Milenianews.com, Mata Akademisi — Di era digital saat ini, smartphone telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan mahasiswa. Perangkat ini tidak hanya digunakan sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai sarana belajar, hiburan, hingga penunjang aktivitas sehari-hari. Namun, di balik kemudahan tersebut, ketergantungan terhadap smartphone kerap mengganggu pola tidur yang sehat. Banyak mahasiswa yang belum mampu mengontrol waktu penggunaan smartphone, terutama pada malam hari. Kondisi ini penting untuk dibahas karena berdampak langsung pada kesehatan fisik, konsentrasi, dan produktivitas akademik mahasiswa.
Kemajuan teknologi menghadirkan berbagai aplikasi yang mempermudah aktivitas manusia. Mulai dari pembayaran melalui QRIS, belanja daring, pemesanan tiket bioskop, hingga pembuatan paspor yang kini dapat dilakukan secara online. Dalam kehidupan mahasiswa, aplikasi digital juga membantu mobilitas sehari-hari. Ketika kendaraan mengalami kerusakan, layanan ojek online menjadi solusi praktis. Begitu pula saat ingin mencoba makanan yang sedang viral namun lokasinya jauh, aplikasi pemesanan makanan menjadi alternatif yang mudah.
Penggunaan smartphone menjadi sangat bermanfaat apabila dimanfaatkan secara bijak. Namun, realitas menunjukkan bahwa mahasiswa saat ini rentan mengalami ketergantungan terhadap perangkat tersebut. Smartphone tidak lagi sekadar alat bantu, melainkan menjadi bagian dari rutinitas yang sulit dilepaskan.
Ketergantungan Smartphone di Kalangan Mahasiswa
Fenomena ketergantungan smartphone di kalangan mahasiswa telah dibahas dalam berbagai penelitian. Salah satunya adalah jurnal Dampak Penggunaan Smartphone di Kalangan Mahasiswa karya Yohannes Marryono Jamun dan Zephisius Rudiyanto Eso Ntelok. Penelitian yang melibatkan mahasiswa UNIKA Santu Paulus Ruteng dan dosen sebagai informan tambahan ini menunjukkan adanya kecenderungan kecanduan smartphone.
Mahasiswa hampir tidak pernah terlepas dari smartphone, baik di dalam maupun di luar lingkungan kampus. Intensitas dan frekuensi penggunaan terus meningkat, bahkan dapat mencapai lebih dari lima jam per hari. Smartphone memengaruhi hampir seluruh aktivitas mahasiswa, sehingga banyak kegiatan akademik maupun nonakademik bergantung pada perangkat ini. Ketika harus melepaskan smartphone, mahasiswa kerap merasa tidak nyaman dan muncul perasaan ada yang kurang, menandakan adanya ketergantungan terhadap fitur-fitur digital.
Penggunaan Smartphone dan Gangguan Pola Tidur
Mahasiswa disebut rentan mengalami ketergantungan smartphone karena beberapa faktor. Akses internet yang selalu tersedia membuat batas antara waktu belajar, hiburan, dan istirahat menjadi kabur. Mahasiswa dapat dengan mudah menonton video, bermain gim, atau berselancar di media sosial kapan saja, termasuk pada malam hari. Tanpa kontrol diri yang kuat, penggunaan smartphone cenderung berlebihan dan berdampak langsung pada pola tidur.
Menurut Global Council on Brain Health (GCBH), waktu tidur ideal bagi orang dewasa, termasuk mahasiswa, adalah sekitar 7–8 jam per malam dengan jadwal tidur yang teratur. Tidur yang cukup berperan penting dalam menjaga fungsi kognitif, konsentrasi, daya ingat, serta kesehatan mental. Namun, kebiasaan tidur larut malam akibat tuntutan akademik dan penggunaan smartphone menyebabkan kualitas tidur mahasiswa menurun.
Akibatnya, mahasiswa sering bangun dalam kondisi tidak segar, sulit fokus saat perkuliahan, dan mengalami penurunan produktivitas. Kondisi ini menunjukkan adanya kesenjangan antara rekomendasi para ahli dan pola hidup mahasiswa saat ini. Penggunaan smartphone yang berlebihan terbukti mengganggu aktivitas sehari-hari, termasuk waktu dan kualitas tidur.
Baca juga: Qirā’at QS. Al-Ahzab: 33 dan Ruang Karir Perempuan dalam Perspektif Matan Syatibi
Dampak Jangka Panjang Kurang Tidur
Apabila kondisi ini dibiarkan secara terus-menerus, dampak jangka panjang dapat muncul, baik secara fisik maupun psikologis. Kurang tidur akibat kebiasaan begadang membuat tubuh sulit beradaptasi dengan aktivitas akademik yang menuntut konsentrasi tinggi di pagi hari. Mahasiswa menjadi lebih mudah lelah, emosional, dan cenderung menunda pekerjaan.
Tanpa disadari, penggunaan smartphone sebelum tidur membuat waktu istirahat semakin mundur. Aktivitas digital yang merangsang otak menyebabkan tubuh sulit memasuki fase tidur yang berkualitas. Ketika bangun di pagi hari, mata terasa berat dan kepala pusing, sehingga aktivitas pagi tidak berjalan optimal. Jika pola ini terus berulang, keseimbangan hidup akan terganggu dan ketergantungan terhadap smartphone semakin menguat.
Kesadaran Diri dan Upaya Mengatasi Ketergantungan
Dari kondisi tersebut, disadari bahwa penggunaan smartphone sebelum tidur bukanlah hal sepele. Kebiasaan yang awalnya terasa biasa ternyata berdampak besar terhadap kualitas istirahat. Kesadaran diri menjadi langkah awal untuk melakukan perubahan.
Upaya sederhana dapat dimulai dengan membatasi penggunaan smartphone sebelum tidur, misalnya 15 menit sebelumnya. Waktu tersebut dapat dialihkan pada aktivitas lain seperti membaca buku atau berdzikir sebelum tidur. Dengan demikian, otak dapat beristirahat dan tubuh menjadi lebih segar saat bangun di pagi hari. Perubahan kecil ini menumbuhkan kesadaran bahwa smartphone tidak harus dijauhi sepenuhnya, tetapi digunakan secara lebih bijak.
Pada akhirnya, smartphone hanyalah alat, bukan pengendali hidup. Ketika mahasiswa mampu mengatur penggunaannya, maka pola tidur, kesehatan, dan kualitas diri dapat kembali seimbang. Esai ini menjadi pengingat bahwa perubahan kecil, seperti membatasi penggunaan smartphone sebelum tidur, dapat membawa dampak besar bagi kehidupan mahasiswa sehari-hari.
Penulis: Afdhilla Putri Aryaningrum, Mahasiswa Insitut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta
Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube MileniaNews.







