News  

Bukber ICMI-KAHMI Bogor, Anies Tekankan Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini

Anies Rasyid Baswedan SE., MPP., Ph.D (mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, dan mantan Gubernur DKI Jakarta) menyampaikan tauiyah di acara Silaturahmi dan Buka Puasa Bersama yang diadakan oleh ICMI Orwilsus Bogor dan KAHMI) Bogor di rumah Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri MS, Bogor, Kamis (6/3/2025).

Milenianews.com, Bogor—Ikatan Cendekiawan Muslim Se-Indonesia (ICMI)  Orwilsus Bogor dan Korps Alumni-Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Bogor menggelar acara buka Silaturahmi dan Buka Puasa Bersama di rumah Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri MS, Bogor, Kamis (6/3/2025).

Rangkaian acara Buka Puasa Bersama (Bukber)  yang dihadiri ratusan orang itu  dimulai dengan buka puasa bersama, shalat Maghrib dan Isya berjamaah, shalat Tarawih berjamah, serta tausiyah dan diskusi.

Tausiyah dan diskusi menampilkan Prof. Rokhmin Dahuri (Anggota Komisi IV DPR RI., Dewan Pakar ICMI dan Dewan Pakar KAHMI); Prof. Dr. Ir. Arif Satria (Rektor IPB University dan Ketua Umum ICMI Pusat), Dr. KH. Jaziul Fawaid Al Hafidz, SQ., MA (Anggota DPR RI), dan H. Anies Rasyid Baswedan SE., MPP., Ph.D (mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI,  dan mantan Gubernur DKI Jakarta).

Dalam kesempatan tersebut, Anies Baswedan membahas pentingnya pendidikan anak di usia dini untuk mencegah korupsi. Ia mengemukakan, danyak yang bertanya kepadanya: Saat ini korupsi di Indonesia terjadi di mana-mana, dan banyak pelakunya merupakan orang-orang yang lulusan perguruan tinggi.

Menurut Anies, korupsi dilakukan bukan hanya oleh mereka yang berpendidikan tinggi, melainkan oleh mereka yang berasal dari semua lapisan pendidikan (lintas pendidikan). “Pendidikan tinggi isinya memang bukan kejujuran. Perguruan Tinggi isinya tentang riset dan cara menulis. Tapi Perguruan Tinggi menekankan pentingnya integritas,” kata Anies.

“Itu sebabnya, di Universitas Paramadina ada Mata Kuliah  Anti Korupsi.  Paramadina merupakan satu-satunya Perguruan Tinggi yang ada Matkul Anti Korupsi,” ungkap Anies yang pernah menjabat sebagai rektor Universitas Paramadina.

Namun, pencegahan korupsi, kata Anies, harus dilaksanakan sejak pendidikan anak usia dini. Ia lalu mengutip  seorang pemenang Hadiah Nobel bernama Prof.  James Heckman, yang meneliti dampak pendidikan usia dini terhadap kesuksesan anak di masa depan. Heckman menemukan bahwa investasi pada pendidikan anak usia dini memberikan keuntungan yang tinggi dalam jangka panjang.

“Usia 0-6 tahun (pendidikan anak usia dini) merupakan priode pendidikan terpenting. Semua pembentukan karakter ada di situ. Tapi,  memang butuh lama baru kelihatan hasilnya,” kata Anies Baswedan mengutip Prof. Heckman.

Ia menyebutkan, perkembangan otak priode emas 0-6 tahun. Pembentukan karakter usia 0-6 tahun. Penumbuhan karakter usia 0-6 tahun. Dan itu tidak hanya dipelajari di sekolah (Sekolah PAUD dan TK, Red) tapi juga di rumah.  “Kunci penting tumbuh kembang karakter ada di pendidikan  usia dini. Seluruh pendidikan yang terkait karakter dipelajari di usia  dini. Pendidikan usia dini itu di rumah dan di PAUD/TK,” kata Anies yang  sempat membentuk Direktorat Pendidikan Keluarga ketika menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Menurut Anies,  perhatian besar ke pendidikan tinggi  (Perguruan Tinggi) bagus, tapi pemerintah harus memperbesar perhatian  ke pendidikan usia dini.

Saat ini, 94% PAUD dikelola oleh   swasta, sedangkan pemerintah hanya 6%. PAUD sangat penting, walau memang dampaknya jangka panjang. “Pemerintah RI harus mau investasi untuk yang jangka panjang atau sangat panjang,  yakni PAUD dengan   cara yang benar. Inilah PR terbesar kita,” kata Anies.

Dikaitkan dengan kasus  korupsi yang kini makin merajalela di Indonesia, Anies menegaskan bahwa pencegahan korupsi  dan penindakan pelaku korupsi yang dilakukan saat ini,  penting. “Tapi untuk jangka anjang, PAUD sangat penting,” ujar Anies.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *