLP yang bikin kita bisa ngobrol dengan mesin secara natural, tapi tetap aja AI hanya tahu apa yang kita kasih.

Di akhir, ia ngasih peringatan keras soal data pribadi. Jangan asal berbagi, karena AI bisa aja bias, menghasilkan informasi yang salah, sampai berhalusinasi. Bahkan, empati yang AI tampilkan itu cuma hasil dari data yang kita masukkan, bukan perasaan asli. Jadi, pakai AI boleh, tapi tetap harus sadar, waspada, dan nggak lupa pakai nalar.

Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube Milenianews.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *