Milenianews.com, Jakarta – Kekurangan gizi dapat memicu berbagai komplikasi kesehatan, terutama jika tidak segera ditangani dengan baik. Hal ini diungkapkan oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (FKUI-RSCM), dr. Sukamto Koesnoe, SpPD, K-AI, Konsultan Alergi dan Imunologi Klinik.
Baca juga: Penuhi Kebutuhan Gizi Dhuafa, BAZNAS RI dan DAN+DAN Distribusikan Sajian Berkah Bergizi
Menurut dr. Sukamto, kekurangan gizi dapat memperburuk kondisi medis yang sudah ada atau bahkan memicu munculnya penyakit baru. “Lebih mengkhawatirkan lagi, kekurangan gizi dapat memicu berbagai komplikasi kesehatan. Defisiensi nutrisi tertentu bisa memperparah kondisi medis, khususnya yang sudah ada atau memicu munculnya penyakit baru,” ungkapnya.
Dr. Sukamto menegaskan bahwa kekurangan gizi bisa terjadi pada siapa saja, termasuk orang yang terlihat sehat atau bahkan gemuk. “Sayangnya, kekurangan gizi tidak selalu terlihat jelas. Seseorang bisa tampak normal atau bahkan gemuk, tetapi tetap mengalami defisiensi nutrisi tertentu,” ujarnya.
Pernyataan ini disampaikan oleh dr. Sukamto dalam wawancara yang dikutip dari ANTARA pada Kamis (13/2) di Jakarta.
Baca juga: Badan Gizi Nasional dan Upaya Memutus Mata Rantai Stunting di Indonesia
Dampak kekurangan gizi sangat serius karena mempengaruhi seluruh sistem tubuh. Beberapa tanda yang sering muncul terutama pada orang dewasa meliputi kelelahan kronis, penurunan daya tahan tubuh, dan pemulihan yang lambat setelah sakit. “Ini seperti mobil yang diisi bensin yang tidak sesuai. Mungkin masih bisa jalan, tapi performanya tidak optimal serta berisiko rusak dalam jangka panjang,” jelasnya.
Untuk memperbaiki status gizi, dr. Sukamto menyarankan pendekatan menyeluruh, termasuk pola makan seimbang, gaya hidup sehat, serta intervensi medis jika diperlukan. “Perbaikan status gizi membutuhkan pendekatan menyeluruh, seperti pola makan seimbang, gaya hidup sehat, dan intervensi medis jika diperlukan,” tutupnya.