Mengutip dari siaran resmi Kementerian Kesehatan, Rabu (22/1), selain tantangan tersebut, Indonesia menghadapi tiga masalah gizi utama lainnya. Masalah tersebut seperti kurang gizi (undernutrition), kekurangan mikronutrien, dan obesitas.
Sementara stunting pada balita masih menjadi tantangan besar dengan angka 21,5%, diikuti masalah gizi kurang (8,5%), anemia pada remaja (16,3%), serta overweight dan obesitas pada remaja dan dewasa.
Pola makan masyarakat juga menunjukkan tren yang mengkhawatirkan. Konsumsi protein hewani balita hanya 21,6%, sementara konsumsi minuman manis, makanan asin, dan instan cukup tinggi. Bahkan, 65% masyarakat Indonesia cenderung melewatkan sarapan.
Menurut dr. Endang, solusi untuk meningkatkan gizi masyarakat adalah memprioritaskan pola makan bergizi seimbang, termasuk konsumsi sayur, buah, dan protein. Kebiasaan mengurangi makanan tinggi gula, garam, dan lemak juga perlu digalakkan.
Untuk mendukung pemenuhan gizi nasional, Presiden RI telah membentuk Badan Gizi Nasional (BGN). BGN bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan lembaga lainnya untuk mengatasi stunting dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu inisiatif, Program Makan Bergizi Gratis (MBG), menjadi langkah konkret memutus mata rantai stunting.
Baca juga: Kemenkes Bangun Pusat Kanker Pertama Wilayah Sumatera Bagian Utara
Pada peringatan Hari Gizi Nasional 2025 bertema “Pilih Makanan Bergizi untuk Keluarga Sehat,” pemerintah mengajak masyarakat untuk lebih bijak memilih asupan. Contohnya, mengganti minuman berpemanis buatan dengan jus buah tanpa gula dan memilih camilan sehat seperti buah-buahan dibanding gorengan.
Hari Gizi Nasional ke-65 ini menjadi momen penting untuk mendorong perubahan menuju pola makan bergizi seimbang demi Indonesia yang lebih sehat dan berkualitas.
Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube MileniaNews.