Gebrakan Pemikiran Harun Nasution: Masihkah Relavan di Tengah Arus Zaman Kini?

Harun Nasution

Mata Akademisi, Milenianews.com – Sebuah pemikiran yang muncul dari Harun Nasution mengenai pembaharuan dalam Islam tradisionalis menjadi Islam rasionalis. Harun Nasution berpendapat bahwa Islam Tradisional itu berawal dari sebuah pemikiran yang di mana akal dianggap memiliki sebuah posisi yang cukup rendah. Selanjutnya, jika ada sebuah kelompok orang mendukung adanya kebebasan dalam pemikiran maka ia akan disebut rasional. Namun sebenarnya di dalam Islam sendiri, menggunakan akal itu tidak diberi kebebasan secara penuh, namun juga tidak di ikat secara ketat sampai menghambat sebuah pemikiran. Asal masih sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadis. Harun Nasution berpendapat bahwa hakikat manusia dalam perspektif Islam mempunyai dua unsur, yaitu materi berupa tubuh yang mempunyai hayyat dan unsur non-materi yaitu ruh yang mempunyai dua daya yaitu daya rasa di dada dan daya pikir di kepala. Hal inilah yang menjadi landasannya dalam menyeimbangkan pemikiran klasik yang tekstual dengan pemikiran kontemporer yang kontekstual.

Menurut Harun, pembaharuan dalam Islam baru terjadi pada abad modern yaitu dimulai pada abad ke-18 M, dan pada masa itu dunia Timur yang banyak Islam didominasi Barat. Berbarengan dengan bidang politik dan ekonomi, umat Islam juga harus menerima pengaruh kebudayaan Barat yang disuguhkan kepada mereka. Karena kebudayaan umat Islam pada umumnya masih mengalami degradasi, wajar saja jika kebudayaan Barat lebih dominan dan banyak menguasai mereka di segala sektor kehidupan. Dengan adanya persinggungan dengan kebudayaan Barat itulah, memotivasi tokoh Islam tergerak melakukan reformasi terhadap ajaran agama mereka. Mulanya dalam soal sosial, ekonomi, politik dan pertahanan tetapi kemudian merebak ke bidang agama, begitulah yang terjadi di Mesir, Turki dan India. Sedangkan di Indonesia, pembaharuan terjadi setelah pengaruh dari negeri-negeri tersebut memasuki wilayah Nusantara di abad modern.

Baca juga: Free Will Harun Nasution: Suara Nurani di Tengah Polemik Revisi RUU TNI

Rasionalitas Harun Nasution relevan di era hoax

Dengan munculnya pemikiran Harun Nasution ini, diharapkan masyarakat dapat lebih kritis dan seimbang dalam membedakan antara akal dan wahyu. Sebab, di era hoax dan informasi palsu seperti yang ada pada zaman ini, perlu ditambahkan kebijaksanaan dalam menyaring informasi. Selanjutnya, ada juga tantangan dari kelompok yang terlalu tekstual, dan generasi muda yang mungkin kurang peduli agama jika mereka hanya mengandalkan logika semata. Karena itu, pemikiran Nasution tetap berguna sebagai dasar, tapi perlu disempurnakan dengan menggabungkan akal, teks agama, dan nilai spiritual, sekaligus menanggapi isu-isu baru seperti AI dan lingkungan. Dengan begitu, pemikirannya tetap bisa dipakai dan bermanfaat di zaman sekarang.

Pendapat Harun bahwa terjadinya pembaharuan dalam Islam karena dipicu persinggungan dengan Barat, memang suatu kenyataan sejarah. Karena itulah ada yang mengatakan bahwa Harun Nasution seorang Westernis yang pro-Barat, sehingga sering dianggap sebagai agen orientalis. Sebenarnya Harun adalah seorang muslim yang menginginkan kemajuan bagi Islam dan kaum muslimin, sehingga sah dan wajar apabila bisa mengambil pendapat dari mana saja, termasuk dari barat apabila dipandang boleh dan tidak melanggar aturan Islam.

Dibalik relevansi pemikiran Harun Nasution saat ini, tentu tak luput dari tantangan dalam penerapannya. Salah satu contohnya ada pada pembahasan tentang kesetaraan gender terkait peran perempuan dalam memimpin. Banyak diantara kaum lelaki, salah satunya adalah Abbas Al-Aqqad yang dengan pendapatnya menentang keras kaum perempuan menjadi pemimpin. Ia menuturkan bahwa wilayah kepemimpinan perempuan adalah wilayah rumah tangga, sementara kepemimpinan laki-laki seluas perjalanan hidup. Pemikiran seperti inilah yang kemudian memancing Harun Nasution untuk mengedepankan kesetaraan antara kaum lelaki dan perempuan. Harun Nasution memang tidak secara langsung memperjuangkan kepemimpinan perempuan, tetapi metode penafsirannya yang rasional dan kontekstual membuka pintu bagi kesetaraan gender, termasuk dalam kepemimpinan. Gagasannya menjadi landasan bagi gerakan feminis Muslim di Indonesia untuk memperjuangkan hak politik perempuan.

Baca juga: Pemikiran Mu’tazilah Tentang Amar Ma’ruf Nahi Munkar: Kuasa Negara vs Kesadaran Rakyat

Tantangan pemikiran Harun di dunia pesantren

Tantangan lainnya yang banyak terjadi di masyarakat saat ini adalah pemikiran Harun Nasution yang sangat rasional, sulit untuk masuk ke zona pesantren yang masih menganut paham tradisional yang sangat kental. Oleh sebab itu, pemikiran beliau belum banyak digunakan di kalangan pesantren tradisional karena sering dianggap radikal dan tidak sesuai dengan ajaran Islam. Namun dari adanya tantangan yang terjadi saat ini, pemikiran Harun Nasution akan selalu relevan karena memang sudah diprogram dan dipersiapkan untuk menjawab tantangan zaman. Salah satu programnya adalah mengubah kurikulum yang ada di UIN Jakarta dengan memasukkan mata kuliah filsafat, teologi islam, dan ilmu kalam

Dengan demikian, pemikiran Harun Nasution mengenai Islam rasional dan Islam tradisional bertujuan agar umat Islam dapat lebih berpikir kritis dan seimbang dalam membedakan antara akal dan wahyu. Sebab pemikirannya masih sangat relevan sebagai fondasi untuk digunakan sebagai dasar, tetapi perlu adaptasi. Perlu juga untuk disempurnakan dengan menggabungkan akal, teks agama, dan nilai spiritual, sekaligus untuk menanggapi isu-isu baru, seperti Artificial Intelligence (AI) dan lingkungan. Dengan begitu, pemikirannya tetap bisa dipakai dan bermanfaat di zaman kini. Selanjutnya, ide pembaharuan yang dilontarkan ini, bukan mengajak umat Islam supaya menjadi pengikut radikalisme, tetapi beliau mengharapkan agar umat Islam bersikap rasional dalam kehidupannya, karena agama Islam sangat menghargai akal (rasio).

Penulis: Fitriyani Lathifah, Dosen serta Izzayyi, Siti Nur Kamila, Yaumi Nurul Khamisa, Mahasiswa Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta

Tonton podcast Milenianews yang menghadirkan bintang tamu beragam dari Sobat Milenia dengan cerita yang menghibur, inspiratif serta gaul hanya di youtube Milenianews.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *