Milenianews.com, Mata Akademisi – Islamisasi ilmu pengetahuan merupakan gagasan besar dalam dunia pemikiran Islam modern yang bertujuan mengintegrasikan nilai-nilai Islam dengan perkembangan ilmu pengetahuan kontemporer. Konsep ini muncul sebagai respons terhadap dominasi paradigma Barat dalam ilmu pengetahuan, yang sering bersifat sekuler dan memisahkan dimensi spiritual dari rasionalitas. Bagi umat Islam, ilmu tidak hanya dipandang sebagai hasil karya ilmuwan, tetapi juga sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Islamisasi ilmu yang digagas para pemikir Muslim modern berawal dari penekanan Al-Qur’an dan hadis yang menempatkan menuntut ilmu sebagai ibadah. Ismail Raji al-Faruqi memahami Islamisasi pengetahuan sebagai upaya menginfuskan etika Islam ke seluruh cabang ilmu, sedangkan Syed Muhammad Naquib al-Attas memandangnya sebagai proses pemurnian ilmu dari unsur-unsur yang bertentangan dengan tauhid.
Baca juga: Islamisasi Ilmu Pengetahuan dan Etika Kloning: Perspektif Islam dalam Menghadapi Bioteknologi Modern
Landasan utama dari proses ini adalah prinsip tauhid, yang menjadi pusat epistemologi Islam sehingga semua ilmu bermuara pada keesaan Tuhan. Pemikiran Islam menjembatani wahyu dan akal, di mana akal digunakan untuk menalar fenomena duniawi sambil tetap berpedoman pada wahyu. Pada akhirnya, seluruh pencarian dan pengembangan ilmu bertujuan mencapai kemaslahatan universal bagi manusia dan alam semesta.
Tantangan Islamisasi Ilmu
Upaya mengislamkan ilmu pengetahuan menghadapi beberapa kendala besar. Pertama, ilmu modern saat ini masih didominasi pemikiran sekuler yang memisahkan agama dari sains. Kedua, sangat sedikit ilmuwan yang menguasai ilmu modern sekaligus mendalam ilmu agamanya. Ketiga, lembaga penelitian yang serius menggabungkan sains dan nilai Islam masih jarang. Selain itu, perbedaan cara pandang di antara pemikir Muslim membuat implementasi praktis menjadi sulit disatukan.
Meski penuh tantangan, upaya ini telah dilakukan melalui langkah nyata. Banyak universitas Islam mengembangkan kurikulum yang menyatukan ilmu modern dengan etika Islam, seperti dalam ekonomi syariah dan pendekatan spiritual dalam kedokteran. Hasil penelitian terkait integrasi ini juga semakin banyak diterbitkan dalam jurnal ilmiah, sementara lembaga seperti IIIT (International Institute of Islamic Thought) aktif mendorong riset untuk tujuan ini. Digitalisasi pun mempermudah akses ke literatur Islam klasik, membuka peluang baru bagi pengembangan ilmu dari perspektif Islam.
Islamisasi ilmu adalah upaya membangun peradaban Islam yang maju dan relevan dengan masa kini. Berbagai rintangan sudah dihadapi, namun langkah-langkah nyata yang diambil menunjukkan bahwa proses ini bergerak dari teori menuju praktik di berbagai bidang keilmuan. Dengan demikian, penyatuan sains modern dan nilai-nilai Islam terus berkembang, diharapkan memberi manfaat luas bagi kehidupan manusia dan peradaban dunia.
Kolaborasi, Literasi, dan Teknologi
Ke depan, Islamisasi ilmu memerlukan kolaborasi sinergis antara ilmuwan, lembaga pendidikan, dan pemerintah untuk membangun infrastruktur keilmuan yang integratif dan kokoh. Melalui kerja sama ini, ilmu pengetahuan dapat diarahkan untuk tidak sekadar mencapai kemajuan material, tetapi juga menjadi sarana meraih keberkahan dan kemaslahatan universal.
Penguatan literasi tentang konsep Islamisasi ilmu di kalangan mahasiswa juga penting. Banyak mahasiswa hanya mengenal istilah ini secara sekilas tanpa memahami landasan filosofis dan historisnya. Padahal, generasi muda nantinya akan menjadi motor penggerak perkembangan ilmu dalam masyarakat. Dengan pemahaman yang lebih baik, mahasiswa bisa menghasilkan kajian inovatif yang relevan dengan kebutuhan zaman, namun tetap selaras dengan nilai-nilai Islam.
Perkembangan teknologi membuka peluang besar bagi Islamisasi ilmu. Penggunaan artificial intelligence, big data, dan teknologi digital dapat dimanfaatkan untuk mengkaji literatur klasik, mempercepat penelitian, atau mengembangkan media pembelajaran berbasis nilai Islam. Tantangannya adalah memastikan teknologi digunakan secara etis sesuai prinsip-prinsip syariah.
Baca juga: Klasifikasi Ilmu Sekuler dan Islamisasi Ilmu dalam Pendidikan Indonesia
Implementasi di Berbagai Bidang
Dalam bidang sosial dan humaniora, Islamisasi ilmu dapat diterapkan melalui analisis masalah sosial dari perspektif maqasid syariah. Isu seperti kemiskinan, pendidikan, kesehatan, dan lingkungan dapat ditangani dengan pendekatan yang menekankan keadilan, kemaslahatan, dan keberlanjutan. Dengan begitu, ilmu tidak hanya menjadi teori di ruang kuliah, tetapi benar-benar hadir untuk menyelesaikan masalah nyata masyarakat.
Di bidang sains dan teknologi, Islamisasi ilmu tidak berarti menolak teori-teori modern, melainkan memberi landasan etika yang kuat dalam penggunaannya. Contohnya, dalam bioteknologi dan kedokteran, prinsip menjaga kehidupan (hifz an-nafs) menjadi panduan utama. Hal ini mendorong pengembangan teknologi medis yang tidak hanya efektif, tetapi juga etis dan sesuai ajaran Islam. Pendekatan seperti ini menjadikan sains lebih manusiawi dan bermoral.
Penulis: Syifa Syarifatul Muzayyanah, Mahasiswa Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta
Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube MileniaNews.












