Mata Akademisi, Milenianews.com – Metode pembelajaran berperan penting dalam menentukan keberhasilan proses belajar, termasuk dalam pembelajaran Al-Qur’an. Metode pembelajaran Al-Qur’an merupakan langkah-langkah yang dilakukan guru dan peserta didik agar mampu membaca, memahami, dan mengamalkan isi Al-Qur’an. Menurut Peter R. Senn yang dikutip oleh Mujamil Qomar, metode merupakan prosedur atau cara mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis.
Metode An-Nahdliyah merupakan salah satu pendekatan pembelajaran membaca Al-Qur’an yang dikembangkan oleh tokoh Nahdlatul Ulama, K.H. Munawwir Kholid. An-Nahdliyah diambil dari nama Nahdlatul Ulama, organisasi sosial keagamaan terbesar di Indonesia. Dari kata Nahdlatul Ulama inilah kemudian dikembangkan metode pembelajaran Al-Qur’an yang diberi nama Metode Cepat Tanggap Belajar Al-Qur’an An-Nahdliyah, yang mulai diterapkan pada akhir tahun 1990.
Baca juga: Mu’tazilah dan Rasionalisme Islam dalam Wacana Teologis Kontemporer
Metode An-Nahdliyah menekankan pada kesesuaian dan keteraturan bacaan dengan menggunakan ketukan. Metode ini dirancang sebagai bentuk respons terhadap kebutuhan pendidikan Al-Qur’an yang sistematis, terstruktur, dan tetap berakar pada tradisi pesantren.
Keunggulan utama Metode An-Nahdliyah terletak pada pembagian materi ajar yang bertahap dan progresif. Peserta didik diarahkan melalui enam jilid pembelajaran yang menyusun kurikulum secara sistematis, dimulai dari pengenalan huruf hijaiyah, makhraj, hingga hukum tajwid tingkat lanjut. Setiap jilid tidak hanya menekankan aspek kognitif, tetapi juga integratif melalui penguatan ibadah seperti doa harian dan niat salat.
Metode An-Nahdliyah mengintegrasikan program PSQ (Program Sorogan Qur’an) sebagai tahapan akhir pembelajaran. PSQ merupakan program yang menekankan praktik secara intensif dengan tujuan meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an secara tartil, termasuk bacaan gharib, tanda waqaf, sistem qira’at seperti tahqiq, hadr, tadwir, dan taghonni. Hal ini menjadikan An-Nahdliyah unggul dalam aspek ketelitian bacaan dan pelestarian hukum tajwid klasik.
Metode An-Nahdliyah mengedepankan pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif). Peserta didik dilibatkan dalam proses demonstrasi, drill (latihan), tanya jawab, dan ceramah. Tujuan pembelajaran, dimaksudkan untuk tidak hanya meningkatkan kemampuan teknis membaca, tetapi juga membangun interaksi emosional dan spiritual antara guru dan murid, yang merupakan kekuatan khas pendidikan pesantren.
Metode An-Nahdliyah juga memiliki beberapa tantangan. Salah satunya adalah kebutuhan akan pendamping (ustaz/ustazah) yang terlatih, karena keberhasilan metode ini sangat bergantung pada ketepatan dalam melafalkan makhraj dan tajwid. Selain itu, penggunaan ketukan dan lagu-lagu tertentu dalam pembelajaran membutuhkan waktu adaptasi, terutama bagi peserta didik yang baru mengenal metode ini.
Secara teori, metode ini bisa dilihat dari beberapa sudut pandang pendidikan. Pertama, metode ini cocok dengan teori konstruktivistik, yaitu teori yang percaya bahwa anak belajar paling baik jika mereka mengalami langsung, bukan sekadar mendengar. Dalam An-Nahdliyah, anak belajar membaca Al-Qur’an bukan hanya melalui buku, tetapi juga dengan melihat kartu huruf, mendengar bacaan guru, menirukan irama, dan mempraktikkannya secara langsung. Ini disebut belajar dengan banyak indera (multisensory learning).
Kedua, metode ini juga menggunakan pendekatan behavioristik, yaitu teori yang menekankan pentingnya latihan yang diulang-ulang (drill). Anak dilatih membaca secara terus-menerus, dan setiap kesalahan langsung diperbaiki oleh guru. Ini seperti teori stimulus-respons: jika salah dikoreksi, jika benar diberi penguatan. Semakin sering dilatih, semakin terbentuk kebiasaan yang benar.
Ketiga, dari sudut pandang pendidikan Islam, metode ini tidak hanya bicara soal kemampuan membaca, tetapi juga soal sikap terhadap Al-Qur’an. Anak diajak mencintai Al-Qur’an, menjaga adab saat belajar, dan membiasakan diri membaca dengan tartil (pelan, jelas, dan benar). Dalam Islam, ini disebut ta’dîb, yaitu pendidikan yang membentuk karakter, akhlak, dan spiritualitas, bukan hanya kemampuan teknis.
Secara kritis, metode ini memang kuat dalam membentuk kedalaman sikap dan kemampuan membaca Al-Qur’an. Namun, tantangannya adalah tidak semua guru siap melatih dengan pendekatan yang sabar dan konsisten, serta tidak semua lembaga memiliki waktu cukup untuk menjalankan seluruh tahapannya dengan baik. Artinya, teori yang bagus saja tidak cukup dibutuhkan dukungan sistem dan guru yang kompeten agar teori ini benar-benar dapat terasa hasilnya dalam praktik.
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa Metode An-Nahdliyah adalah cara belajar membaca Al-Qur’an yang lengkap dan terstruktur. Metode ini bukan hanya mengajarkan membaca, tetapi juga mengajarkan adab, karakter, dan cinta terhadap Al-Qur’an. Metode ini memiliki keunggulan karena pembelajarannya bertahap, menggunakan ketukan, latihan berulang, dan melibatkan banyak indera agar peserta didik lebih cepat memahami. Selain itu, metode ini tetap menjaga tradisi pesantren yang kuat.
Baca juga: Kecerdasan Buatan: Solusi Modern untuk Tantangan Menulis di Dunia Pendidikan
Di sisi lain, keberhasilan Metode ini sangat bergantung pada guru yang sabar, terlatih, dan sistem pembelajaran yang mendukung. Oleh karena itu, agar metode ini dapat memberikan hasil maksimal, perlu ada kerja sama antara guru, lembaga, dan orang tua untuk saling mendukung proses belajarnya.
Besar harapan agar Metode An-Nahdliyah terus dikembangkan dan disebarluaskan ke berbagai lembaga pendidikan Islam di Indonesia. Selain itu, diperlukan pelatihan rutin bagi para guru Al-Qur’an agar mampu menguasai metode ini dengan baik. Dengan demikian, generasi muda Islam tidak hanya fasih membaca Al-Qur’an, tetapi juga mampu memahami, menghayati, dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Penuli: Abdul Rosyid, Dosen, serta Silva Maliza, Tazkiatul Ilhamiah, Mahasiswa Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta
Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube Milenianews.