News  

Bangkitkan Potensi Laut Buleleng, Prof. Rokhmin Dahuri Dorong Akuakultur sebagai Penggerak Ekonomi Rakyat

Suasana Konsolidasi Akuakultur Nasional dan Pengukuhan Dewan Pengurus Daerah Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) Bali periode 2025–2030 di Kampus Undhiksa, Buleleng, Bali, Rabu (9/7/2025). (Foto: Dok MAI)

Milenianews.com, Buleleng— Dalam agenda Konsolidasi Akuakultur Nasional dan Pengukuhan Dewan Pengurus Daerah Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) Bali periode 2025–2030, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, M.S.—Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Rektor Universitas UMMI Bogor, dan Ketua Umum Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI)—menegaskan pentingnya menjadikan sektor kelautan dan perikanan sebagai motor penggerak ekonomi rakyat, khususnya di Buleleng, Bali.

Kabupaten Buleleng memiliki panjang garis pantai lebih dari 150 km dengan potensi laut yang melimpah. Namun, potensi tersebut belum tergarap optimal. Prof. Rokhmin mendorong pemerintah pusat dan daerah agar membangun industri akuakultur yang terintegrasi dan berkelanjutan. Ia juga menekankan pentingnya memberikan kewenangan lebih besar kepada kabupaten dalam mengelola sumber daya kelautan mereka.

Menurutnya, pelabuhan perikanan tidak boleh hanya menjadi tempat tambat-labuh, tetapi harus ditransformasi menjadi kawasan industri terpadu. “Dengan pendekatan industri, kita bisa menciptakan efek berganda bagi ekonomi daerah,” tegasnya seperti dikutip dalam rilis yang diterima Milenianews.com.

Acara ini turut dihadiri oleh Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Sakti Wahyu Trenggono, yang tidak hanya hadir sebagai pembicara utama, tetapi juga memberikan pengarahan langsung terkait arah kebijakan strategis sektor perikanan dan akuakultur nasional ke depan.

Hadir pula Wakil Bupati Buleleng, Gede Supriatna, SH, mewakili Bupati Buleleng sekaligus dilantik sebagai Ketua DPD MAI Bali. Turut hadir dalam kesempatan tersebut Ketua DPRD Provinsi Bali, Ketut Ngurah Arya, serta Wakil Rektor II Universitas Pendidikan Ganesha (Undhiksa), Prof. Dr. I Wayan Artanayasa, M.Pd, yang mewakili Rektor Undhiksa.

Konsolidasi ini juga dihadiri oleh jajaran Dewan Pengurus Pusat MAI dan seluruh pengurus daerah MAI Bali yang baru dikukuhkan. Kolaborasi anta lembaga, akademisi, dan pemerintah daerah menjadi penegasan bahwa pengembangan sektor akuakultur harus dilakukan secara terintegrasi, inklusif, dan lintas sektor.

Baca Juga : Ketahanan Pangan Laut, Prof. Rokhmin Dahuri: Ketahanan Pangan tidak Cukup hanya pada Sisi Ketersediaan 

Dalam Rakernas MAI di Kampus Undhiksa, Buleleng itu, Menteri KP juga menetapkan bahwa bandeng menjadi komoditas perikanan budidaya strategis nasional bersama udang, lobster, kepiting, nila salin, dan rumput laut.  Selain itu, Menteri KP juga mendeklarasikan bahwa Sylvo-Fishery (Tambak & Mangrove) sebagai salah satu program utama Revitalisasi Tambak Pantura. Dengan komoditas budidaya berupa udang windu, bandeng, nila salin, kepiting, dan komoditas lainnya yang cocok.dengan kondisi bioekologis setempat.

Prof. Rokhmin menutup pidatonya  dengan ajakan kepada seluruh pemangku kepentingan untuk menjadikan sektor perikanan sebagai pilar utama pembangunan maritim Indonesia. “Jika dikelola serius dan berkeadilan, sektor ini mampu mengatasi pengangguran, meningkatkan gizi masyarakat, dan mendorong pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan,” ungkapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *