Milenianews.com, Mata Akademisi– Dalam Nihayatuz Zain, Syaikh Nawawi menuliskan 12 perbuatan yang diutamakan untuk dilakukan pada tanggal 10 Muharram atau Hari Asyura. Berikut ini akan diulas lima saja yang berdimensi sosial. Yang pertama sedekah. Sedekah ada dua: sedekah wajib namanya zakat dan sedekah sunnah sering disebut dengan sedekah itu sendiri.
Menariknya, sedekah yang berdimensi sosiologis, efek positifnya berpengaruh pada dimensi lain, yakni pada kehidupan eskatologis. Tentang hal ini ada sabda Nabi yang berbunyi, “Wahai Aisyah, halangilah dirimu dari neraka meskipun dengan sebiji kurma, karena hal itu bisa menutupi orang lapar dari kelaparan).” (HR Thabrani).
Kedua, menambah uang belanja untuk keluarga. Tujuannya agar seisi keluarga bahagia. Tentang hal ini Nabi memberi informasi, “Sungguh tidaklah kamu menginfakkan nafkah (harta) dengan tujuan mengharapkan (melihat) wajah Allah (pada hari kiamat nanti) kecuali kamu akan mendapatkan ganjaran pahala (yang besar), kendati makanan yang kamu berikan kepada istrimu.” (HR. Bukhari).
Tak hanya itu, memberi uang belanja, pahalanya lebih besar ketimbang membebaskan budak. Nabi bersabda, “Satu dinar yang kamu keluarkan di jalan Allah, lalu satu dinar yang kamu keluarkan untuk memerdekakan seorang budak, lalu satu dinar yang kamu keluarkan untuk satu orang miskin, dibandingkan dengan satu dinar yang kamu nafkahkan untuk keluargamu maka pahalanya lebih besar (dari amalan kebaikan yang disebutkan).” (HR. Muslim).
Ketiga, silaturahim kepada ulama. Dalam Tanqihul Qaul, Syaikh Nawawi mengutip hadits Nabi yang berbunyi, “Orang yang mengunjungi orang alim, maka sungguh dia telah mengunjungi aku. Sementara orang yang mengunjungi aku, maka pasti dia mendapat syafa’atku.”
Dalam Lubabul Hadits, Imam Jalaluddin al-Suyuthi juga mengutip hadits Nabi, “Orang yang duduk bersama orang alim, maka seolah dia duduk bersamaku di dunia.”
Keempat, menjenguk orang sakit. Dalam sebuah hadits Qudsi Nabi bersabda, sesungguhnya Allah berfirman, “Hai manusia, Aku sakit tetapi kamu tidak menjenguk-Ku”. Kemudian manusia merespons, “Ya Rabb, bagaimana aku menjenguk-Mu, sedangkan Engkau adalah Tuhan Semesta Alam?” Allah menjawab, “Apakah engkau tidak mengetahui, sesungguhnya ada hamba-Ku si fulan sedang sakit tetapi engkau tidak menjenguknya, tidakkah engkau tahu sesungguhnya ketika engkau menjenguknya Aku pun berada di sisinya?” (HR. Muslim).
Kelima, mengusap kepala anak yatim. Maksudnya adalah menyantuninya. Nabi memberi informasi, “Orang yang mengusap kepala anak yatim semata-mata karena Allah, maka setiap rambut yang dia usap memperoleh satu kebaikan.” (HR. Ahmad).
Tak hanya itu, Nabi menunjukkan hikmah mengusap kepala anak yatim. Bersumber dari Abu Hurairah, sesungguhnya seseorang melaporkan kekerasan hatinya kepada Nabi. Lalu Nabi berpesan, “Usaplah kepala anak yatim dan berilah makanan orang miskin” (HR. Ahmad).
Demikian lima amalan yang berdimensi sosial yang dianjurkan untuk dilakukan pada bulan Muharram, khususnya pada Hari Asyura.
Penulis: Dr. KH. Syamsul Yakin MA., Pengasuh Pondok Pesantren Darul Akhyar Parung Bingung Kota Depok