Belanja Online atau Belanja Plastik?

Belanja Online atau Belanja Plastik?

Di tahun 2019, lebih tepatnya sebelum Pandemi Covid-19, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyatakan bahwa terdapat 29,14 juta ton sampah plastik yang diproduksi di Indonesia. Dan pada tahun 2020, terdapat 32,82 juta ton sampah plastik.

Data berikut membuktikan pernyataan lain dari KLHK mengenai kebiasaan baru online shopping warga Indonesia.

Baca Juga : Perkembangan IPTEK Membangun Generasi Z Berkarya

Plastik apa saja yang biasa kita temukan saat menerima paket?

● Kantong plastik
● Plastik Gelembung/Bubble wrap
● Plastik kemasan
● Plester/Tape

Plastik-plastik yang disebutkan diatas seringkali dianggap tidak berguna dan hanya dianggap sebagai pembungkus.

Saat ini masih sedikit orang yang memakai ulang, mendaur ulang, mengolah atau
menyalurkan limbah plastiknya ke organisasi daur ulang. Plastik yang sebelumnya
merupakan komponen penting dalam pengiriman, kini menjadi limbah plastik rumah tangga.

Kabar baiknya, pada artikel ini akan mengupas tuntas permasalahan ini dan akan memberikan beberapa langkah yang dapat kamu lakukan demi mengurangi limbah plastik hasil check-out online shopping.

Langkah pertama yang dapat dilakukan adalah dengan mengumpulkan sampah plastik seperti bubble wrap, plester, bungkus dan kantong plastik dalam satu botol bekas.

Dengan demikian, kamu sudah menghentikan sirkulasi sampah plastik untuk langsung terbuang dan menjadi limbah di tempat pembuangan akhir. Plastik yang sudah terkumpul dalam satu wadah disebut sebagai EcoBrick.

Setelah terkumpul, EcoBrick dapat disalurkan kepada organisasi pengolah sampah plastik yang tersedia.

Kini sudah banyak organisasi yang menerima bahkan ingin membeli sampah plastik. Cukup dengan mengetik “pusat daur ulang terdekat” di halaman pencarian google, maka akan banyak organisasi-organisasi lingkungan yang siap menerima limbah plastik kamu.

Beberapa organisasi pengolahan sampah plastik juga menawarkan layanan jemput
sampah secara gratis. Sehingga tidak perlu repot untuk mengantarkan sampah yang sudah kamu kumpulkan. Bahkan, kamu bisa mendapat bayaran yang tentunya akan disesuaikan dengan kuantitas sampah plastik yang telah dikumpulkan.

Memang, semuanya semakin mudah dan tentunya menguntungkan, jika kita bisa memesan barang secara online. Tentunya memesan layanan jemput plastik bukan merupakan sebuah kesulitan.

Tidak hanya organisasi daur ulang sampah, badan usaha transportasi online seperti Grab dan Gojek juga sudah menyediakan layanan jemput sampah secara gratis, dari rumah menuju pusat daur ulang.

Baca Juga : Langkah Baru Indonesia Daur Ulang Botol Plastik, Bisa Dapet Duit

Dengan demikian, alangkah baiknya jika kita menerapkan konsep Reverse Logistic” dalam kehidupan sehari-hari kita. Apa itu Reverse Logistic? Reverse logistic merupakan kegiatan dimana kita sebagai pembeli juga kembali menyalurkan atau menjual limbah plastik dari apa yang sudah kita beli.

Reverse Logistic tentunya dapat menghasilkan uang, walau jumlahnya tidak besar. Tetapi aksi ini akan mengurangi peredaran limbah plastik yang tidak terkoordinir dan pastinya memberi kehidupan baru kepada limbah plastik yang kita hasilkan.

Sampah plastik semakin merajalela dan tidak terkondisikan! Mari bersama-sama selamatkan bumi kita dengan aksi kecil yang bisa dilakukan dari kenyamanan rumah kita masing-masing.

Penulis : Elijah Maleachi Mahasiswa Ilmu Komunikasi, London School of Public Relations Jurusan PRDC (Public Relation & Digital Communication)

Jangan sampai ketinggalan info terkini bagi generasi milenial, segera subscribe channel telegram milenianews di t.me/milenianewscom.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *