News  

AI Disrupsi Dunia Kerja dan Informasi: CfDS dan SAIL Gelar Diskusi Publik Difussion #126

ai diskusi difussion

Milenianews.com, Yogyakarta — Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) kian pesat dan tak terbendung. Mulai dari cara kita mengakses informasi hingga relasi dalam dunia kerja, semuanya tengah mengalami pergeseran mendasar. Di tengah ketidakpastian ini, Center for Digital Society (CfDS) Universitas Gadjah Mada dan Safer Internet Lab (SAIL) menggelar diskusi daring Digital Future Discussion (Difussion) ke-126 bertajuk “AI dan Ekonomi Digital: Ketahanan Informasi & Masa Depan Dunia Kerja” pada Rabu, 6 Agustus 2025 di kanal YouTube Center for Digital Society UGM.

Diskusi ini menghadirkan dua narasumber: Rifqi Rahman, Peneliti SAIL, dan Suci Lestari Yuana, Dosen Hubungan Internasional UGM sekaligus pendiri STAIR Community Indonesia. Keduanya membahas dua isu utama: disrupsi AI dalam ekosistem informasi dan tantangannya terhadap pekerjaan layak di era ekonomi digital.

Baca juga: RUU Penyiaran Bikin Resah Dunia Digital CfDS UGM Angkat Suara

Tantangan Ketahanan Informasi di Era GenAI

Dalam paparannya, Rifqi Rahman mengungkap temuan SAIL mengenai dampak Generative AI (GenAI) di tiga sektor strategis: ekonomi digital, geopolitik, dan demokrasi.

Menurutnya, penggunaan AI dalam penipuan daring telah menggerus kepercayaan publik terhadap internet. Di bidang geopolitik, manipulasi dan intervensi informasi asing (FIMI) kini tak lagi bersifat lokal atau dikendalikan negara, tetapi juga dilakukan oleh aktor non-negara dengan isu global. Sedangkan dalam konteks demokrasi, disinformasi berbasis GenAI seperti deepfake dan manipulasi visual menjadi ancaman serius terhadap integritas pemilu.

“Sekarang, siapa pun bisa mengakses dan memproduksi informasi. Masalahnya bukan di teknologinya, tapi pada bagaimana ia digunakan,” ujar Rifqi dalam rilis pers yang diterima milenianews.com, Jumat (8/8). Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, perusahaan platform, dan masyarakat sipil untuk menciptakan ekosistem informasi yang sehat dan bertanggung jawab.

Pekerja Platform di Tengah Jeratan Algoritma

Sementara itu, Suci Lestari Yuana membahas bagaimana AI memengaruhi dunia kerja, terutama di sektor ekonomi berbasis platform. Berdasarkan hasil penelitiannya bersama International Labor Organization (ILO), ia mengungkap bahwa penggunaan algoritma dalam aplikasi transportasi daring telah menciptakan kondisi kerja yang tidak transparan dan cenderung eksploitatif.

“Banyak mitra pengemudi tidak tahu bagaimana sistem menentukan tarif, penalti, bahkan keputusan pemblokiran akun,” jelasnya. Ia menambahkan bahwa sistem algoritma yang mendorong pekerja untuk terus aktif, tanpa memberi ruang istirahat yang layak, dapat dikategorikan sebagai bentuk kerja paksa.

Suci juga menyinggung pentingnya hak pekerja untuk memutus sambungan (right to disconnect), serta mendorong lahirnya regulasi yang adil dan adaptif. “Inovasi memang perlu, tapi tidak boleh mengorbankan kesejahteraan pekerja,” tegasnya.

Baca juga: Ketika AI Ngobrol Bareng Anak Sekolah! Antara Hype, Harapan, dan Harus Ngerti Dulu

Kolaborasi dan Literasi sebagai Jawaban

Menutup diskusi, kedua narasumber sepakat bahwa tantangan teknologi AI perlu dijawab melalui dua strategi utama:

  1. Regulasi yang kolaboratif dan lintas sektor, serta
  2. Peningkatan literasi digital masyarakat, terutama terkait pemahaman teknologi AI.

Dengan kolaborasi antara pembuat kebijakan, perusahaan teknologi, dan masyarakat sipil, masa depan digital Indonesia diyakini bisa lebih adil, inklusif, dan berkelanjutan.

Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube Milenianews.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *