Milenianews.com, Mata Akademisi – Dalam kehidupan manusia, aksiologi itu menjadi dasar penting seseorang untuk menentukan pilihan dan membedakan keputusan mana yang bernilai dan tidak nya keputusan, aksiologi juga cabang filsafat yang membahas tentang nilai-nilai apa yang dianggap baik, penting, dan layak untuk dijadikan pedoman dalam hidup. Nilai-nilai inilah yang kemudian membentuk cara seseorang mengambil keputusan, menentukan tujuan, sampai memaknai hidup. Maka seseorang sebelum mengambil keputusan, ia sudah memikir kan apakah keputusan nya itu bernilai atau tidak nya. Salah satu faktor seseorang untuk mengambil keputusannya di pengaruhi oleh nilai-nilai yang ia pegang minsalnya, nilai kelurga, agama, budaya, Pendidikan dan pengalaman hidup, lingkungan sosial nya, serta kemandirian kebebasan dalam ekspresi diri. Jika seseorang tidak memiliki nilai-nilai dalam keputusannya, itu akan bisa mengakibat kan orang tersebut mengambil keputusan dengan mengikuti orang lain atau paksaan dari orang lain. Diera sekarang, terutama pada generasi z, pembahasan tentang aksiologi menjadi semakin relevan karena kehidupan modern menawarkan banyak pilihan, banyak tekanan, dan banyak perubahan cepat yang memengaruhi cara seseorang memandang nilai hidup.
Baca juga: Filsafat Ilmu Dan Tantangan Masyarakat Digital
Pada Generasi sekarang gen z hidup di lingkungan yang serba cepat, digital, dan penuh tantangan. Media sosial, teknologi, budaya populer, bahkan standar hidup yang terus berubah memengaruhi cara mereka menentukan pilihan. Di sinilah aksiologi bekerja sebagai “kompas batin” yang membantu seseorang menilai mana yang benar-benar penting dan mana yang hanya sebuah tren. Dalam konteks gen z, nilai-nilai yang memengaruhi pilihan hidup sangat beragam. Banyak dari mereka yang menilai kebebasan, ekspresi diri, dan kemandirian sebagai hal yang penting. Ini terlihat dari keputusan mereka dalam memilih jurusan kuliah, pekerjaan, hingga gaya hidup. Banyak yang memilih bidang kreatif, usaha sendiri, atau pekerjaan fleksibel karena mereka menilai bahwa kebebasan waktu dan ruang merupakan nilai utama yang ingin mereka capai.
Namun, pengaruh lingkungan digital juga membuat nilai-nilai baru muncul. Contohnya, adalah ketika seseorangan ingin memilih jurusan di perkuliahanya, keputusan itu tidak akan muncul begitu saja, akan tetapi di pengaruhi oleh nilai-nilai baru seperti pengakuan sosial atau standar sukses versi internet hal ini membuat sebagian gen z memilih jurusan bukan dari minat bakat nya, akan tetapi ia memilih karena ikut-ikutan orang lain, yang mana itu semua karena ingin mengikuti standar sukses versi internet. Hal ini bisa memengaruhi pilihan mereka, misalnya memilih jurusan karena terlihat “keren”, mengikuti tren gaya hidup, atau merasa harus cepat sukses sebelum usia tertentu. Di sinilah pentingnya memahami aksiologi agar seseorang tidak sekedar ikut arus, tetapi sadar tentang nilai apa yang benar-benar diyakini.
Di sisi lain, paparan digital juga membawa tantangan tersendiri. Nilai sosial yang berkembang di media sosial kadang membuat standar hidup menjadi tidak realistis. Misalnya standar kecantikan, standar kesuksesan, dan standar kebahagiaan yang digambarkan terlalu sempurna. Banyak gen z yang akhirnya merasa harus mengikuti tren atau merasa kurang percaya diri jika kehidupannya tidak terlihat “sebagus” orang lain. Hal inilah yang membuat aksiologi menjadi penting, karena nilai-nilai pribadi yang kuat bisa mencegah seseorang terombang-ambing oleh tuntutan dunia digital. Dengan memahami nilai sejati yang diyakini, seseorang bisa mengambil keputusan berdasarkan kesadaran diri, bukan tekanan sosial.
Di lingkungan sekarang aksiologi juga membantu generasi z membentuk pilihan hidup yang lebih sehat dan bermakna, nilai tentang kesehatan mental juga menjadi perhatian besar bagi gen z. Banyak dari mereka yang mulai memahami bahwa kehidupan yang baik tidak hanya diukur dari prestasi, tetapi juga dari ketenangan pikiran. Nilai seperti self-love, healing, dan perhatian penuh menjadi bagian dari gaya hidup mereka. Mereka mulai berani menentukan batasan, menolak hal-hal yang tidak sehat, dan mencari ruang untuk memulihkan diri. Ini adalah contoh nyata bagaimana nilai memengaruhi pilihan hidup sehari-hari.
Dalam hal pendidikan dan karier, aksiologi juga berperan sangat kuat, generasi z lebih selektif dalam memilih jurusan atau pekerjaan. Banyak dari mereka yang tidak hanya mengejar jurusan yang dianggap populer atau menjanjikan secara finansial, tetapi juga mempertimbangkan apakah jurusan itu sesuai dengan minat dan nilai yang mereka pegang. Mereka ingin memiliki pekerjaan yang tidak hanya memberi penghasilan, tetapi juga memberikan makna. Di era sekarang, banyak gen z yang memilih bekerja di bidang sosial, lingkungan, pendidikan, atau teknologi karena mereka percaya bahwa pekerjaan tersebut memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Selain nilai pribadi, nilai moral dan spiritual juga tetap penting. Meski hidup di tengah modernisasi, banyak gen z yang kembali mencari makna hidup melalui agama, etika, atau tradisi keluarga. Mereka menyadari bahwa hidup tanpa nilai moral bisa membuat seseorang mudah tersesat dalam godaan zaman. Nilai-nilai seperti tanggung jawab, kejujuran, rasa syukur, dan kepedulian kepada orang lain menjadi pegangan saat mereka menghadapi tekanan hidup. Nilai spiritual juga membantu mereka menghadapi stres, kegagalan, dan ketidakpastian hidup dengan lebih tenang.
Aksiologi juga membantu generasi z membangun kesadaran tentang dampak sosial dari pilihan mereka. Misalnya, banyak dari mereka yang mulai peduli pada isu lingkungan, perubahan iklim, gaya hidup berkelanjutan, dan keadilan sosial. Ini menunjukkan bahwa nilai mereka tidak hanya berfokus pada diri sendiri, tetapi juga pada kontribusi terhadap dunia. Mereka mulai mempertimbangkan apakah pilihan hidup mereka merugikan orang lain atau tidak, dan apakah pilihan mereka dapat memberi manfaat atau tidak bagi masyarakat. Oleh sebab itu, aksiologi juga memberikan kesempatan bagi setiap individu, khususnya generasi z, untuk membangun hidup yang tidak hanya terhubung dengan dunia luar, tetapi juga selaras dengan dunia dalam diri mereka sendiri. Ketika seseorang mampu menyatukan nilai personal dengan tuntutan realitas, ia akan lebih mantap menghadapi tantangan dan perubahan zaman. Ia tidak akan mudah goyah ketika menghadapi tekanan sosial, kegagalan, atau perbandingan yang tidak sehat. Sebaliknya, ia akan menjadi pribadi yang lebih matang, bijaksana, dan mampu memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitarnya.
Baca juga: Viral Tumbler Tuku Hilang: Aksiologi Dan Etika Menghargai Pekerja Layanan Publik
Pada akhirnya, aksiologi memberikan pemahaman bahwa tidak ada pilihan hidup yang berdiri sendiri. Setiap keputusan seseorang selalu terkait dengan nilai yang ia yakini. Dalam lingkungan sekarang yang penuh informasi dan tekanan, generasi z sangat membutuhkan pemahaman nilai yang kuat agar mereka tidak hanya mengikuti arus. Ketika seseorang memahami nilai dirinya, ia bisa menentukan arah hidup dengan lebih mantap, memilih tujuan yang sesuai, dan menjalani hidup yang lebih bermakna. Dengan memahami aksiologi, generasi z dapat membangun kesadaran diri yang lebih dalam. Mereka bisa memahami apa yang mereka inginkan, apa yang penting, dan apa yang ingin mereka capai dalam hidup. Dengan nilai yang jelas, mereka mampu membuat pilihan yang matang, sadar, dan tidak mudah goyah. Aksiologi bukan hanya teori filsafat, tetapi panduan praktis untuk menjalani hidup yang lebih terarah dan sesuai dengan jati diri, terutama di era yang penuh tantangan seperti sekarang. Dan memahami aksiologi membantu kita menyadari bahwa kehidupan tidak hanya tentang mengikuti apa yang sedang tren, tetapi tentang memahami siapa kita sebenarnya dan nilai apa yang ingin kita jadikan dasar hidup. Generasi z perlu melihat bahwa nilai bukan hal kuno atau ketinggalan zaman, tetapi justru menjadi fondasi utama agar mereka bisa bertahan, berkembang, dan menciptakan kehidupan yang lebih bermakna di era modern ini. Dengan nilai yang kuat dan pemikiran yang jernih, mereka dapat melangkah lebih percaya diri, menentukan masa depan dengan matang, serta memberi arti bagi setiap pilihan yang mereka buat.
Penulis: Keyla Maulidia Arianda, Mahasiswa Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta.
Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube Milenianews.













